Sangat aneh bagi Olivia saat memasuki area taman bermain anak-anak. Hey, dia adalah seorang wanita yang sudah berusia 25 tahun. Terkenal sebagai wanita licik dan kejam. Jangan lupakan profesi sampingan yang menjadi rahasianya selama ini, sebagai pembunuh bayaran.
"Kalau bukan pria tua itu membayarku mahal, tidak sudi aku menginjakkan kaki ke tempat seperti ini!" Olivia menggerutu kesal. Ia sangat membenci pada keramaian apalagi banyak anak-anak.
"Kyla, Kyla. Aku harus segera menemukan anak itu." Mata birunya menelisik tajam ke segala penjuru taman. Demi menemukan sosok anak perempuan yang sedang dicarinya.
"I got you!" Olivia tersenyum miring. Ia mendekati anak perempuan berumur sekitar 5 tahun, sedang duduk sendirian di bangku taman.
"Nona Kyla Robert?" Kyla mendongak mendapati seorang wanita cantik berpakaian serba hitam tengah tersenyum padanya. Salahkah jika Kyla menilai senyuman wanita cantik ini begitu menyeramkan?
"Siapa kau?" Tanya Kyla.
"Saya bawahan Mr. Robert. Beliau meminta saya untuk mengantarkan nona Kyla pulang karena Mr. Robert ada pekerjaan mendadak yang tidak bisa ditunda." Jelas Olivia. Wanita itu dapat melihat raut kecewa anak perempuan cantik di depannya ini. Kasihan sekali, anak secantik ini memiliki orang tua yang terlibat dalam dunia gelap.
"Ah baiklah. Padahal papa sudah berjanji untuk menjemputku." Kyla bangun sambil memasang ekspresi kecewa. Olivia hanya tersenyum tipis kemudian menuntun Kyla untuk masuk ke dalam mobil hitamnya yang terparkir di luar taman ini.
Saat memastikan Kyla sudah duduk tenang, Olivia langsung menyuntikkan cairan bius tepat di leher Kyla. Anak itu sempat berteriak histeris dan memberontak. Namun, lama-kelamaan tubuh kecilnya melemah. Matanya perlahan tertutup rapat.
"Selamat tidur, cantik. Perjalananmu masih panjang."
***
Setelah memasang topeng pada wajah cantiknya, Olivia keluar dari mobil sambil menggendong Kyla. Sebelum Olivia masuk ke dalam, dua penjaga segera mencegatnya.
"Aku ingin bertemu dengan bos kalian." Kata Olivia.
"Siapa kau?" Tanya salah satu penjaga.
"Dera." Jawab Olivia dengan suara rendah yang berhasil membuat dua penjaga itu bergidik ngeri. Mereka tentu saja mengetahui nama yang wanita itu sebutkan. Dera, sosok pembunuh bayaran yang tidak pernah gagal dalam melakukan aksinya. Tidak ada seorang pun pernah melihat wajah Olivia saat berhadapan dengan musuhnya ataupun orang yang meminta bantuannya. Pastinya dengan harga yang cukup mahal.
Kedua penjaga itu langsung menyingkir untuk memberi celah agar Olivia masuk. Dengan langkah anggun ia memasuki bangunan megah tersebut.
"Kau memang tidak pernah gagal, Dera." Kata sosok pria yang duduk santai di sebuah sofa.
"Itulah aku." Jawab Dera datar. Wanita itu langsung meletakkan Kyla di lantai kemudian berbalik.
"Aku pergi, terima kasih karena kau telah membayarku mahal." Saat hendak melangkahkan kaki, Olivia kembali berhenti saat mendengar suara pria itu.
"Tunggu. Bisakah kita meminum teh bersama?" Tanya pria itu, Jack.
"Waktuku terlalu berharga untuk sekedar melakukan itu!" Sahut Olivia tanpa berbalik.
"Sangat angkuh!" Batin Jack sembari menyeringai tipis.
"Sangat disayangkan." Jack bangkit berdiri. "Aku cukup hebat bisa mengelabuimu ternyata. Kyla hanyalah umpan agar bisa membawamu masuk kemari."
"Apa maksudmu?" Olivia berbalik. Menatap tajam pada Jack. Perasaannya mulai tidak enak.
"Olivia Derandra Rossler." Olivia terkejut. Mengapa pria ini mengetahui nama lengkapnya?
YOU ARE READING
A Garota Assassina
FantasyMenjadi seorang pembunuh bayaran bukan hal mudah bagi Olivia. Ia justru dikejar bahaya terus-menerus. Sosok yang terkenal kejam itu akhirnya menghembuskan nafas terakhir karena lengah terhadap musuh yang licik. Kesialannya tidak sampai disitu saja...