tujuh

1K 87 1
                                    

saat ini, di kamar kecil yang hanya berisikan kamar mandi kasur meja belajar dan juga kulkas kecil dengan pencahayaan yang minim

pria kecil yang saat ini menggunakan sweater oversize karena ingin menyembunyikan kandungannya, sedang memeluk kaki nya di atas kasur sempit itu

menangis, ia sudah tidak peduli dengan kata kata bahwa laki laki tak boleh lemah, laki laki tak boleh menangis.

cklek

pintu kayu berwarna putih itu di buka, membuat cahaya di luar masuk

rai sedang tertidur dengan posisi yang sama

itu jenan, pria tinggi gagah yang sedang bwrada di pintu, memandang pria kecil yang sedang memeluk kaki nya

"rain" panggil jenan dengan lembut

tak ada jawaban, membuat jenan menutup pintu lalu melangkah mendekati sahabat nya itu

duduk di hadapan rain, dan mengelus pundak lelah itu

rain terbangun karena sentuhan dari tangan kekar juga besar itu, mata sayu dan sembab itu menatap pria di depan nya.

jenan tersenyum "maaf ngebangunin" ucap jenan

"lo ngapain disini nan, seharusnya lo ga disin-" jenan tau bahwa rain tak semudah itu menerima jenan kembali, maka ia memeluk rain sekarang membuat kelimat yang ingin di keluarkan itu terputus

"biarin gua disini, ngerawat lo, dan.." jenan melepas rangkulan itu, mendekekatkan wajahnya pada perut gembil milik rain

"anak gua" ucap jenan sembari mengecup perut itu

rain menatap jenan dengan ragu

"gua bisa ngerawat dia sendirian kalo lu ngelakuin ini karena terpaksa" ucap rain, ia benar benar tak yakin, jenan yang ia kenak tak suka pria, ia tak mau di beri banyak harapan

"rain, percaya sama gua, gua mau hidup bareng kalian" ucap jenan yangs edang mengelus pipi rain dengan lembut

"gua ga bisa percaya lu nan, jenan yang gua kenal ga suka pria, gua gamau dapet sakit nya doang" rain berkata ini dengan jujur, ia sudah tak bisa berbohong atas perasaan nya

jenan tersenyum "kalo gitu, buat gua jatuh cinta"

rain menggeleng lalu menunduk, belum memulai saja sudah membuat nya putus asa

rain memilih untuk tidur, mencari spot ternyaman untuk tidur nya, menghadao tembok iru ada spot ternyaman baginya

jenan yang sangat lelah juga ikut tertidur, memeluk pria berbadan dua ini dari belakang, dengan sesekali mengelus perut berisi itu

"ck, jangan gitu, gua ga bisa tidur"

"kenapa? kan enak di elusin"

"huh, lu gatau rasanya di tendang dalem perut nan"

jenan terkekeh lalu menaruh tangannya pada dada sedikit berisi milik rain, lalu mencium tengkuk putih bak susu milik rain

"selamat tidur" ucap jenan sebelum keduanya masuk kedalam mimpi

semoga suka dee soalnya ini wp ter sgt amat pendek sii alur nya sjsgjwhw, aku gatau aku sgt buntu, maaf ya smw aq tdak bisa meng apdet cerita cerita ku yang sebelum nyhh karena suda mentok sekali otak kuu hmchmhcmh, nnti lagi klw otak ku encer baru dech aq update akekkwkwkw ddhhhh salam jamet,,,

satu tembakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang