56.GENZO

94.4K 4.6K 96
                                    

HAI

SEPERTI BIASA TINGGALKAN JEJAK DENGAN TEKAN ⭐ DAN 💭 DIBAGIAN YANG KAMU SUKA

🐯 HAPPY READING 🐯

Seminggu ini banyak yang berubah. Karena kehadiran bayi maung di tengah-tengah keduanya. Sekarang setiap malam harus terbangun karena tangisan bayi maung. Jam tidur jadi tak menentu.

Terlebih untuk Genta. Terasa sekali perubahan Zola padanya. Yang biasanya perhatian wanita itu full untuk Genta, sekarang harus rela terbagi oleh bayi maung. Pernah satu hari Zola hanya fokus pada anak mereka, mungkin sedikit melupakan Genta. Sebenarnya bukan melupakan, hanya saja tak ada perhatian lebih yang di terima lelaki itu seperti biasanya. Tapi si maung saja yang lebay, dia menganggap zola melupakannya karena kehadiran anak mereka.

Seperti sekarang ini, Genta terbangun karena Zola sudah tak ada di sampingnya. Kepalanya menoleh pada box bayi di samping ranjang. Benar kan, masih pagi Zola sudah bersama bayi maung. Bahkan ia lupa memberi suami maungnya ini morning kiss seperti biasanya.

"Eh?" Zola terlonjak kaget ketika tangan kekar memeluk tubuhnya dari belakang.

"Morning Daddy." Zola berucap seperti anak kecil. Kemudian mencium bayi maung yang berada di gendongannya.

Genta menatap tak suka. Ia menduselkan wajahnya di ceruk leher zola. Ia menggerutu kesal pada bayi lelaki dalam gendongan Zola. Itu memang anaknya. Tapi tak rela jika kini setiap pagi bukan ia yang lebih dulu mendapat morning kiss.

Ah iya, bayi maung. Gevano Zallais Heinz Allyson.

Nama yang Genta dan Zola buat saat usia kandungan Zola memasuki bulan ke tujuh. Setelah tahu jika anak pertama mereka berjenis kelamin laki-laki. Keduanya sepakat memberinya nama 'Gevano'.

"Mandi dulu kak. Abis itu tolong jagain gev, aku mau buat sarapan dulu."

Merasa tak ada jawaban dari sang lawan bicara. Zola menepuk tangan Genta yang melingkar di perutnya.

Genta membalikan tubuh zola menjadi menghadapnya. Ketika manik mata keduanya bertemu, Zola langsung tahu apa yang Genta inginkan sedari tadi.

Ia tersenyum geli. Menyerahkan Gevano pada Genta. "Gendong dulu. Baru dapet morning kiss."

Genta mengamati sebentar bayi maung itu. Wajahnya mirip dengan dirinya, si maung versi mini. Benar-benar jiplakan Genta. Ah, hanya satu yang mirip Zola. Matanya. Mata gevano mata boba, sama seperti Zola.

"Nggak bisa, sayang." Genta menggeleng. Memang sudah seminggu anaknya lahir kedunia. Si maung belum pernah menggendongnya. Hanya satu alasannya, lelaki itu tidak tahu cara yang benar menggendong bayi. Katanya takut keseleo.

"Kapan bisanya kalo nggak di coba?"

Genta diam sejenak. Kembali mengamati Gevano yang matanya terpejam. Seperti nyaman sekali dalam gendongan Zola.

"Dia udah nyaman gitu. Nanti kebangun." Genta menggeleng. Memang banyak alasan si maung ini.

Zola masuk di ikuti Genta. Wanita itu menyuruh Genta menutup pintu balkon. Zola menarik Genta untuk duduk di ranjang. Sepertinya memang harus ada sedikit paksaan. Jika tidak, entah kapan Genta mau menggendong anaknya sendiri.

GENZO [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang