14. Mengurai masalah

76 10 0
                                    

Bila di sana ada cerita tentang kesempurnaan, maka itu tercermin dalam lingkup keluarganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bila di sana ada cerita tentang kesempurnaan, maka itu tercermin dalam lingkup keluarganya.

Mulanya, Sophie yakin. Sebab ia sudah melupakan era menyedihkan sebelum diangkut naik kapal dahulu, jauh ke belakang. Ia hampir tidak ingat lagi seperti apa wajah pamannya yang pemabuk dan jahat itu saat 'membuang' dan menyelundupkan dirinya ke dalam kapal.

Ucapan terima kasih haruslah tertuju pada pamannya. Dengan sebab dialah Sophie bertemu keluarga yang sesungguhnya (sepasang orangtua yang sangat menyayangi dan peduli padanya).

Mulanya, Sophie merasa cukup dari segala hal. Tetapi lambat laun, seiring pemikirannya yang berkembang, ia juga menyerap lebih banyak pemahaman akan sekitar; tatanan masyarakat di desa kecil mereka yang sedang berkembang. Dan rumah tempatnya tumbuh ialah tonggak keberadaan desa.

Sophie tahu bagaimana pandangan orang-orang dan masyarakat terhadap dirinya.

Ia merenunginya sendiri hingga beban itu menumpuk dan ia mencurahkan kecemasannya pada Papa.

Rasanya sedikit lega saat mengetahui Papa berada di pihaknya. Tetapi ganjalan itu masih tersisa, sebab ia tahu bagaimana posisi Dad di sana.

Dad sejalan dengan Papa dalam hal membiarkannya menjadi diri sendiri, tetapi Dad juga punya sisi kaku yang membuat Sophie merasa segan. Thomas punya pendirian lain. Dad cenderung lemah terhadap tuntutan masyarakat terhadap keluarganya. Dia mendorong Newt dan Sophie memenuhi ekspektasi mereka sebagai panutan dan idola.

Sophie ingat masa-masa awal di sekolah dulu. Teman-temannya juga memandangnya begitu. Seiring waktu dia tahu apa yang harus dia lakukan; memikirkan pemecahan solusi. Sekarang, tujuan Sophie adalah agar diterima oleh teman-teman. Ia tidak bisa memenuhi ekspektasi mereka semua, karena itulah ia mengambil jalur kompromi. Ia berjuang untuk membuka hati teman-temannya dan mengubah sudut pandang mereka.

Sophie ingat saat itu mereka duduk di Grade Dua. Kelas mereka adalah angkatan pertama di Akademi Marisa, satu-satunya lembaga pendidikan di Desa Haven. Ada enam anak seusianya dalam kelas itu. Karena jumlah mereka sedikit, sangat mudah bagi mereka saling mengenal satu-sama lain.

Pergolakan pertama yang Sophie hadapi dalam bermasyarakat.

Hari itu berjalan seperti biasa. Kelas bahasa favoritnya berlangsung damai di jam pertama.

Sophie selalu menyukai kegiatan sekolah. Saat dia bertemu sahabatnya dan menimba ilmu bersama guru. Rasa senang menjalaninya, seperti siraman air segar setiap beroleh pengetahuan baru. Seragam sekolahblus putih, kerah sailor dan rok biru tuaini terlihat keren, anggun, dan menaikkan rasa percaya diri.

Pelajaran sejarah di jam berikutnya dipegang oleh Mr. Albert. Guru yang memegang mapel sejarah itu sangat menyenangkan dan pandai cerita. Seisi kelas selalu menanti-nantikan kehadirannya. Penjabaran Mr. Albert mudah dipahami dan tidak membuat bosan atau mengantuk.

Bunga-bunga Kecil | NewtmasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang