pada hari itu pria kecil yang sudah menjadi sahabat nya selama bertahun tahun menenangkannya
“tenang nan, minum dulu" rain mengelus elus pundak lebar milik sahabat nya
"gua kecewa rain, mentang mentang gua nakal belum tentu sepenuhnya berandalan, gua masih punya attitude" Jenan masih kepalang emosi, dadanya naik turun karena nafas yang memburu
"Iya gua paham, gua percaya lu, sekarang ayo pulang"
"Temenin gua sampe rumah mau?" Jenan menatap sahabat nya tanda memohon
Rain hanya mengangguk dan tersenyum lalu menepuk neluk pundak kekar sahabat nya mengisyaratkan untuk berdiri
Saat ini mereka sudah berada di rumah megah milik jenan
Plak
"PAPA GA PERNAH NGAJARIN KAMU KAYA GITU NAN" tamparan kecewa dari papa nya ia terima, ia sudah lelah membantah, terlebih lagi disini ada rain, jika rain tau bahwa jenan selalu membantah maka rain akan mengomelinya panjang lebar
"om maaf ikut campur, ini engga sepenuhnya salah jenan om, dia cuma.. " Tangannya di genggam oleh jenan
"Udah rain, omongan lo ga akan nyampe di telinga papa, mending kita pergi" Berbagai teriakan dari papa nya tak ia dengarkan, mendadak tuli katanya
Ia mengajak rain nya ke kost milik rain
Jenan tediam lalu menatap rain lamat lamat
Rain mengerutkan kening nya, tanda bertanya ada apa
"Nan? Kenapa?" Tanya yang lebih tua
"Boleh gua cium lu?" mata rain melotot sempurna saat kata kata itu terdengar
"Yang bener aja lu nan, lu kan ga demen laki"
"hhhh lu gatau apa apa, jadi jawabannya apa?"
rain masih menatap jenan dengan otak yang sedang memikirkan jawabannya
'Ayo dong rain, kesempatan di cium gebetan inii' batin rain
"Kalau sekiranya gamau, bilang dari tadi"
Rain tersadar dari lamunan nya lalu mengangguk patah patah
"Boleh" Jenan menengok ke arah sahabat nya dengan raut wajah seakan bertanya 'yakin?'
Jenan mengikis jarak antara mereka berdua,
lalu pada pukul 5 sore itu kedua pria yang berstatus sahabat itu menyatukan bibir nya dengan perasaan yang tak ter tebak, apa hanya rain yang menyalur kan cinta dalam ciuman itu? Itu sangat menyakitkan. Bagaimana dengan jenan?
KAMU SEDANG MEMBACA
satu tembakan
Short Story"anak ini emang kesalahan, tapi dia ga salah nan." "tolong sayangi dia" apa dunia masih berkenan untuk memberi kebahagiaan untuk mahluk nya yang satu ini? jika tidak, tolong jangan perlama hidup nya.