2. Kerjasama

811 98 4
                                    

"Kerjasama?" Tanya seorang pria yang bernama Nat dari balik meja kerjanya kepada asistennya yang berdiri disebelahnya.

"Iya tuan." Balas sang asisten dengan cepat.

"Keluarga Pohnson minta kerjasama? Apa yang menarik perhatian mereka?" Tanya Nat lagi dengan senyumannya yang merekah.

"Perumahan perairan di pinggir kota dan juga projek kapal tuan." Jawab sang asisten lagi.

"Semua itu bukannya dipegang oleh Apo?" Tanya Nat lagi saat menyadari bahwa dua bisnis itu dipegang oleh putra bungsunya.

"Iya tuan, hmm sebelumnya tuan" Jawab sang asisten diakhiri dengan sedikit kegundahan.

"Putra satu-satunya keluarga Pohnson yang menghubungi kita dan menginginkan kerjasama itu, dia sangat tertarik akan kedua bisnis itu." Lanjut sang asisten langsung mendapatkan tatapan bertanya-tanya dari Nat.

"Kau bertemu dengannya?" Tanya Nat setelah mendengar informasi itu.

"Tidak tuan, tetapi asistennya yang langsung memberikan tawaran ini." Jawab si asisten.

"Hmm, apa dia ada meminta hal lain?" Tanya Nat lagi penuh kecurigaan.

"Iya tuan, dia ingin yang melakukan kerjasama dengannya nanti adalah tuan Earth, putra pertama." Balas si asisten.

"Kenapa?" Tanya Nat lagi.

"Saya juga kurang tau tuan." Balas si asisten dengan sigap.

"Panggil Apo kesini. Earth tidak akan bisa diandalkan, kita harus mendapatkan kerjasama ini, Apo yang akan menghandle kerjasama ini." Ucap Nat penuh intonasi memerintah.

🌖🌑🌔

"Mau kemana?" Tanya Earth lembut saat Apo berjalan melewatinya.

"Kerja." Jawab Apo singkat lalu berlalu meninggalkan Earth sendirian.

Earth tidak memusingkan bagaimana nada ketus yang digunakan sang adik padanya, ia kini malah sibuk dengan jarinya yang tengah menari diatas layar ketik ponselnya.

"Dia sudah berangkat."

"Aku merindukannya."

"Tahan rindumu itu jika kau ingin ini semua tidak sia-sia."

🌖🌑🌔

Apo memperhatikan sekelilingnya dengan penuh kewaspadaan, pasalnya kini ia tengah berada disebuah Club malam yang cukup terpencil dipinggir kota dengan banyaknya bodyguard disetiap sudut club. 

Awalnya ia mengira bahwa pertemuan bisnis ini akan diadakan di tempat yang cukup mewah mengingat bahwa cliennya adalah putra tunggal keluarga Pohnson. 

"Silahkan." Ucap seorang pria kepada Apo saat Apo memasuki club dengan tampang sangarnya, berusaha tidak menciut melihat banyaknya tatapan sinis kearahnya.

"Terimakasih." Ucap Apo tegas.

Apo mengikuti pria itu berjalan menuju ruangan yang cukup jauh dari pintu depan club, tidak heran jika keluarga Pohnson penuh dengan kerahasiaan, melihat tempat yang kini mereka gunakan untuk berbisnis.

"Terlambat 10 menit dan yang aku dapatkan adalah putra kedua keluarga Nattael. Sangat mengecewakan bukan?" Ucap seorang pria ketika Apo memasuki ruangan.

Apo tidak salah dengar, suara itu adalah suara yang akan selalu ia rindukan, suara yang setiap malam ia harapsan hadir sekedar mengucapkan selamat malam, atau goodnight padanya seperti lima tahun lalu.

Back To UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang