Shooting hari pertama di mulai, Ali sudah rapi dengan pakaian dan juga barang-barangnya. Hari ini ia di temani oleh Iam.
"Ali berangkat." Ujarnya berpamitan pada Resi dan Kaia.
"Hati hati sayang." Ali hanya mengangguk dan berlalu begitu saja.
Iam segera melajukan mobilnya menuju lokasi shooting yang berada di daerah Cibubur. Ali hanya memandang jalanan yang dipadati oleh kendaraan pribadi dan umum.
"Li."
"Kenapa?"
"Lawan mainnya lo kan baru, udah siap ada shipper baru?"
"Harus siap kan?"
"Shipper yang paling berkesan buat lo?"
Ali menoleh pada Iam, "Lo pasti tau jawabannya, APL."
Ali kembali mengalihkan pandangannya, "Mereka selalu ada kayak Alc, yang selalu support semua karya gue, selalu dukung apapun yang gue lakuin, bahkan disaat dua tahun gue hilang mereka tetap ada." Sembari menjawab senyuman terbit di bibirnya.
"Sampai sejauh ini cuma mereka yang bertahan, shipper gue sama yang lain udah tenggelem ga tau kemana, paling ya masih ada AWL."
"AWL? Shipper lo sama wilona?" Tanya Iam.
"Iya. Mereka juga ga pernah cari ribut kecuali ada yang duluan cari masalah." Jelasnya.
Pembicaraan itu terhenti ketika mereka sudah sampai di lokasi. Ternyata sudah pada datang, Ali memakai maskernya, tentu saja karena sekarang masih pandemi.
Ali jalan memasuki basecamp diikuti Iam yang membawa barang-barang Ali. Di dalam sudah ada Erdin, Jennifer, Sitha dan Nabila.
"Pagi." Ujar Ali dengan senyum tipis bahkan seperti tak tersenyum.
"Pagi Li." Jawab mereka.
Ali duduk di kursinya yang sudah disiapkan oleh Iam. Dan mengambil skrip miliknya juga mulai membaca dengan seksama.
"Ali, Sitha ayo take."
Ali beranjak dari duduknya begitupun dengan Sitha, keduanya keluar menuju set yang sudah disiapkan para kru.
Di dekat set ternyata banyak penggemar yang melihat kegiatan shooting, mereka rindu dengan Ali. Tentu saja karena Ali baru saja kembali setelah dua tahun menghilang dari dunia hiburan.
Para penggemar Ali dengan sebutan Alicious begitu senang merekam segala kegiatan Ali. Dengan catatan dari para kru untuk tidak di sebarkan sebelum sinetronnya tayang.
"Cut!"
Ali segera ke pinggir set dan itu langsung diserbu para penggemar untuk meminta foto bersama. Ali dengan tenang mencoba untuk meladeni permintaan mereka hingga Iam membawanya pergi.
"Thanks am."
"Santai Li."
Ali memasuki mobil dan memainkan ponselnya, ia membuka instagram miliknya dan melihat akun perempuan kesayangannya itu. Prillylatuconsina96. Disana terlihat Prilly baru saja memposting foto bersama dengan kekasih barunya.
"Kamu udah bahagia ya sama dia?" Lirihnya.
"Aku kangen Pril."
"Aku butuh kamu disini Pril."
Ali menatap sendu wallpaper hp nya yang terpampang fotonya bersama Prilly, foto saat keduanya photoshoot bersama brand ternama sebagai brand ambassador.
"Rasanya pengen ngulang semuanya lagi Pril."
"Kenapa kamu ngikutin kemauan Mama? Padahal aku selalu bilang buat berjuang sama sama."
Ali menyimpan ponselnya ketika jam mengetuk jendela mobil, "Kenapa?"
"Waktunya take lagi."
"Oh oke thanks."
Ali menaikan kembali kaca jendela dan ia pun keluar menuju set. Kali ini take dengan Nabila.
"Hai Li." Sapa Nabila dan Ali hanya mengangguk kecil. Melihat respon Ali, Nabila merasa jengkel.
Keduanya pun take, Ali tanpa melakukan kesalahan, ia sangat malas meladeni sikap Nabila yang mencoba menarik perhatiannya, ia ingin segera selesai dan pengambilan scene lainnya.
Begitu selesai Ali langsung pergi menuju mobilnya menghiraukan panggilan dari Nabila yang terus menyerukan namanya, sungguh ia sangat muak dengan orang-orang yang mencoba mendekati dirinya, dirinya hanya untuk Prilly bukan orang lain.
***
Prilly memasuki rumahnya begitu pulang dari acara bersama dengan Angga, Irzan, Shena dan juga Ajil.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, udah selesai acaranya Kak?"
"Udah Bun." Ia merebahkan tubuhnya di pangkuan Ully.
"Bunda."
"Kenapa?"
"Salah ga ya kalo perasaan Illy masih buat Ali?"
Ully menunduk menatap Prilly, "Salah, karena sekarang kamu lagi menjalin hubungan sama orang lain. Kecuali kamu masih sendiri baru tidak salah kamu masih punya rasa buat Ali."
"Tapi kenapa rasanya sudah banget Bun buat lupain Ali." Lirihnya. Matanya terpejam begitu kenangannya bersama Ali kembali terputar di otaknya.
"Prilly rindu sama Ali Bun." Prilly pun terisak, sungguh ia sangat merindukan laki-laki yang sampai saat ini pun masih sangat ia cintai.
Ully memeluk Prilly, ia mengerti perasaan putrinya itu. Sedang sayang-sayangnya pada Ali namun ibu laki-laki itu tak memberikan restu pada mereka. Terlalu berambisi untuk karir padahal karena semuanya karir sang putra menjadi terpendam.
"Prilly kangen manja sama Ali Bun, biasanya Ali selalu ada buat Illy Bun." Tangisnya.
"Iya Kak, tapi takdir belum mau kalian bersatu. Berdoa sama Allah ya biar kalian bisa ketemu lagi. Hanya Allah yang bisa ngelakuin itu."
Prilly menenggelamkan wajahnya pada perut Ully berusaha meredam suara tangisannya. Ia tak ingin Rizal tau jika menangis.
"Udah ya jangan nangis, sekarang kamu sholat berdoa sama Allah buat takdir terbaik kalian berdua." Ully mengusap lembut rambut Prilly.
Prilly mendongak menatap Ully, "Prilly mau Ali bun."
"Iya berdoa sama Allah."
Prilly mengangguk dan beranjak menuju kamarnya untuk melakukan sholat ashar.
Begitu sampai di kamar, Prilly memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan juga mengambil wudhu. Barulah ia melakukan ibadah wajibnya. Selesai sholat Prilly merebahkan tubuhnya di atas ranjang, sebelum tidur ia mengambil figura foto berisi dirinya dan Ali.
"I miss you kang siomay." Prilly memeluk erat figura tersebut dan tanpa sadar ia pun terlelap.
***
Gimana part ini?
Jangan lupa vote dan comment!!
Kalo mau aku rajin up harus banyak votenya! Mumpung aku libur nih sampe Senin.Salam Dilan....
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Scene New Version
FanfictionPertemuan pertama mereka setelah lima tahun berpisah, akan kah mereka dapat kembali menjalin hubungan yang pernah ada atau justru sebaliknya? Aliando Syarief Prilly Latuconsina Hai aku balik lagi dengan versi terbaru, semoga kalian suka ya! #71 - in...