6. Champagne Problems

376 31 4
                                    

Mile menatap minuman di tangannya dengan pandangan kosong. Menelitik memorynya akan pertemuannya dengan sang kekasih hari ini. 

Ia merindukannya. 

Amat sangat merindukan pria manis yang mengisi hatinya itu. 

Seorang wanita cantik yang diketahui kini sebagai kekasihnya menepuk pelan bahunya dan bergabung duduk di sampingnya.

"Aku tidak tau bahwa dia setampan itu." Ucap Kez merujuk pada lukisan didepan mereka yang ukurannya melebihi ukuran tubuhnya sendiri.

"..." Mile tidak menjawab pernyataan itu hanya tersenyum kecil mengikuti arah pandang Kez.

"Dia akan sangat salah paham jika memasuki rumah ini." Ucap Kez lagi yang kali ini melihat ke arah Mile.

"..." Mile lagi-lagi tidak menjawab, pria itu hanya menyesap vodkanya dengan pelan.

"Bagaimana kalian bisa bertemu? Aku sebenarnya sangat penasaran akan hal itu, tapi tidak punya waktu untuk bertanya padamu." Ucap Kez lagi.

"Aku menemukannya saat ia menghadiri salah satu pesta, tipikal anak baru yang terjun ke dunia ini dengan usia yang terbilang cukup muda. Senyumannya mengalihkan semuanya, dan senyuman kakunya saat mengahdapi ketidaktahuannya akan topik yang sedang orang-orang bicarakan membuat aku tertawa begitu saja. Dia mempesona, bahkan hanya berdiri diam saja dia sudah mencuri semuanya. Aku mengaggumi saat pertama kali aku melihatnya." Jelas Mile dengan senyumannya dengan tatapan begitu dalam.

"Sungguh klasik. Aku tidak percaya kata-kata itu keluar dari mulutmu." Ejek Kez dengan senyumannya yang sebenarnya cukup mirip dengan senyuman Mile.

"Dia akan sangat cemburu, rumah ini, dialah yang memilihnya pertama kali..."

"Aku rasa dia bisa saja membunuhku jika melihat  foto-foto kita yang memenuhi seluruh penjuru rumah." Sela Kez.

"Entahlah, aku tidak yakin apakah kekasihku mampu melakukan itu." Ucap Mile yang hanya dipandang Kez dengan raut tidak percaya.

Rumah yang beberapa waktu lalu Mile beli ini adalah rumah impian Apo saat mereka berbicara mengenai rencana masa depan mereka. Apo berkeinginan untuk tinggal di rumah yang bisa dibilang cukup kecil dari rumahnya kini yang merupakan sebuah mansion.

Rumah sederhana dipinggir Pantai dengan home wine mini bar pribadi yang menjadi spot favorite Apo, Mile mengingatnya dengan jelas. Rumah masa depan mereka yang nantinya akan menemani mereka sampai hari tua, setidaknya itulah isi dari banyaknya percakapan setiap malam yang ia dan Apo lakukan sebelum tidur. Mile ingin merealisasikan semua mimpi indah mereka sebelum kejadian itu, membawa kembali bahagia pada cerita mereka dan hidup bersama kembali. 

Mile mengisi hampir seluruh penjuru rumah dengan fotonya dan Kez, tapi mengisi kamar utama dengan semua foto-foto Apo dan dirinya, bahkan di kamar itu ada lukisan besar Apo yang tengah tersenyum menghadap ke ranjang. Sebagai sebuah dalih. 


🌖🌑🌔

"Aku tidak perduli jika dia adalah ayahmu sayang, yang kini aku perdulikan adalah bahwa dia harus membayar semua air mata yang selama ini sudah kamu keluarkan. Aku akan membuat dia membayarnya!" 

Dengan penuh penekanan, Mile mengatakan hal itu pada figura cantik didepannya.

5 tahun lalu saat Nat menghubunginya untuk sebuah bisnis, membuatnya terperangah tidak percaya bahwa pria yang seharusnya menjadi ayah mertuanya itu menusuknya dari belakang dan melakukan perencanaan pembunuhan padanya, padahal dirinya tidak pernah melukai anak bungsunya sekalipun, hal itu membuat Mile sadar bahwa Apo, kekasihnya tidak lebih dari sebatas barang bagi ayahnya sendiri. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Back To UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang