3. Masalah Kamu Apa Sih?

21 2 0
                                    

Ga usah lama-lama. Langsung aja vote dan komen, jangan lupa add to library ygy:>


***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rumah besar itu terlihat sepi seakan tak berpenghuni. Suara derap langkah terdengar diikuti sebuah pintu yang terbuka. Menatap malang pada seseorang yang terduduk dilantai, memandang lurus pada dinding tembok.

Hatinya ikut teriris melihat sahabat satu-satunya patah hati, lebih tepatnya di tinggal nikah. Padahal belum berjuang.

"Jo, udahlah mellow-mellownya. Lebih baik kita jalan kemana gitu." kata Bara, sahabat Renzo satu-satunya.

"Males." balas Renzo singkat.

Bara tak kehabisan akal, "Ke mall beli baju apa apalah. Nonton? Hari ini film Thor tayang. Lo suka bangetkan sama Marvel."

Renzo menggeleng.

"Mau lu apa sih? Gemes gue lama-lama sama lo." sahut Bara sambil terlentang di ranjang.

Renzo tidak banyak bicara begitulah karakternya, sangat beruntung ada Bara tentangga sekaligus teman sejak SMP yang punya sifat bertolak belakang dengannya. Setidaknya ia jadi tidak kesepian.

Di dalam rumah itu hanya ada Renzo seorang diri, sejak ia dibangku SMP dirinya sudah terbiasa ditinggal orangtuanya berbisnis ke luar kota bahkan luar negeri. Terkadang ART datang ke rumahnya untuk bersih-bersih dan memasak untuknya.

Juga terkadang akan ada Bara yang menemaninya bermain ps. Hingga menginap di rumah itu.

"Jo, please-lah. Lo udah dewasa sekarang bukan anak-anak lagi. Cewek masih banyak di luar sana bro, lebih cantik dan baik dari Lovia itu banyak. Cuma lo aja yang ga ngebuka mata sama hati lo." ceramah Bara pun dimulai.

Cowok itu merubah posisinya menjadi duduk di bersila di atas ranjang, sementara Renzo masih setia dengan posisinya dilantai bersandar pada ranjang. Dengan wajah berantakan layaknya zombie, cowok itu terlihat sangat mengerikan.

"Mending lu move on. Ikut gue ke klub yok nanti malam, kita cari ciwi-ciwi." ucap Bara mulai ngawur.

"Jam berapa?" tanya Renzo.

Terkejut.

Bara melongo di tempatnya memandang tak percaya pada sosok Renzo, sepertinya ia melakukan kesalahan mengajak sahabatnya ke klub.

"Jam berapa? Gue tanya." Kali ini Renzo menoleh ke arah Bara yang masih terkejut.

"Jam 10 berangkat. Kalau malem takut ga bisa masuk karena udah penuh." ucap Bara ragu.

Renzo mengangguk tanda paham. Cowok itu berdiri menuju balkon kamarnya, memejamkan mata sekali lagi sambil menghela napas panjang.

"Gimana cara gue bisa lupain lo, Lovia."

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang