Terima kasih sudah kembali mampir ke chapter selanjutnya. Yang vote dan komen terima kasih banyak. Berharap cerita ini banyak suka. Semoga.
***
SMA Pelita Harapan, 2016, Akhir Semester.
Gerombolan siswi itu berhenti ketika melihat seorang the most wanted angkatannya, siapa lagi kalau bukan Kennan, tengah berdiri di ujung anak tangga. Sambil melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya, remaja cowok itu merapikan seragamnya.
"Kennan kaya lagi nunggu gitu, iya ga sih?" bisik salah satu siswi itu.
"Iya, jangan-jangan bener rumor kalau Kennan deket sama anak IPA."
Tidak mau ambil pusing, Kennan menghiraukan semua yang di dengarnya dengan jelas itu. Tak kunjung bertemu dengan seseorang yang diharapkan dia pun memutuskan untuk naik ke lantai 2 gedung IPA.
Langkahnya berhenti pada sebuah kelas, bertuliskan IPA-5 diatas pintunya.
"Permisi." ucapnya.
"Iya?" sahut kedua gadis yang ada di dalam kelas.
Kennan memincingkan mata ketika seseorang itu tidak ada disana. "Ehmm, Lovianya ada?"
"Hah? Siapa?" tanya salah satu siswi itu.
"Lovia. Kayaknya dia belum pulang, ada jadwal piket ya hari ini?" tanya Kennan dengan hati-hati.
Baru saja salah satu dari gadis itu akan menjawab, suara nyaring gadis bernama Lovia itu memecah keheningan.
"Minggir..., berat tau kenapa berdiri di depan pintu sih-" ucap Lovia tanpa melihat sepatu di lantai itu milik siapa.
"Hai." sapa Kennan setelah sekian lama.
Lovia membeku, tanpa sengaja menjatuhkan ember berisi air pel di lantai.
"Aduh! Maaf maaf. Jadi basah deh sepatu kamu." ujar Lovia sambil mencoba memasukan air itu ke dalam ember lagi.
Kennan tertawa ringan, melihat perilakuan gadis itu. "Udah-udah biarin aja nanti kering sendiri kok."
"Jadi ga enak, sekali lagi maaf ya. Ga sengaja beneran deh!"
"Iya...." balas Kennan lembut sambil tersenyum.
"Oh ya lama ga ketemu, dulu lupa mau nanya lo kelas apa." imbuhnya.
"Oh iya ada apa?" jawab Lovia mencoba sesantai mungkin karena kedua rekan piketnya seolah melemparkan tatapan lesernya.
"Mau nanya nomer hp." ucap Kennan sambil mengulurkan ponselnya.
Lovia kaget.
Begitu pula saksi mata di dalam kelas.
"Hah? Yang bener?" tanya Lovia masih kebingungan.
Dia? Seorang primadona angkatannya, meminta nomor hp cewek biasa sepertinya. Rasanya seperti mimpi di siang bolong.
"Iya. Ini," tangan cowok itu terulur memberikan ponselnya pada Lovia.
Gadis itu menerima dengan jantung yang berdetak sangat kencang, hingga rasanya pindah ke lutut. Jika tidak ada kedua teman sekelasnya ia lebih memilih melarikan diri dari sana karna tidak sanggup berhadapan dengan Kennan.
"Udah ini." ucap Lovia sambil mengembalikan ponsel milik cowok itu.
"Ya udah, nanti aku chat ya. Bye Lov." ucap Kennan.
"Hah? Iya bye Nan."
Ketika cowok itu pergi, kedua teman sekelas Lovia berlari ke arahnya. Menyerbu dengan berbagai pertanyaan layaknya wartawan dadakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral
Novela JuvenilAcara pernikahan Lovia hancur berantakan karena kekasih gelap Kennan, calon suaminya. Ternyata lima tahun bersama tidak membuat hati Kennan menjadi miliknya. Kini hati Lovia benar-benar hancur tanpa sisa. Seseorang bernama Bara datang menemuinya me...