16. Arti sahabat

44 8 0
                                    

Sophie mendorong kursi dan berhenti di ujung dinding, tepat di bawah rak kayu yang dipaku menempel dinding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sophie mendorong kursi dan berhenti di ujung dinding, tepat di bawah rak kayu yang dipaku menempel dinding. Ia mengayunkan satu kakinya ke atas, naik ke kursi. Rambut pirang panjang berayun saat kepalanya mendongak. Berjinjit di atas jari-jemari kakinya dengan tumit diangkat.

Tangan mungil membuka slot kecil di sisi pintu lemari. Bunyi klik pelan terdengar. Tiba-tiba kepalanya tersentak saat suara Papa memergoki di belakang.

"Apa yang kamu lakukan di situ, Pie?"

Ujung jari telunjuk dan ibu jari melingkar di soket kayu. Sophie menoleh, melempar cengiran dan berusaha membuat raut wajah polos tak bersalah.

Lemari dinding ini adalah tempat terlarang, sebetulnya. Lemari dengan tinggi seukuran lengan, memiliki dua pintu yang selalu dalam keadaan terkunci. Lemari itu dipaku ke atas dinding untuk memastikan benda-benda kimia milik Dad di dalamnya amandari jangkauan tangan mungil Sophie yang menurut mereka terlalu berbahaya dihadapkan pada benda-benda itu.

Sophie menarik napas saat otaknya bekerja cepat. Padahal ia sudah memastikan Papa sibuk di dapur. Tidak menyangka aksinya akan ketahuan dengan cara sejelas ini.

"Aku ingin mengambil resin, Pa. Oh, dan cairan pembersih."

Papa menautkan alis. Matanya masih waspada. "Mau kamu gunakan untuk apa?"

"Untuk kerajinan kerang-kerang itu. Sedikit saja kok."

Papa berjalan mendekat, ketika Sophie bisa merasakan kehadiran Papa di belakang punggungnya.

Tangan Papa terulur membuka pintu lemari.

Sophie menurunkan tangan dan kembali berdiri tegak di atas tumitnya.
"Apa pesan Dad untuk ini, Pie? Minta izin terlebih dahulu bukan?" Suara Papa lembut, tetapi jelas itu peringatan.

"Umm, yah ... aku tadi ingin minta izin Papa tapi ..."

Kata-kata Sophie terputus. Botol cairan kimia yang Sophie inginkan sudah didorong di depan hidungnya.

Cengiran masih bermain di bibir Sophie sebagai balasan untuk senyuman Papa.

"Segini cukup?"

"Tentu." Ia menjawab semringah.

"Bagus. Dan resinnya?"

"Aku mau!"

Barulah ketika Sophie sudah mendapatkan yang dia inginkan, ia turun dari kursi. Botol resin dan cairan kimia di tangan. Ia mengutarakan maksud tujuannya kali ini.

"Sebetulnya ini akan kubawa ke rumah Lily, Pa. Aku berjanji akan main dengannya seharian penuh."

Papa menutup lemari. Sophie menunggu jawaban dengan harap-harap cemas. Ia lega Papa tidak melarang.

"Pakai secukupnya ya. Dan jangan lupa bawa semuanya kembali."

"Baik, Pa."

Papa mengulurkan tangan. Sophie merasakan jari-jari Papa mencubit pipinya gemas. "Anak manis. Selamat bersenang-senang!"

Bunga-bunga Kecil | NewtmasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang