"...Kok pintu unit gue kebuka?" Tanya Riona pada dirinya sendiri dengan suara berbisik, terpaku didepan pintu unitnya yang terbuka diganjal dengan sneakersnya. Ada suara aneh dari dalam sana, seperti suara besi dan kayu diketuk-ketuk serta suara alat elektronik yang Riona sendiri tak yakin suara apa. Lampu apartemennya mati semua tapi ada cahaya remang-remang terlihat.
Perlahan, Riona membuka pintunya sambil mengambil sneakers yang mengganjal pintunya lalu ia mengendap-endap, berjinjit melangkah tanpa suara mendekati suara yang kini berubah menjadi seperti suara air.
Riona mengangkat sepatu sneakersnya tinggi-tinggi, ia siap menghajar kalau-kalau beneran ada maling di apartemennya ini. Lagipula di apartemennya ini, apa yang bisa dicuri? Tak ada barang berharga di apartemennya, tapi dia harus memberi pelajaran pada maling ini.
Enak aja nyuri dari orang gapunya duit kek gue.
Ia nyalakan saklar lampu dan bersiap berlari menuju dapur, tapi baru saja satu langkah mendekati dapur dengan tangannya menggenggam sneakersnya kuat-kuat, siap menyambit dengan tenaga 1000 kuda--
"Na?"
Suara Haekal menghentikan langkah Riona yang kikuk. Keduanya saling bertatapan bingung.
"Lu ngapain bawa-bawa sepatu, jir? Mau nyambit gue?" tanya Haekal heran. Riona menghela nafasnya lega, ternyata suara yang didengarnya berasal dari Haekal yang sedang memasak dengan cahaya yang berasal dari lampu cooker hood.
"Ternyata lu, Kal. Gue kira maling,"
"Lah, kok maling sih? Kan gue tadi chat ke lu gue izin balik duluan dari rapat karena gue ga enak badan."
"Chat apaan? Lu ga ada chat ke gue kok."
"Lu punya kebiasaan hp di silent atau dimatiin kalo lagi rapat. Coba liat," ujar Haekal. Riona merogoh tasnya dan benar saja, ponselnya mati. Ia nyalakan ponselnya dan chat dari Haekal pun muncul.
"Wah, beneran. Sori, Kal. Lagian lu ngapain sih masak tapi lampunya dimatiin?" seloroh Riona sambil mematikan lampu di cooker hood. Matanya fokus pada mie yang sedang dimasak Haekal didalam panci, lengkap dengan telur rebus, baso dan sayuran. Haekal membubuhkan bumbu pada dua buah mangkok. Mendadak perut Riona keroncongan.
"Gue sering bilang kan kalo sakit, gue ga suka lampu dinyalain. Lu belum makan kan? Makan mie kuah aja dulu ya." Haekal menuangkan mie yang dimasaknya ke dalam dua mangkok tadi lalu menuangkan kuahnya juga. "Kata chef Renata, mie lebih enak pake kuah rebusannya karena starchnya bikin kuahnya jadi lebih kental. Gausah protes." ujarnya sambil membereskan kembali peralatan masaknya dan menaruhnya di wastafel lalu mengelap counter yang sedikit basah. Ia ingat, Riona lebih suka mie goreng daripada mie kuah, kalau membuat mie kuah, Riona pasti merebus air lagi untuk mengganti kuah mie yang sudah direbusnya tadi.
"Dih, siapa yang mau protes?" sahut Riona sambil berlalu ke lemarinya yang berbentuk mirip kamar lalu menaruh tasnya dan mengganti pakaian yang lebih santai. Ia memilih celana stretch pendek dengan tanktop lalu keluar sambil menyalakan ac.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] Midnight Carnival | NCT
Fanfiction❌⛔Karnaval hanya dibuka tengah malam⛔❌ ❌⛔Pengunjung dibawah usia 21 tidak boleh mengunjungi karnaval ini⛔❌ ❌⛔Semua reaksi diluar tanggung jawab pengelola⛔❌ DM untuk request. Update suka-suka, timeline seenaknya Taperwer 😎👍🏻 ______________________...