My Seven Husband •BTS• [ON GOING]

28. Awal kisah yang baru

§£v£n Hu§βαnD

•••

"Kenapa hati ini masih menunggu, dan tak mau beranjak untuk mengharap cintamu yang semu. " -Choi Rena

"Saat semuanya seakan berhenti bahkan berakhir, berpikirlah sejenak, mungkin Tuhan mengharuskan kita untuk menyesal. " -Bangtan

•••

Berada di sebuah gedung yang terdapat berbagai macam barang yang di jual, rena pun senang karna sekarang dirinya berada di sebuah mall. Ia bisa merasakan hawa hawa untuk membeli barang barang itu namun dirinya berfikir sejak dirinya gemar sekali ke mall,

"Mau beli apa? " Tanya bagas

"Gue gak mau beli apa apa, tapi kita beli kebutuhan buat bayi dulu. Gimana? "

Bagas menganggukkan kepalanya laku menarik tangan rena pelan, langkah nya menuju ke toko peralatan bayi disana lengkap sekali ada berbagai alat untuk bayi. Sampai nya didalam rena hanya melonggo takjub lengkap sekali barang barang disini

"Jadi? "

"Binggung mau beli apa" Rena hanya mengarukkan tekuknya yang tak gatal.

"Yang dibutuhin buat bayi lo apaan? "

"Semuanya sih, tapi gak tau deh"

Bagas hanya mengelus dada nya sabar, ia musti sabar menghadapi bumil seperti rena ini kadang mood rena itu membuatnya kelimpungan setengah mati. Makanya ia harus extra sabar menghadapi nya

"Yaudah kita beli semuanya, jenis kelaminnya apa? " Tanya bagas saat di perjalanan menuju tempat tidur bayi,

"Gak tau pengen di rahasiain aja sampe lahiran nanti, biar surprise gitu. "

Lalu bagas mendapat pertanyaan, ia ingin sekali menanyakan itu namun tidak enak kepada rena. Tapi mulutnya ini gatal sekali jadi ia ungkapkan saja isi hatinya,

"Gimana kalo gue yang jadi ayah buat mereka, ya walaupun mereka bukan anak kandung gue. "

Rena menatap bagas dengan lekat, ia binggung ingin menjawab apa. Bagas sangat tulus mencintainya tapi hatinya memilih yang lain memilih para pria yang sudah berbuat kasar kepada mereka, kali rena tidak menjawab ia lebih memilih fokus untuk perlengkapan bayinya.
Bagas merasa terkacangi, jadi ia diam tidak tanya atau menanyakan lagi bagas jadi merasa berdosa karna sudah mengatakan itu.

"Sorry, "

Rena menatap bagas binggung, "Buat apa? "

"Perkataan yang tadi, "

Rena tersenyum tipis lalu menghela nafasnya pelan, "Gapapa, gue paham ko. Kalo emang lo merasa pengen jadi ayah mereka juga gapapa, karna mereka juga butuh kasih sayang seorang ayah walaupun bukan ayah kandung. "

"Thanks, karna udah ngijinin gue. "

Rena menganggukkan kepala tanda ia tidak apa apa dengan keputusannya itu, lantas ia terlonjak kaget karna sebuah elusan dan juga ciuman yang mendarat di bagian bawahnya alias bagian perut.