[8] sakit

433 81 7
                                    

Mulai sekarang, setiap hari Rezef dan Psyche selalu berhadapan diruang makan, tetapi hanya ruang makan. Psyche menepati kata katanya untuk tidak menggangu Rezef jika Rezef makan teratur, yaitu tidak menggangu Rezef dan berhenti berkeliaran dengan tingkah aneh didekat Rezef. Psyche juga sudha jarang ke taman dengan Vera untuk bercerita karena Psyche takut jika bisa saja Rezef berada disana, dan kehadirannya dianggap Rezef menganggu.

Jadi, akhir akhir ini kegiatan Psyche hanya berada diruang kerjanya, dikamar, lalu didapur untuk berbincang dengan orang orang. Psyche sangat senang berbincang dengan orang orang dikediaman Hill, karena mereka sangat baik kepada Psyche, berbeda dengan bangsawan yang selalu mencari cari kesalahannya dulu. Namun, Psyche berbincang juga sekalian untuk mendapatkan informasi tentang Rezef. Disetiap pembicaraan pasti selalu ada nama Rezef yang disebutkan oleh Psyche. Ini karena Psyche benar benar ingin berhubungan baik dengan Rezef. Tetapi, karena Rezef tidak suka Psyche berada didekatnya, jadinya Psyche selalu melakukan semua hal untuk Rezef dari jauh. Mulai dari hal kecil seperti membuatkan dessert untuk camilan Rezef disela kerja dengan tangannya sendiri


---

Sudah satu minggu sejak Psyche menjauhi Rezef, sama sekali tidak ada gangguan dari Psyche. Mereka hanya bertemu dimeja makan satu minggu ini, saat dimeja makan sering kali Psyche bercerita tentang hari hari yang dijalaninya, namun tidak ada respon apapun dari Rezef, hal ini seperti membuat Psyche sedang berbicara dengan tembok. Karena kesal tidak ditanggapi dua hari terakhir ini Psyche jadi irit dan berhati hati saat berbicara. Kadang karena sifatnya yang ceria ia selalu kebablasan untuk terus bercerita, namun Psyche selalu meminta maaf saat ia bercerita berlebihan akhir akhir ini.

"Tuan Rezef, akhir akhir ini anda sangat sering melihat keluar jendela, apakah ada sesuatu yang membuat anda resah?" tanya Phell pada Rezef yang terlihat murung dari kemarin

"Ya, bukankah Psyche sangat aneh akhir akhir ini? Aku curiga dia sedang merencanakan sesuatu yang buruk kepada kediaman Hill" jawab Rezef sambil memperhatikan luar jendela, entah apa yang sedang dicarinya, mungkin seorang wanita berambut pirang yang selalu menganggunya?

"Maaf menyela tuan, tapi saya tidak setuju dengan kecurigaan anda. Bukankah nona Psyche menjauh dari anda akhir akhir ini karena itu keinginan anda? Lalu, untuk seorang nona yang lembut seperti nona Psyche, tidak mungkin ia merencanakan sesuatu yang buruk." ucap Pheron membela Psyche

"Kenapa kau membelanya? Sepertinya hubungan kalian jadi dekat ya..." ujar Rezef sambil mengerutkan dahinya, rasa aneh muncul didadanya. Rasa kesal dan Iri?

"Nona Psyche sangat baik kepada pelayan dan bawahannya, jadi bisa dibilang kami memang sangat dekat dengan nona sekarang" ucap Pheron

Rezef terdiam sejenak, ia memikirkan beberapa hal buruk yang sering dilakukannya pada Psyche, seperti tidak menanggapinya saat Psyche berbicara, menatap dengan tatapan sinis, dan bahkan menolak untuk berjalan ditaman. Rezef sangat senang akhirnya selama hidupnya ada lagi yang memperhatikannya selain ibunya yang sudah wafat, dan Rezef juga takut kehilangan orang tersebut sekali lagi. Itulah kenapa Rezef selalu ingin membatasi hubungannya dengan Psyche, wanita aneh yang sama sekali belum bisa ia tebak.

"Di...Dimana Psyche sekarang." tanya Rezef kepada Pheron sambil membuang muka

"Dari pagi setelah makan nona Psyche masih berada dikamarnya." jawab Pheron

"Oh..." hanya hal tersebut yang keluar di mulut Rezef atas pertanyaannya


___

Malam sudah tiba, kini saatnya Rezef pergi keruang makan untuk makan bersama Psyche. Namun, sudah 10 menit Rezef menunggu diruang makan, tidak ada kabar kedatangan Psyche keruang makan.

"menunggunya 10 menit saja sangat membosankan, bagaimana bisa dulu dia menungguku berjam jam tanpa kepastian" hal ini langsung muncul dipikiran Rezef, rasa bersalah mulai muncul perlahan dibenak Rezef atas segala hal buruk yang ia lakukan

Tak lama kemudian suara hentakan kaki terdengar semakin dekat dari luar ruang makan. Rezef mengira itu Psyche, ternyata salah. Itu adalah Vera, dayang Psyche. Vera terlihat murung dan ingin mengatakan sesuatu

"Mohon maaf tuan Rezef, nona Psyche bilang hari ini sampai urusan nona Psyche selesai, ia tidak bisa datang dulu untuk makan bersama." ucap Vera menyampaikan perkataan Psyche

"Mengapa? Hal apa yang ia lakukan sampai melewatkan makan bersamaku?" ini adalah kata kata yang diucapkan Rezef didalam hatinya, "Oh, baiklah. Lagipula aku tidak terlalu ingin selalu bersamanya" dan ini adalah hal yang dikatakan Rezef. SANGAT BERKEBALIKAN

Vera yang mendengar jawaban Rezef pun langsung segera pergi karena jika ia terlalu lama, pukulan akan melayang ke wajah lelaki itu karena Vera sangat kesal dengan sifat Rezef yang selalu cuek dengan Psyche.

"Nona Psyche, sudah saya katakan sesuai perintah nyonya. Tapi bukankah lebih baik mengatakan yang sebenarnya bahwa anda demam tinggi? Ini tidak bisa dibiarkan, saya sangat kesal dengan Tuan Rezef yang acuh tak acuh itu." celoteh Vera kepada Psyche yang terbaring dikasur sangat lemah

"Jangan katakan Vera, lagipula kau sudah tau kan kalau imun ku sangat lemah, dari dulu sejak kita kecil bersama aku selalu merepotkanmu dan ibumu untuk mengurus aku yang selalu sakit setiap kali melakukan hal yang belum pernah kulakukan. Dan juga, bukankah aku terlihat akan sembuh dalam 2 hari lagi..." ucap Psyche sambil tersenyum lirih

"Aku, aku tidak ingin merepotkan banyak orang."


__


Sudah 3 hari Psyche tidak datang makan bersama, hal ini menganggu pekerjaan dan pikiran Rezef. Entah kenapa, bukannya malah senang, Rezef malah merasa sangat kesepian, rasa kesepian yang sangat persis saat ia ditinggal ibunya dan dituntut untuk sempurna oleh ayahnya saat ia masih kecil.

"Aku ingin keluar mencari angin." Ucap Rezef pada Pheron, ia menyuruh Pheron untuk melanjutkan pekerjaannya dulu selagi ia mencari angin. Tapi, itu sebenarnya bukan mencari angin karena Rezef saat ini sedang berada didepan pintu kamar Psyche. Lima menit sudah berlalu, tetapi Rezef hanya berdiri didepan pintu, tanpa mengetuk. Saat ini ia sedang berdebat dengan pikirannya, haruskah ia mengetok pintu dan melihat apa yang dilakukan Psyche? Atau tidak usah pedulikan karena Rezef dari awal sudah mengatakan bahwa tidak mau Psyche didekatnya?

"Baiklah, akan kulihat apa yang dilakukannya" ucap Rezef yang akhirnya sudah selesai berdebat dengan pikirannya, dan memilik untuk melihat yang apa yang dilakukan Psyche selama tidak keluar dari kamar. Saat mengetuk kamar, terdengar suara batuk seorang wanita dari dalam yang menyuruhnya untuk menunggu sampai pintu dibukakan. Saat pintu dibuka, Rezef terkejut dengan penampilan Psyche, ia terlihat sangat sakit, bibirnya sangat pucat, tidak ada senyuman tulus, hanya senyuman palsu yang lebih palsu dari biasanya.

Psyche juga terkejut dengan kedatangan Rezef yang tibatiba, ia fikir itu adalah Koki dapur atau Vera yang sudah tau bahwa ia sakit, tapi ternyata seseorang yang bahkan tidak Psyche prediksi kedatangannya.

"Anu, ada apa Rezef? bila tidak ada hal penting, mungkin lain kali saja kita bertemu hehe." ucap Psyche yang belum penuh keluar dari kamar, hanya mengintip dari balik pintu untuk menutupi wajah pucatnya

Tak ada jawaban dari Rezef, Rezef langsung masuk ke kamar Psyche dan menyentuh kening Psyche dan berkata, "kau sakit..."

"Ah, ini bukan sakit. Dari kecil aku selalu seperti ini, ini adalah...Um, apa ya... Kekuatan, ya benar... sebenarnya aku ini penyihir jadi aku akan melewati fase seperti ini" ucap Psyche mencari alasan yang tidak masuk akal

"Pftt-" suara tawa terdengar sedikit dari mulut Rezef, Rezef benar benar tidak bisa menahan tawanya terhadap wanita ini lagi sekarang. "Ah maaf, kau terdengar sangat konyol saat mengatakannya. Lagipula kalau sakit mengapa kau tidak mengatakannya sih? Sangat aneh." ucap Rezef sambil menarik tangan Psyche ke tempat tidur. "Istirahatlah, aku akan memanggil dokter."

"Perhatian? Apa ini gambaran ketika Rezef perhatian denganku? Ah, tapi bukankah aku sudah terlalu sering berharap dan salah paham? Malu juga rasanya, mungkin saja Rezef begini karena jika aku terus menerus sakit makan pekerjaan administrasi akan dilempar padanya..."  gumam Psyche dalam hatinya







bersambung

marriage contract ; rezef x psycheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang