01••For the First

12 2 0
                                    

Bel istirahat telah berbunyi. Semua anak berhamburan menuju kantin dan tempat-tempat lainnya untuk melepas penat setelah pelajaran berlangsung.

Ceye dan Argan pun sama. Mereka berdua menuju kantin dan memakannya di sana. Banyak pasang mata yang memuji Ceye, tentu saja Ceye menanggapi hal itu. Berbeda dengan tatapan mereka ke Argan. Tatapan kebencian dan menjijikkan. Argan tak mempermasalahkan hal itu dan tetap melahap makanannya.

Tak lama kemudian segerombolan siswa, salah satu geng di sekolah Fourda membuat kantin menjadi ricuh. Sebab mereka adalah para manusia yang popular dan high-class. Para pemegang donatur di SMA Fourda.

Kenta Arjendra Adam, adalah cowok yang memimpin jalan gerombolan itu dan tentunya pemimpin geng itu.

"Gilak, Kenta gaperna jelek!"

"Haduhh bang Kenta!"

"Tujuan gue ke sekolah ini yaitu ketemu mereka!"

"Durhaka ye lu ama orang tua."

"Bang Taka juga mayan, tapi sifatnya sebelas-duabelas kayak Argan, cih!"

Semua gumaman menambah keramaian kantin. Tak banyak juga yang tidak menghiraukan kedatangan mereka, karena itu adalah hal yang biasa. Memang yang heboh adalah para murid baru alias adik kelas yang baru saja memulai masa remaja mereka di sini.

"Geh, gue males banget liat mereka!" Cetus Ceye setelah pandangannya teralihkan ke mereka sebab hebohnya para siswi di sini.

Argan tidak menghiraukan celotehan Ceye dan tetap memakan makanannya. Ia sangat tidak peduli dengan hal yang bukan urusan dia, apalagi hal yang tidak penting. Ia tidak pernah peduli.

Tanpa di duga, Kenta menendang meja yang di tempati oleh Ceye dan Argan. Semuanya terlonjak kaget karena suara yang nyaring dari meja dan juga piring Argan terjatuh, termasuk penjual-penjual stand kantin ikut menoleh.

Ceye mengeram, karena mereka berdua tidak pernah menganggu geng mereka. Saat sudah aba-aba akan berdiri lalu menonjok wajah tampan Kenta, Argan sudah memberi peringatan kepada Ceye melalui mata elangnya. Ceye berhenti setelah menatap Argan lalu tetap menatap tajam seorang lelaki yang menurutnya angkuh.

Argan berdiri membersihkan makanan yang terjatuh. Berdiri mengambil piringnya dan meletakkan di meja. Menatap Ceye lalu menolehkan wajahnya ke kanan tanda untuk pergi dari sini. Ceye mengangguk dan berjalan beriringan bersama Argan. Argan mengambil botol mineralnya yang jatuh terlalu jauh lalu membuka dan menegaknya. Semuanya masih hening melihat tingkah para lelaki tampan.

Suasana kembali normal karena Key Liori sudah membubarkan mereka dan meminta untuk tidak menghiraukannya karena sudah terbiasa.

"Hoy!" Teriak khas salah satu anggota Kenta yang asli orang Jepang. Hanaga Zenaya.

Keduanya tidak menoleh. Tentu membuat Kenta kesal dan urat-uratnya sudah terlihat. Kenta berlari mengejar kedua orang itu dan hendak menghajar Argan dari belakang.

Dengan intuisi Argan yang tajam dia berhasil mendorong Ceye ke kiri dan dia sendiri menghindar ke kanan. Kenta menunduk dan mengerem sepatunya hingga berdecit. Ia gagal memukul Argan, manusia yang paling dia benci di muka bumi ini selain kakeknya.

Kenta mengangkat kepalanya dan menoleh pada Argan yang sudah menatap tajam Kenta sedari tadi dengan kedua tangannya yang ia masukkan ke dalam saku celana. Terlihat aura yang sangat tenang dan keren dalam satu waktu.

Berbeda dengan Ceye yang sudah menatap marah pada Kenta. Matanya melotot dan wajahnya memerah menahan kesal karena ulah leader geng tidak jelas ini. Ceye melirik sahabatnya dan kembali menjadi tenang, karena ia selalu paham instruksi-instruksi dari sahabatnya.

"Lo gausah berlagak sok hebat!" Seru Kenta sambil menunjuk Argan yang masih setia dengan mimik wajahnya.

"Bukankah kau yang berlagak sok hebat dan ingin mendapat pujian dari manusia-manusia?" Sahut Argan.

"Sok baku banget lo, gue muak denger logat dan bahasa lo yang membosankan itu!" Amarah Kenta masih memuncak dan tidak membuat Argan jengah. Padahal Argan dikenal tidak bisa mengontrol emosinya dengan baik.

"Kok lo ga emosi, sih. Emosi dong, gue sengaja pancing emosi lo!" Ujar Kenta sambil tersenyum remeh menatap manusia yang dia benci di sekolah ini.

"Tidak ada gunanya mengeluarkan tenaga untuk hal yang tak berguna!" Kata Argan tajam dan kembali melanjutkan jalannya.

Kenta bersiap untuk memukul kembali Argan namun kalah cepat oleh Ceye yang sedari tadi mengamati pergerakan Kenta. Ceye merekatkan lengannya pada leher, "Gue udah bilang jangan berani-berani bikin Argan marah!" bisik Ceye tajam tepat di telinga Kenta.

"Agh--" Gerutu Kenta memukul-mukul lengan Ceye yang terbilang cukup kekar.

Key yang melihat itu segera menghantam Ceye. Key menyeringai melihat Ceye tersungkur lalu fokus kepada Kenta yang terbatuk-batuk karena sempat kehabisan nafas.

Ceye yang tidak terima segera berdiri dan membalas pukulan Key dengan keras. Hanaga juga tidak terima temannya terpukul, maka dia maju dan melawan Ceye. Terjadinya adu kekuatan dalam pertengkaran antar mereka. Semuanya heboh menyaksikan perkelahian yang terjadi.

Argan berhenti menghela nafasnya dan memutar bola matanya jengah dengan emosi Ceye yang sudah tersulut. Ia membalikkan badan dan tetap di tempat mengamati perkelahian dengan kedua tangan masih di sakunya. Argan hanya melihat bukan berarti dia tidak ingin membantu Ceye, hanya saja ia tahu kemampuan dan skill Ceye yang sudah level up.

Suasana semakin ramai dan heboh. Tiga lawan satu itu mustahil bagi orang yang tidak ada pengalaman bela diri yang sudah memumpuni, termasuk Ceye. Semuanya bersorak-sorai mendukung pertikaian ini, ada juga yang khawatir dan panik melihat mereka akan memar dan lebam kebiruan, tentu saja akan mengotori wajah tampan mereka.

Tak lama salah satu guru datang bersama guru konseling. Semua anak bubar kecuali mereka yang masih tonjok-tonjokan. Dentuman antar tulang menggema di kantin dan membuat kedua guru itu meringgis.

"Stop!" Teriak guru yang menjabat sebagai guru bimbingan konseling, Gema.

Mereka yang bertengkar berhenti saling menatap Ceye. Begitupun juga Ceye menatap mereka kesal bergantian. Semua mata mengacuhkan pak Gema karena mereka malas menatap wajah guru yang menyeramkan namun baik hati.

"Kalian semua, ikut bapak ke ruang BK!" Kenta dan kawan-kawannya serta Ceye mengikuti langkah pak Gema menuju ruang BK dan selalu siap menerima konsekuensi yang akan mereka dapatkan.

—See u next chapter! Leave vote and comment, it's means a lot, thank u♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Argan SehandrioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang