t i p o f t h e i c e b e r g
bagian kecil dari masalah besarSudah basah, mandi saja sekalian. Perumpamaan yang tepat untuk menggambarkan nasib Jolene saat ini. Karena Gabriel sudah berhasil membaca kebohongannya, maka Jolene harus mengorbankan privasinya diobrak-abrik orang itu.
Pertama, dia menanyakan hal-hal serius seputar siapa orang yang mengirimi Jolene sms itu, apa isi pesannya, dan bagaimana bisa Jolene menerima pesan seintens itu.
Tentunya Jolene menolak untuk memberitahu. Cari mati namanya. Sebagai gantinya ia bercerita mengenai sedikit informasi soal ciri-ciri fisik dan kebiasaan dari si objek pembahasan.
Rafael.
"Tembok Cina?" Mendengarnya, Gabriel tampak heran.
"Ah, gitu, deh." sebal Jolene malas teringat Rafael dan sifatnya yang tenang dan bisu seperti tembok cina.
"Irit ngomong, cuek banget, bikin canggung. Untung ganteng," poin terakhir membuat Jolene bisa memaafkan poin minus lainnya yang ada pada Rafael.
Ya, ya. Fisik terkadang bisa membutakan hati.
"Terus? Yang lo permasalahin apa?"
"Ya orangnya! Dia tuh... aneh. Keliatan cuek bebek tapi bisa-bisanya ngomong suka ke gue? Lewat sms lagi?" Jolene mengomel sendiri sembari mengingat ulang kejadian bertemu Rafael seminggu yang lalu.
Oh? Apa Jolene baru saja mengakui kalau dirinyalah yang ada di cerita ambigu sebelumnya? Iya, memang. Pertama, Gabriel tidak berhasil ditipu, kedua Jolene tidak sempat mengelak, dan terakhir Jolene keceplosan soal ucapannya barusan.
Sudahlah. Jolene malas meluruskan. Lagian, Gabriel tidak akan ember ke orang rumah.
"Sifatnya sama sekali gak mencerminkan kata-katanya. I mean, harusnya dia kayak cowo-cowo gunung es di dunia fiksi yang bakal nyia-nyiain kesempatan buat ngungkapin perasaan gara-gara terlalu gengsi, terus endingnya jadi sad boy karena kebegoannya itu. Macam Suho ke Jukyung,"
Rafael mengingatkan Jolene pada karakter webtoon favoritnya.
"Apa dia tsundere?"
"Atau malah, yandere?"
Setelah mengabsen pendapatnya, Jolene mengistirahatkan sejenak mulutnya, berhembus putus asa, lalu melanjutkan. "Baru kenal, baru ketemu dua kali udah ngomong suka aja,"
"Hah?"
Plak!!
Jolene menampar dahi sendiri. Aduh, aduh. Mulutnya kelepasan. Too much information!
Mulut bocor sialan.
"Baru ketemu dua kali?" Gabriel mengulang, terlalu kaget dan tak percaya. "Serius?"
KAMU SEDANG MEMBACA
not so romantic but, ok
FanfictionJolene benci Gabriel dan semua yang berhubungan dengan manusia kampret itu. Itu akan menjadi kebencian yang abadi sampai suatu ketika, Jolene diperhadapkan dengan kenyataan yang mampu menohoknya sampai rasanya dia seperti jatuh ke jurang yang dalam...