Linda sudah tak bisa berkata-kata. Ia kalah telak dari pesona dan aura sensual Johnny didepannya. Johnny dihadapannya terlalu seksi, terlalu menggoda dengan feromon yang menguar luar biasa membuatnya limbung dan tak bisa berpikir lurus.
"Please..."
Melihat Linda yang submisif seperti ini, mata yang sarat akan nafsu namun lemas karena nafsu juga sudah menguasai dirinya, Johnny serada di atas awan. Ia turun lalu menyingkap sedikit kaos Linda dan mencium perut ratanya.
"I'll touch you first, my lady."
***
"That's what I thought, but-"
Jo menghentikan kegiatannya mencium perut rata Linda lalu memindahkan tubuh besarnya duduk bersandarkan headboard kasur. Linda yang sudah terengah dan kepalang horny berat jadi kebingungan dengan tindak tanduk Jo.
Tetapi lelaki itu malah mengambil ponsel dan memainkannya. Jemarinya terlihat naik turun scrolling di layar ponselnya. Semakin kebingungan ditambah lagi Jo tidak mengancingkan kemejanya yang masih menggantung di kiri kanan lengannya. Linda harus menelan ludah berkali-kali menahan nafsunya yang semakin tinggi melihat bahu lebar Jo yang menyembul seksi itu.
"Jo...?"
"Yes, my lady?"
"I-itu... kenapa-ga jadi?"
"Hmmm. Kenapa, ya?"
"Jo!"
Jo malah bersenandung kecil dan terpaku pada layar ponselnya, tak mempedulikan Linda yang terduduk kebingungan dengan kaos masih menempel di tubuhnya, jangan lupakan jejak bibir Jo juga masih terasa tertinggal di tubuhnya.
"So this is how you want to play the game? Fine," ketusnya keras. Ia merenggut ponsel Jo dan melemparnya ke sembarang arah. "Hey! That's my phone-"
Dan Jo pun menenggak ludahnya kasar menatap Linda yang berdiri di atas kasur, menyentak kaosnya kasar dan melemparkannya ke lantai. Kini Jo bisa melihat gadisnya tak memakai apapun, dadanya terekspos dengan jelas dan indah. Hanya seamless panties yang masih menutupi pusat tubuhnya.
Tanpa ampun perempuan yang dicintainya itu sudah duduk di atas keperjakaannya yang sebenarnya masih mengeras sejak tadi, membuat Jo menahan nafasnya panik takut ia merasa kesakitan terkena beban tubuh Linda, tapi ternyata Linda cukup ringan untuknya.
Ditariknya dagu Jo dengan satu jarinya hingga mendongak sejajar dengan Linda yang duduk lebih tinggi darinya.
"Kamu harusnya mikir dua kali sebelum main hp pas lagi seks sama aku," desisnya. Bulu kuduk Jo meremang mendapati Linda menatapnya sinis dengan mata memicing seolah merendahkannya. Tubuhnya langsung terasa gemetar menanti apa yang akan dilakukan Linda selanjutnya.
"Ah-!" pekiknya kaget karena Linda tak mencium bibirnya, tapi langsung menangkap lehernya dan menggigitnya. "Sakit-Linda...!"
Terasa tubuh Linda maju mundur diatas keperjakaannya, menyiksanya dengan rasa nikmat beradu dengan Linda yang masih tak henti menghisap lehernya.
Tangan Linda pun tak tinggal diam. Ia meraba tubuh Jo, dengan gerakan melingkar menyusuri dada dan perut berototnya, mengabsen satu persatu kotak-kotak ototnya.
Harus Jo akui, kombinasi kesakitan yang mengundang libidonya semakin naik, elusan tangan Linda di perut berototnya dan pinggang Linda yang masih tak henti bergerak maju mundur diatas penisnya sanggup membuatnya tak bisa berkata-kata, hanya suara erangan dan desahan yang bisa ia keluarkan.
"Linda... udah..."
Linda pun melepas hisapannya di leher Jo dan Jo menelan ludah melihat tatapan Linda menggelap. Detik berikutnya, dengan kasar Linda menyentak kemeja Jo yang setengah terbuka. Suara kancing terlepas dari jahitannya terdengar dan kancing-kancing itu terpental dari kemeja Jo.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] Midnight Carnival | NCT
Fanfiction❌⛔Karnaval hanya dibuka tengah malam⛔❌ ❌⛔Pengunjung dibawah usia 21 tidak boleh mengunjungi karnaval ini⛔❌ ❌⛔Semua reaksi diluar tanggung jawab pengelola⛔❌ DM untuk request. Update suka-suka, timeline seenaknya Taperwer 😎👍🏻 ______________________...