Bab 1

2.3K 186 13
                                    

Ali menatap berita di depannya dengan pandangan sendu, dimana Prilly mengatai keluarganya. Jujur saja rasanya menyakitkan namun ia mengerti perasaan Prilly, ini semua salahnya dan juga Mama nya yang tak ingin dirinya berpacaran disaat karirnya sejak berada di puncak.

"Ali." Teriak Kaia dari luar kamarnya.

Ia beranjak membuka pintu, "Kenapa?"

"Di bawah ada Prilly sama keluarganya."

"Iya gue turun."

Keduanya turun dan berjalan ke ruang tamu, disana ada Prilly yang menundukkan kepalanya duduk di samping Ully.

"Jadi ada apa kesini?" Tanya Resi sinis.

"Saya mau meminta maaf pada Resi dan keluarga dengan apa yang sudah Prilly katakan di video tersebut."

"Gampang banget minta maaf."

"Prilly minta maaf tante, Prilly ga sengaja. Prilly benar benar minta maaf sama tante, maafin Prilly."

Prilly berlutut di depan Resi, menggenggam tangan wanita itu, Resi tersenyum.

"Gampang banget kamu minta maaf. Saya sakit hati sama semua perkataan kamu. Saya udah benar untuk ga merestui kalian pacaran, kalo kamu mau saya maafkan putusin Ali sekarang."

Semua terkejut mendengarnya terlebih Ali, ia sangat mencintai Prilly, "Ma jangan kayak gini, Mama tau kan Ali cinta sama Prilly Ma." Ujarnya menatap Resi.

"Kamu belain dia? Inget Li dia udah ngatain Mama."

"Ali tau Ma, Prilly ga mungkin ngelakuin tanpa sebab. Ali tau apa yang Mama lakuin sama Prilly, Mama selalu mengancam Prilly agar kita berdua putus kan? Ali tau Ma, selama ini Ali diam karena Mama orang tua Ali satu satunya."

"Kalo kamu udah tau yaudah tinggal nurutin apa mau Mama kan. Mama ga suka kamu pacaran, nanti kamu ga fokus sama karir kamu."

"Mama harus ingat nama Ali naik karena peran Ali sama Prilly Ma, Mama harus akuin itu. Kalo tanpa Prilly, Ali bukan apa apa Ma."

"Cukup Li, aku rasa Mama kamu benar. Seharusnya kita ga pacaran diam diam, sekali lagi Prilly minta maaf tante. Prilly bakal lakuin apa yang tante mau walaupun harus melepaskan Ali."

"Sayang jangan kayak gini." Ali mendekat ke arah Prilly dan memeluknya.

"Maaf Ali, aku ga mau hubungan kamu sama keluarga kamu renggang karena aku. Sekarang kita introspeksi diri masing-masing ya. Yang harus kamu tau, aku cinta banget sama kamu. Maaf udah kecewain kamu dan keluarga kamu. Kaia, makasih ya udah nerima aku dengan tangan terbuka." Di ujung sana Kaia menatap sendu Prilly, ia sangat menyukai Prilly.

"Gisel belajar yang rajin ya biar nanti bisa masuk ke kampus impian kamu."

"Sekali lagi Prilly maaf sama tante dan semuanya."

"Keputusan yang bagus, saya maafkan kamu."

"Makasih tante, Prilly benar benar minta maaf dan ga akan ngulangin lagi."

"Ma." Protes Ali, matanya berkaca-kaca.

"Oke, kalian masih boleh berteman dan tidak boleh lebih. Jika saya tau kalian kembali menjalin hubungan jangan harap saya akan maafin kamu lagi."

"Makasih." Prilly memeluk Resi dan Resi balas memeluk Prilly.

"Hm."

"Sekali lagi kami minta maaf atas perlakuan Prilly ya Resi. Dan makasih sudah memaafkan anak kami." Ujar Rizal.

"Iya Rizal, Ully."

Ali menatap Prilly sendu, "Ali boleh ngomong sebentar sama Prilly?"

"Jangan lama lama." Ujar Resi.

Ali segera menarik Prilly ke belakang rumah, di taman Ali memeluk Prilly erat, menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Prilly.

"Hiks aku ga mau pisah sama kamu sayang."

"Tolong jangan tinggalin aku." Isak Ali.

"Aku ga akan ninggalin kamu Li. Yang terpenting kita masih bisa berteman kan?"

"Tapi aku ga mau cuma jadi teman kamu hiks, aku ga mau kamu sama orang lain."

Prilly melonggarkan pelukannya dan menangkup wajah Ali, "Dengerin aku, cinta tau kemana arah jalan pulang. Begitupun cinta aku, kalo kita memang di takdirin berjodoh, cinta aku pasti akan berlabuh ke kamu. Kita jalanin aja semuanya ya, kita hadapin sama sama."

Ali menatap mata Prilly, jujur ia tak ingin namun jika ia tetap memaksa pasti Resi akan menjauhkan Prilly darinya, "Oke aku bakal nurutin kemauan Mama. Aku bakal buktiin kalo aku beneran cinta sama kamu, aku bakal fokus sama kerjaan aku."

Prilly tersenyum, "Semangat ya. Ingat aku cinta banget sama kamu Li."

"Aku lebih mencintai kamu." Sekali lagi Ali memeluk Prilly dan mengecup lembut puncak kepala gadis itu.

***

Setelah kejadian itu keduanya pun masih berteman. Seperti sekarang keduanya menjadi bintang tamu di acara sctv award.

Prilly yang ada di ruangan nya dan sedang make up dikejutkan dengan datangnya Ali.

"Hai." Sapa Ali.

"Hai Li, kamu dari tadi?"

"Baru sampe makanya samperin kamu dulu."

Entah perasaannya atau tidak mereka sangat canggung, setelah Prilly yang datang ke rumahnya ini pertama kalinya mereka ketemu lagi.

"Hm kamu udah makan?" Tanya Ali.

"Belum tadi ga sempet."

Ali menatap Prilly tajam, "Kebiasaan banget sih, tunggu sini biar aku beliin kamu makan dulu."

"Ali nanti aja."

"Jangan bantah, aku ga mau kamu sakit. Apalagi nanti acaranya lama ya."

"Oke." Prilly pasrah jika Ali sudah berultimatum.

Ali beranjak membelikan makan untuk Prilly, ia ditemani Baja menuju rumah makan padang. Ali memesan nasi ayam untuk Prilly, ia meminta porsinya dibanyakin karena Ali juga akan ikut makan.

Setelahnya ia kembali ke ruangan Prilly, "Ini makan dulu, kita makan berdua."

Prilly beranjak duduk di samping Ali. Ali membuka bungkusan itu dan memperlihatkan Prilly menu yang ia beli.

"Biar aku suapin." Ujar Ali.

"Makasih."

"Hm."

Keduanya pun menikmati makanan tersebut, Prilly begitu tenang menerima suapan Ali. Baja dan Siti menjadi saksi bisu keduanya. Mereka mengerti gimana keadaan dua manusia di depannya ini. Saling mencintai namun terhalang restu orang tua. Mereka hanya berharap Ali dan Prilly bisa bersatu kembali.

***
Gimana part ini?
Jangan lupa vote dan comment!!

Semoga suka ya sama new version nya, dan aku mau bilang ini hanya cerita fiktif ya jangan dimasukin ke hati.

Salam Dilan....

Behind The Scene New VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang