Seunghyun baru saja memasuki ruangan itu ketika dilihatnya Dara sedang menatapi pigura foto Chaeyoung dan Lisa. Seunghyun perlahan mendekat, menundukkan badannya kemudian memeluk ibunya.
"Eomma, Lili kuat. Eomma jangan bersedih saat didekat dia" ujar Seunghyun berbisik.
Dara hanya diam. Mengelus kepala Seunghyun yang ada dipundaknya.
Seunghyun melepas pelukannya lalu berjalan kearah Lisa. "Lili, aku tahu ini berat. Aku yakin ini akan menyakitimu. Tapi dia pantas untuk yang baik, bukan? Dia tidak mungkin harus menunggumu lebih lama" ujar Seunghyun penuh penekanan. "Kau selalu ingin dia bahagia. Sekarang dia akan menciptakan bahagianya, tapi bukan denganmu. Tapi dengan yang lain" ujar Seunghyun lagi sambil menatap Dara.
"Hari ini tiba, sayang. Dia menyerah. Kau tidak kunjung bangun dan harapannya sudah hilang. Tapi kemudian, harapan untuk bahagia itu muncul ketika dia bertemu orang lain" ujar Dara pelan.
"Eomma harap kau bisa menerima semuanya. Cinta itu tidak lagi ada untukmu" tambah Dara. Suaranya kini serak. Dia menangis.
"Oppa akan pergi kesana. Oppa tidak akan memukulnya seperti dulu. Karena itu pilihannya. Dia berhak untuk itu" ucap Seunghyun. "Lili, apa Oppa terlihat tampan?" tanya Deon.
Kembali tidak ada jawaban. Hanya ada suara penyangga hidup Lisa yang menjadi backsound percakapan ini.
"Eomma, Seunghyun pergi dulu. Seunghyun tidak mau terlambat" ujar Seunghyun.
"Salam untuk Sehun dan yang lain. Semoga Sehun bahagia" ujar Dara tulus.
Seunghyun menunduk. Memberikan kecupan pada adiknya sebelum berbisik pada Lisa. "Tidakkah kau ingin mengucapkan selamat untuk Sehun? Dia menikah hari ini dengan orang lain. Bukan denganmu"
"Aku, Bae Sehun menerima Song Hyeri sebagai istri se--"
"Hentikan rekamannya, Jennie" ucap Chaeyoung.
"Lihat, kan? Karena kebodohanmu yang menutupi semuanya. Kau kehilangan dia" ucap Chaeyoung pada Lisa yang masih tetap terlelap. "Seharusnya yang namanya dia sebut itu namamu, Lisa. Bukan nama wanita lain" ujar Chaeyoung pada Lisa. Ada nada marah disana.
"Chaeyoung, sudah. Tidak baik untuk perkembangan dia. Walaupun Lili koma, dia masih bisa mendengar kita walau samar" ujar Jennie.
"Biarkan. Biar dia puas. Dia seharusnya sadar jika dia egois. Kita kehilangan dia karena tindakan bodohnya menyembunyikan semuanya" ujar Chaeyoung.
"Kau pecundang, Lisa. Kau pengecut. Kau hanya memikirkan kebahagiaanmu sendiri. Kau tidak pakai otak! Kau menyakiti kami semua" kata Chaeyoung kasar.
"Chaeyoung, sabar. Jangan sampai itu justru memicu hal negatif padanya" ujar Jennie.
"Aku lebih memilih dia pergi selamanya sekarang. Daripada lebih lama melihat dia tersiksa seperti ini, Jennie. Aku tidak kuat" ujar Chaeyoung. Air matanya mengucur lagi. Badannya lunglai.
"Cukup, Chaeng. Aku, kau dan yang lainnya harus tetap berharap yang terbaik. Kita semua harus kuat" ujar Jennie yang kini juga ikut duduk sambil memeluk Chaeyoung.
Chaeyoung diam. Dia masih menangis. Sesuatu menyayat hatinya begitu dalam dan perih. Mimpi buruknya dibulan-bulan terakhir seolah akan menjadi nyata. Dan jika itu nyata, baik Chaeyoung dan yang lainnya akan benar-benar hancur.
"Lisa, bangun. Aku mohon" ujar Chaeyoung dengan tangis yang makin deras.
Ini tepat satu bulan dari hari itu. Hari dimana Chaeyoung histeris diruangan Lisa. Hari dimana suara rekaman pernikahan Sehun diputar. Hari dimana Sehun terakhir kalinya menginjakkan kakinya ditempat Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG DIA [END] ✓
Non-FictionTidak ada yang menduga. Dia pergi begitu saja. Meninggalkan luka pada masing-masing hati yang mengenalnya. Tidak ada kata berpisah. Membuat semuanya bertanya. Terpaksa mengulang kembali memori mereka masing-masing tentang dia. Mencari jawaban tenta...