"Terimakasih, Paman. Saya izin pulang dan Jihan, terimakasih juga sudah menemani saya tadi." Kendrick tersenyum simpul.
Kini ketiga pemuda dan satu duda itu tengah berdiri teras rumah Bima. Berpamitan untuk kembali ke kota.
"Sama sama, Tuan muda." Pria paruh baya itu membalas senyuman Kendrick.
Mereka berbalik untuk memasuki mobil Kendrick, tapi langkah duda itu terhalang karena ada sebuah tarikan di ujung kemeja yang ia kenakan. Berbalik, melihat siapa pelakunya yang tidak lain adalah Jihan.
"Ada apa?" Tanya Kendrick saat pria itu sudah menatap Jihan, sedangkan gadis itu terlihat menundukkan kepalanya.
"Kak Ken akan ke sini lagi kan?" Tanya Jihan sambil memainkan ujung baju miliknya.
"Mungkin? Tergantung saya sibuk atau tidak."
Jihan mendongak, menatap mata tajam milik Kendrick. "Heum... Ini untuk Kak Ken, anggap saja sebagai tanda ucapan makasih Kak Ken." Menyodorkan sebuah bingkisan yang ternyata isinya adalah kue stroberi.
"Ah terimakasih, harusnya kamu tidak usah repot repot." Kendrick menerima bingkisan itu.
"Gak sama sekali. Kapan kapan kesini lagi ya, Kak Ken."
Kendrick mengangguk sebagai jawaban.
Tanpa pria itu sadari, sedari tadi terlihat seseorang yang sedang memperhatikan interaksi keduanya.
"Dih. Cewe caper tuh," Ejek Renja di belakang Garren, sengaja sebenarnya.
"Awas, Ren. Kalah start nanti lo." Hazen ikut mengejek Garren.
Ejekan kedua temannya membuat Garren mendengus kesal dan tanpa sadar menatap keduanya dengan tatapan tajam.
"Bacot lo pada!" Pemuda manis itu memasuki mobil Kendrick yang kebetulan sempat di buka tadi.
"Temen lo gak mungkin naksir kan? Padahal baru pertama kali ketemu."
"Lo lupa? Si Garren kan katanya mirip sama mendiang suaminya om om itu, jadi mungkin dia reinkarnasi."
Hazen dan Renja saling bertatapan.
"Gue tau sih, gue goblok tapi ya gak gitu juga kali bray." Ucap Renja.
"Ya udah sih yang tau mah cuma Garren sama Tuhan." Ujar Hazen.
TIINN!!
Bunyi klakson mobil yang cukup nyaring membuat orang orang disana terkejut bukan main, apa lagi Hazen dan Renja. Jarak mereka lebih dekat dengan mobil, jadi otomatis suaranya lebih kencang.
Karena kaca mobil Kendrick agak tembus pandang jadi mereka bisa melihat dengan jelas siapa pelakunya. Yap benar! Seorang Garren pelakunya. Menatap datar kerumunan orang orang itu.
Hazen dan Renja buru buru masuk mobil, di susul dengan Kendrick yang sebelumnya sudah mengucapkan terimakasih kepada Jihan.
"Lo kenapa sih, Ren?" Tanya Renja heran.
"Bacot."
Garren itu orang yang tidak akan mudah marah dengan hal sepele dan ia juga jarang mengumpat, jadi saat pemuda manis itu sudah mengumpat dan juga kesal bukan main teman temannya lebih memilih diam dari pada kena amukan Garren. Untung Andy tenang tenang saja tertidur di pelukan Garren.
Saat Kendrick masuk kedalam mobil, ia dapat merasakan aura Garren yang cukup berbeda.
"Lama bener, nanti kemaleman nyampe rumah. Kasian Andy." Ucapan datar Garren mendapatkan kekehan kecil dari Kendrick.
"Khawatir? Terimakasih sudah mengkhawatirkan anak saya." Tatapan Kendrick terhadap Garren membuat pemuda manis itu tergugup.
"Ekhem! Wajar sih, lagian Andy masih kecil." Membetulkan posisi duduknya agar Andy nyaman.
"Padahal lagi cemburu, iya gak sih, Ja?" Bisik Hazen sepelan mungkin agar tak di dengar Garren dan juga Kendrick.
"Temen lo, Zen. Maklumin aja, Garren mah kagak pernah terlibat cinta dari dulu jadi bakal kaku dah." Renja juga ikut berbisik pelan.
DADDY
Tak terasa perjalanan mereka menghabiskan waktu hampir dua jam. Sebenarnya tadi mereka mampir makan dulu soalnya Andy merengek ingin makan.
Saat ini mobil Ferrari itu kembali melaju, membelah dinginnya malam akibat hujan.
"Anyway, kita belum berkenalan." Ucap Kendrick sambil fokus menyetir.
"Perkenalkan, saya Kendrick dan mungkin kalian sudah tahu nama anak saya."
"Saya Hazen!" Pemuda berkulit tan itu mengangkat tangannya agar terlihat.
"Renja, Teman yang terpaksa harus menjalin hubungan dengan kedua cengcorang ini." Ucapan Renja mendapat cubitan di paha nya dari Hazen.
"Haha kalian terlihat seperti saudara. Kalau kamu?"
Garren yang sempat memejamkan mata pun menoleh, karena Kendrick menatapnya walau sesekali melihat ke depan.
"Garren."
"Kita panggilnya apa? Om?" Tanya Hazen.
"Kakak aja. Saya tidak setua itu,"
"Kan, bener kata gue. Dia kagak tua tua amat, Ja." Menoleh menatap Renja yang tengah mengangguk anggukan kepalanya setuju.
"Oh iya, Kak. Rumah kita sama Garren gak searah, nanti turunin kita di depan gang aja."
"Perumahan?"
"Mawar berduri, 375." Hazen hampir tertawa, entah lah setiap ia mendengar nama perumahan itu ia ingin sekali tertawa. Padahal ia juga tinggal di situ.
"Baiklah, kalau kamu dimana?" Kendrick beralih kepada Garren.
"Neo Dream, 127."
"Kebetulan sekali,"
Garren menatap Kendrick heran, mengangkat salah satu alisnya bingung.
"Kita satu perumahan."
Renja dan Hazen terkejut mendengar ucapan Kendrick. 'Jodoh memang gak kemana.' Batin keduanya.
DADDY
"Makasih ya, tumpangannya. Lumayan hemat ongkos hehe."
Hazen dan Renja saat ini berdiri di depan gang perumahan Mawar Berduri. Mengucapkan terimakasih adalah hal yang penting, maka dari itu sebelum mereka pulang, mereka mengucapakan terimakasih dulu.
"Sama sama, kalian hati hati." Ucap Kendrick.
Kendrick dan Garren masih di dalam mobil, mereka tak perlu keluar hanya untuk pamitan, kan? Terlalu merepotkan kalau kata Garren.
"Besok jangan lupa, ya bray." Ingat Garren kepada kedua temannya.
"Santai." Ujar Hazen.
"Hati hati juga ya, Kak Ken dan lo, Ren. Jangan aneh aneh ya." Ancam Renja.
"Idih idih kek mau apa aja." Cibir Garren.
"Hahaha. Ya udah kita pamit dulu, Bye Kak Ken, Ren!"
Renja dan Hazen memasuki gang dan saat mereka sudah tak terlihat lagi, Kendrick mulai menjalankan mobilnya. Tujuan saat ini adalah kerumah Garren.
Bersambung...
Sekian cerita hari ini dan terimakasih atas dukungan kalian semua.
Bila ada kesalahan atau typo mohon di maklumkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/307496063-288-k792857.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐚𝐝𝐝𝐲 [Nomin]
FanficIni hanya kisah seorang Kendrick, pemuda berkepala tiga yang harus mengurus anaknya sendirian. Menjadi single parent itu tak mudah, tapi ia tetap berjuang untuk anak nya. Dan juga janji yang telah ia buat. Perasaan Kendrick masih tetap ada untuk san...