Mari kita lihat suasana sekolah Gemilang.
Tidak bisa dikatakan ramai,tapi juga tidak bisa dikatakan sepi.
☘️☘️
Masih pukul setengah 7 pagi, dan itu masih terbilang sangat pagi untuk seorang remaja SMA yang kala itu masih berdiam diri di kediamannya.
"Gavin! Ya allah, nak. Udah siang ini, bisa bisa nya kamu masi duduk disini,belom ngapa ngapain. Masya Allah..bersyukurnyaa punya anak laki.." Ujar seorang ibu yang berdiri dihadapan anaknya, membawa spatula yang tampak klimis oleh sisa sisa minyak di penggorengan.
"Masi jam setengah tuju bunda, Masi pagi" elak Gavin, selaku anak lelaki.
"Masi pagi, Masi pagi. Kamu masuk sekolah jam 7 loh..sedangkan perjalanan kamu kesekolah itu lima belas menit. Belom lagi kamu nganter Rafa ke sekolah, habis waktu kamu!" Kata bunda nya, jengkel.
"Iya iyaa.. Gavin mandi"
Serah Gavin.☘️
Namanya Gavin putra Radipta. Usianya sekitar 18 tahun. Kelas 3 SMA di SMA Gemilang, sekolah favorit di daerah nya.
Putra sulung dari keluarga kecil namun bertahta. Keluarga Radipta.
Dia terkenal berandal di sekolahnya. Tak terhitung berapa kali dia masuk ruang BK karena ulahnya.
Trouble maker, adalah julukan yang cocok untuk seorang Gavin Radipta.
Namun, banyak sekali perempuan sekolahnya yang selalu berebut untuk mendapat kan hati Gavin.
Julukan, hanya julukan. Dan Gavin adalah Gavin, tuan muda kaya raya, yang tampan tak tertandingi. Tubuhnya sangat berkarisma dan gagah. Tak heran, kalau dirinya sering di kejar kejar cewek karena tampangnya yang keren dan karismatik.
Disisi lain, disaat semua perempuan sekolah Gemilang sibuk berlomba demi mendapatkan hati sang pangeran, seorang gadis berkerudung besar, hanya menganggapnya seperti makhluk tak kasat mata, yang mengusik hidup nya.
Pasalnya, sahabat perempuan itu,termasuk golongan manusia yang mengagumi sosok tuan muda tersebut.
Fathin Amara Adiyaksa. Seorang wanita muslimah yang sangat menjaga hati jernih miliknya.
Dia adalah anak tunggal dari pasangan suami istri yang bisa dibilang sangat berkecukupan untuk menghidupinya. Ayahnya, adalah seorang pengusaha yang sangat sukses, dan ibunya adalah seorang dokter spesialis yang kini, tengah bertugas di luar tanah air.
Banyak sekali temannya yang bilang bahwa Fathin ini termasuk orang sultan, tapi, kalau kalian menerka, Fathin akan menerima julukan itu, kalian salah besar. Justru, dengan rendah hati, Fathin menolak julukan tersebut secara lembut, dengan mengatakan
"Tidak ada yang lebih kaya selain Allah" katanya dengan senyuman merekah di bibirnya. Membiarkan lesung Pipit manis nya terbentuk.
Fathin sangat disukai banyak orang, salah satunya..
"Fathin! Lo tu gue cariin tau gaa..gue kira di perpus, ternyata di sini"
"Hehe, maaf Nay, gue laper soalnya.."
Balas Fathin.Kanaya Adelia Sastranegara. Sahabat Fathin Amara yang sangat setia, walaupun dirinya masih saja menolak secara halus ajakan Fathin untuk mengenakan jilbab.