13. out of the blue💙

87 13 3
                                    

o u t o f t h e b l u e
tiba-tiba

o u t  o f  t h e  b l u etiba-tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rabu.

Hari keramat yang begitu dibenci oleh tokoh utama kita di cerita ini.

Perkara Gabriel yang suka bertandang di hari rabu sudah tidak seperti dulu. Sekarang sudah lebih gila lagi. Parah, Jolene bertemu makhluk rese itu setiap hari.

Setiap hari! Bukan cuman hari rabu saja.

Senin sampai jumat, plus sabtu dan minggu disikat juga. Kalau sampai dibiarkan setahun, artinya Jolene akan disuguhi ke-laknat-an seorang Gabriel Sevano 365 kali, dong? Jadi 366 di tahun kabisat? Mana tahan!

Baru seminggu saja sudah cenat-cenut kepalanya. Barangkali Jolene harus mengajukan proposal permintaan penggantian kepala baru ke Penciptanya.

Jolene tidak sanggup. Lambaikan bendera putih ke kamera di sudut ruangan.

Pagi ini Jolene diantar Joshua. Si bungsu sempat merecoki kakaknya soal tidak mau lagi dijemput Gabriel. Selain karena muak, Jolene juga masih jengkel dan dendam perihal acara jalan-jalan berdua dengan Rafael yang putus di tengah jalan lantaran kehadiran Gabriel yang lancang bukan main.

Padahal, hari itu Rafael mencetuskan tawaran untuk mereka lanjut jalan-jalan sehabis makan es krim. Eh, gagal total gara-gara kemunculan Gabriel yang tak diundang.

Rafael pasti kecewa waktu itu saat tidak menemukan Jolene di luar kedai. Pasti lelaki itu berasumsi negatif soal Jolene, berpikir Jolene pulang tanpa permisi dan terimakasih padahal sudah ditraktir es krim mahal.

Rusak sudah image Jolene si gadis baik di mata Rafael. Gabriel, sih!

Apalagi sampai hari ini, Jolene masih belum mengirim pesan permintaan maaf kepada Rafael yang mestinya dikirimnya tiga hari yang lalu. Ini bahkan sudah senin.

Lusa sudah rabu lagi.

Waktu memang suka melawak. Kadang lelet datangnya seperti paket cod, kadang malah secepat tagihan paylater.

Tidak lucu, cuman bikin heran.

Habis heran, Jolene kaget. Ketika tiba di kelasnya, ia mendapati sebuket bunga baby breath berpita merah muda di atas meja miliknya.

Diambilnya, kemudian dibolak-balikan untuk diselidiki. "Punya siapa?" gumamnya lalu memandang sekeliling.

Teman-teman kelasnya sibuk dengan urusan masing-masing dan ajaibnya, beberapa perempuan di sana tengah tertawa heboh selagi masing-masing memegangi bunga juga.

Ada yang punya setangkai bunga mawar, seikat bunga matahari, sebuket bunga lili dan sekeranjang bunga tulip?!

Jangan bilang ini hari bunga sedunia?

Jolene terperangah. Matanya kembali pada buket bunga di tangannya, bertanya pada diri sendiri.

"Dari siapa?"

not so romantic but, okTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang