Dejavu

2.6K 163 2
                                    

Andy sempat merengek karena tidak ingin Garren pergi. Untung saja tadi sempat diberi embel embel akan bertemu kembali.

"Andy. Aku janji kita akan bertemu lagi, jangan sedih ya." Garren sudah keluar dari mobil dan masih berusaha untuk membujuk Andy.

Mengusap kepala Andy dan memberikan tatapan yakin, "Kakak janji! Jadi jangan sedih, nanti kakak ikut sedih." Memajukan bibir bawahnya dan memperlihatkan wajah sedih.

"Buna! Not kakak."

"Aiyah, ya ya Buna janji." Andy tersenyum dan mengangguk.

"Oky doki!"

Garren tersenyum, menegakkan kembali tubuhnya dan menatap Kendrick. "Terimakasih ya, Kak."

Kendrick tersenyum simpul, "Sama sama, hati hati ya."

"Siap, Kakak juga." Memberikan postur hormat.

Kendrick terkekeh melihat sifat Garren, 'Kenapa sama?' Batin Kendrick.

Garren mulai melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam rumah, tapi terhenti karena Kendrick memanggilnya. Berbalik kembali menghadap mobil ferrari itu.

"Saya boleh minta nomor kamu? Jaga jaga kalau Andy merindukan kamu." Dusta, ingin modus saja itu.

"Boleh." Garren memberikan ponsel miliknya.

Duda itu mengambil ponsel Garren dan mulai mencatat nomor telepon nya.

"Oke, sudah. Terimakasih." Ujar Kendrick.

Mengembalikan ponsel Garren dan tersenyum tipis.

"Santai, ya udah. Aku masuk dulu, ya. Kakak hati hati."

"Haha rumah saya hanya tinggal beberapa blok padahal, baiklah. Sampai bertemu kembali."

Kendrick mulai menyalakan mesin mobilnya dan melaju meninggalkan Garren yang sudah memasuki gerbang rumah.




DADDY


Kendrick dan Andy sudah sampai rumah. Duda itu membersihkan tubuh Andy terlebih dahulu dan setelah selesai, menyuruh bocah itu untuk segera tidur lagi.

Setelah memastikan anaknya tertidur, Kendrick pergi kekamarnya dan membersihkan tubuhnya yang lumayan lengket. Melelahkan juga menyetir berjam jam.

Membutuhkan hampir 30 menit untuk Kendrick menyelesaikan urusan mandinya. Ia segera ke walk in closet untuk mengambil piyama miliknya.

"Piyama ini selalu mengingatkan ku pada mu, Nana."

Setelah selesai, Kendrick mengambil ponselnya yang ada di atas nakas lalu merebahkan diri.

"Dunia itu jahat atau baik? Aku bertemu seseorang yang mirip sekali dengan mu, Darling." Menatap potret Nabil yang berada di ponselnya.

Pemuda manis berpipi tembam itu tersenyum sambil memegang perut buncitnya. Foto Nabil saat mengandung Andy 7 bulan, sangat cantik.

"Jika aku mendekatinya... apa kau akan setuju, sayang? I'm promise, i won't forget you. Kamu pemilik asli cinta ku, Na. Jadi perasaanku akan tetap sama." Tersenyum membuat matanya menghilang seketika.

"Jam 10 malam, apa Garren sudah tidur?" Kendrick membuka aplikasi chat.

Disana ia tengah berada di room chat Garren, ingin menghubungi tapi takut mengganggu. Tapi rasa ingin mengabari lebih besar,

"Chat tidak, ya?"

Terus menimbang pilihannya, hingga akhirnya Kendrick memilih untuk chat saja.

"Test kontak saja, lagi pula dia belum punya nomor ku kan."

𝐃𝐚𝐝𝐝𝐲 [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang