21.GENZO

110K 5.4K 27
                                    

HIY

SEPERTI BIASA TINGGALKAN JEJAK DENGAN TEKAN ⭐ DAN 💭 DI BAGIAN YANG KAMU SUKA

🐯 HAPPY READING 🐯


Tangisan nanar seorang ibu menggema di seluruh ruangan. Tangisannya begitu pilu. Dadanya sesak beriringan dengan air mata yang terus jatuh dari kedua matanya.

"Sudah cukup ma! Aku sayang Zola." Lirih Mita dengan tangisannya.

Wanita yang Mita sebut 'mama' tertawa remeh. Wanita paruh baya yang umurnya sudah lima puluh delapan tahun itu tak akan pernah bosan dengan uang. Dia akan menghalalkan segala cara demi mendapatkan uang.

Salah jika kalian menganggap Mita dan Farhan tak menyayangi Zola. Keduanya amat sangat menyayangi Zola. Sama seperti orang tua diluaran sana yang menyayangi anaknya. Perlakuan buruknya kepada Zola bukan kemauan mereka. Itu semua paksaan dari sang ibu. Gina.

"Kamu bodoh Mita. Harusnya anak laki laki yang kamu lahirkan agar bisa menjadi penerus perusahaan. Bukan anak perempuan!" Maki Gina di depan wajah Mita.

"Anak laki-laki atau perempuan sama saja ma. Apa yang beda dari anak laki-laki dan perempuan?. Mama juga seorang perempuan bagaimana jika kehadiran mama tak diinginkan? Apa tak menyakitkan?"

"Mama terlalu mendambakan seorang cucu laki-laki sampai mama lupa jika seorang ibu tak pernah bisa memilih jenis kelamin anaknya sendiri."

Sungguh Mita sudah muak dengan Gina. Bukan ingin berlaku tak sopan pada sang ibu. Tapi Mita sudah tak tahan dengan Gina yang dari dulu mendambakan seorang cucu laki laki. Bukan tak mau memberikan cucu laki laki pada gina. Mita pun sebenarnya sangat ingin mempunyai anak lagi sampai jenis kelaminnya laki laki.tapi tak bisa.dirinya sudah tak mempunyai rahim.

Sekitar tujuh belas tahun yang lalu ketika ia baru saja melahirkan
Zola. Gina, ibunya sendiri yang membayar orang untuk membuat Farhan dan Mita kecelakaan. Saat itu Gina amat sangat marah pada Mita karena mematahkan ekspetasinya yang ingin memiliki cucu laki-laki.

Gina menyuruh seorang supir truk untuk menabrak mobil Farhan. Zola yang kala itu baru berumur satu minggu, Mita memeluknya dengan sangat erat. Tak peduli jika nantinya ia yang akan mati. Yang terpenting keselamatan Zola yang ada dipikirannya saat itu.

Farhan mengalami koma saat itu, kaki kanannya patah. Dan Zola hanya memar biru di pelipisnya. Mita yang saat itu paling parah. Perutnya terbentur sangat keras mengakibatkan kerusakan di organ dalamnya. Mau tak mau rahimnya harus diangkat.

Polisi menutup kasus itu dengan cepat. Polisi hanya mengatakan jika kecelakaan itu dikerenakan kelalaian pengemudi truk. Bahkan polisi tak mencurigai ada dalang dibalik itu semua. Sopir truk yang menjadi tersangka. Tapi tak lama sopir truk itu dibebaskan oleh Gina.

"Mama mendambakan cucu laki-laki itu karena papa kamu Mita! Firman menginginkan seorang cucu laki laki--"

"Tapi papa nggak pernah bilang kalo dia nggak mau cucu perempuan ma!"

Mata gina memanas. Tangannya meraih vas bunga, mencengkeramnya kuat setelahnya ia lemparkan sampai membentur tembok.

Prang

Suara pecahan kaca nyaring sekali terdengar. Was bunga yang tadinya berbentuk menguncup atau disebut bud vase dengan bentuk yang indah kini hancur berkeping-keping.

"Tapi yang dia inginkan cucu laki-laki Mita. Bahkan diakhir hayatnya dia masih berharap jika nanti kamu akan melahirkan seorang anak laki laki." Tegas Gina marah.

GENZO [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang