03

692 65 16
                                    

"dek ngobrol sebentar sama mas di teras yuk"

"yaaa mass"

"yasudah abah sama umik tinggal ke dalem ya" ujar habibah

keduanya kini tengah duduk di depan halaman ndalem yang memang sangat sejuk jika dipagi hari "dek, mas belum kamu beritahu siapa yang mengkhitbah kamu kemarin selama mas di luar kota kemarin"

"ya Allah sampai lupa ngasih tau mas ya" syakilla menepuk jidatnya ala pusing berbie "kasih tau ga yaaa"

"kalau tidak mau kasih tau mas juga tidak mau menikah agar kamu juga tidak menikah"

"kann ngancemm kann wu, iya iya deh killa kasih tau tapi jangan bilang siapa siapa ya"

"dek, tapi semuanya sudah tahu" anhar memutar bola matanya "kecuali mas"

"hehe makannya ini killa kasih tempe ya, jadi..."

"jadi?"

"jadi killa haus hehe" cengir syakilla

"astagfirullah benar benar uji kesabaran memang, untung saya sayang"

"Berarti boleh uji Kesabaran tiap hari dong kalau syg"

"itu namanya nglunjak ade sayang..."

"heheheh bercanda, mau dikasih tau ga nih?"

"na'am"

"jadi kemarin yg khitbah killa itu salah satu santrinya abah, santrinya abah yang ada di doa killa, jadi ternyata emang killa sama beliau saling mendoakan"

"masyaAllah ternyata adek saya diam diam bucin, tapi santri abah ada ribuan, jadi yang mana?"

"Mas aldi yang udah lulus"

"aldi abdi ndalem niku ?"

"iya mas"

"Alhamdulillah kalau begitu mas juga lega kalau syakilla dengan kepercayaan keluaga"

   
         
              ~~

anhar membuka pintu kamarnya yang menampakkan dirinya yang sudah rapi dengan sarung hitam, kemeja putih, peci dan jas yang membuatnya semakin terlihat tampan dan kharismatik "Bismillahirrahmanirrahim ya Allah berikanlah kelancaran untuk niat baik hamba"

"monggo gus, sampun ditunggu sedaya teng masjid" pinta salah satu santri putra abdi ndalem

"ngih" keduanya segera berjalan keluar ndalem untuk menuju aula pondok dengan anhar berjalan terlebih dahulu dan diikuti oleh santri tersebut dibelakangnya. sesampainya di masjid, Anhar di sambut dengan ribuan santri  yang memenuhi area luar masjid, anhar terus berjalan memasuki masjid seluruh santri menundukkan pandangan sebagai bentuk hormat

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam, monggo gus"

"ngih, suwun" anhar segera menempatkan dirinya di depan penghulu.

yusuf menatap yakin putranya lalu mengangguk “Bismllah Anhar” ujar yusuf setelahnya “ayo nak jabat tangan ilham”

tangan berkeringat dingin milik anhar itu segera menjabat tangan ilham “Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Marfaisha althaf kazima 52151,26 riyal saudi alal mahri” satu persatu kata ijab qobul itu terucap dari bibir ayah faisha

“Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq” ujar anhar setelah yusuf, disusul dengan doa pengantin yang akan dibacakan “Baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jamaa bainakumaa fii khoir.”

kini anhar bisa bernafas lega dan mengucap “Alhamdulillah” sebagai rasa syukur atas kelancaran pernikahannya, setelahnya anhar segera mencium tangan mertuanya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sang Habibi ,Gus AnharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang