Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Jadilah anakku, " Ucapnya
Anak katanya. Aku tak percaya dia menganggkatku sebagai anaknya. Aku tak habis fikir. Melirik anak yang ia gandeng anak itu menatapku dengan pandangan yang berbinar-binar.
Kemudian dia melepaskan pegangannya dari lenganku.
"Maaf, aku tak seharusnya tiba-tiba, "
"Lie, tuan. Bukan salah tuan, "
"Tapi jika boleh tahu alasan anda mengangkat saya anak anda apa?, " Ucapku
"Untuk menemani anak ini agar tak sendirian di saat aku pergi dan juga sebagai kakak yang melindunginya jika dia terjadi sesuatu, " Ucapnya
"Souka, apa hanya itu. Bukan yang lain, " Ucapku penuh selidik.
***
POV' Loid :
Ku lihat anak ini cerdas dan waspada mampu menilai serta menganalisis situasi yang ada.
"Atau anda ingin menggunakan saya untuk mencampai tujuan anda sendiri?, "
Kata-kata nya sangat tepat sasaran. Entah itu sponintas semata atau hanya kewaspadaan nya semata aku tidak tahu apa yang ia pikirkan tentangku. Memang salah mengangkatnya sebagai anak?.
"Kenapa kau berfikir begitu, "
"Dari penampilan anda serta cara anda berdiri dan berjalan tadi mencerminkan sifat orang yang realitis mementingkan akal logika pikiran dalam memutuskan suatu hal serta anda bukan lah orang yang suka buang-buang waktu. Apa saya benar, "
Dan 'pong' apa yang di ucapkan anak ini ada benarnya aku bukanlah orang yang suka buang-buang waktu bekerja sendiri agar aku cepat menyelesaikannya.
"Itu memang benar dan tak sepenuhnya benar, "
Sedangkan dia tertawa?
"Ada apa? Apa ada yang lucu, " Ucapku merasa bingung. Pasalnya tak ada hal yang harus di tertawakan.
"Tidak ada tuan? Anda terlalu serius. Sekali-kali anda bersantai tuan, " Ucapnya menahan tawanya