17. Konspirasi yang Membingungkan

10 0 0
                                    

"Untuk saat ini, kalian beristirahatlah. Kami selalu menyediakan satu pondok untuk warga Maynuf yang datang ke sini."

Setelah sesuatu yang disebut mikila itu dibawa oleh salah seorang warga, mereka langsung menggotong Laina dan mendudukkan gadis itu di atasnya. Mikila berbentuk mirip cawan yang digunakan warafuru, tapi lebih kecil. Hanya muat untuk digunakan oleh satu orang. Cawan itu dikendalikan menggunakan sebuah batu yang di atasnya terdapat batu-batu panjang yang bisa digerakkan.

Mereka menyebut benda itu sebagai rikote ronrol[1].

Maik dan Laina sempat melongo melihat alat itu. Mereka membayangkan betapa menyenangkannya jika mikila ini ada di Maynuf. Para orang tua bisa bergerak bebas dan bekerja tanpa harus mengeluh karena tidak bisa diam di rumah atau kaki yang terlalu sakit karena terlalu banyak berjalan.

Bilaque membawa mereka ke sebuah pedesaan yang sangat berbeda dari Maynuf. Sekilas, tempat ini mengingatkan Maik pada Hutan Willflowi yang tentu saja membuatnya sedikit waspada. Terpengaruh aroma bunga hashfree lagi di tempat yang—lagi-lagi—tidak familier bukanlah hal yang menyenangkan. Baik Maik maupun Laina tidak ingin mengalaminya lagi.

"Selamat datang di Foulesfule, surganya manusia bertahan."

Ucapan Bilaque sudah tidak dihiraukan oleh Maik dan Laina. Mereka berdua sudah berdecak kagum berkali-kali dan memandang ke semua tempat dengan pandangan takjub.

"Tempat ini gila!" bisik Laina.

Maik mengangguk. "Kupikir Hutan Wilflowi sudah gila, ternyata tempat ini lebih gila lagi."

Mereka memperhatikan seluruh tempat ini dengan saksama.

Foulesfule adalah tempat yang sangat berbeda dengan Maynuf. Ini seperti kombinasi Maynuf dengan hutan Wilflowi. Ada banyak rumah, lebih banyak dari Maynuf, dengan beragam bentuk dan warna. Di sekelilingnya terdapat pohon dan tanaman yang dibudidaya sedemikian rupa hingga pepohonan pun menjadi tempat bercocok tanam. Hampir setiap rumah memiliki sisi dinding yang dimanfaatkan untuk bercocok tanam. Ini seperti ladang di Maynuf, tapi bentuknya ke atas.

Bilaque yang memperhatikan arah pandangan Maik kemudian berkata, "Itu adalah kebun otosifa. Kebun yang disusun vertikal. Isinya tanaman-tanaman yang bisa dimakan."

"Apa tidak sulit merawatnya, terutama yang di atas-atas itu." Laina menunjuk ke barisan tanaman yang berada di paling atas.

Bilaque tertawa renyah. "Tidak sulit, kok. Tanaman-tanaman ini tidak perlu dirawat secara khusus, proses perawatannya sudah diatur menggunakan mesin. Penduduk bisa melakukan panen dan penanaman bibit setiap seminggu atau dua minggu sekali. Dia akan tumbuh selama air di tank yang ada di atas sana terus diisi."

Lagi-lagi Maik dan Laina berdecak kagum. Mereka masuk lebih dalam ke desa itu. Semakin dalam mereka masuk, semakin merasa merasa takjub atas apa yang dilihatnya. Tempat ini benar-benar seperti surga bila dibandingkan dengan Maynuf.

Semua hal bekerja secara otomatis. Tanaman hidup secara otomatis. Pencahayaan berjalan secara otomatis. Alat transportasi berseliweran seolah-olah itu adalah hal yang lumrah. Rumah-rumah yang berukuran variatif tergantung dengan jumlah keluarganya.

Satu hal yang membuat Maik dan Laina bingung. Di sini, pelukan dan saling mengelus seperti sesuatu yang normal. Bahkan anak-anak muda pun sudah melakukannya. Beberapa pasangan seumuran Laina dan Maik, masuk ke dalam satu rumah yang sama.

"Di Maynuf, dua orang berlainan jenis kelamin seperti itu tidak boleh berada di dalam satu ruangan," ujar Maik tiba-tiba.

Bilaque tersenyum lembut. "Mereka sudah melaksanakan ritual Foulesfule, jadi mereka diperbolehkan tinggal serumah."

DormantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang