Akhir?

1.2K 160 24
                                    

Doyoung diantar Taeyoung pulang kemarin. Saat sampai rumah, terlihat wajah panik sang ibu yang sangat mengkhawatirkannya.

Seharian kemarin, ia total mengabaikan panggilan ataupun pesan singkat dari kekasih tampannya.

Sungguh, Doyoung sangat kesal dan merasa sedikit kecewa dengan pemuda Watanabe itu. Doyoung memutuskan untuk mematikan daya ponselnya seharian penuh. Ia hanya malas jika harus berdebat dengan pemuda yang berstatus sebagai kekasihnya.

"Dobby yakin gak mau bunda anter aja?" tanya pria manis yang datang dari arah dapur, itu ibunya.

"Gapapa kok bun, Dobby bisa naik bus" Doyoung tersenyum lembut.

"Yaudah, kalo ada apa-apa cepet telpon bunda ya?"

"Iya bunda~ Dobby berangkat dulu ya?"

"Bawa dulu bekalnya, aishh"

"Hehe, lupa bun. Makasih bunda muahh. Dobby berangkat ya? Assalamu'alaikum" Doyoung mengecup pipi dan menyalim tangan sang ibu.

Pria manis itu terkekeh, mengusap surai halus Doyoung.

"Waalaikumsalam. Hati-hati ya nak"

"Siap bunda"

Setelahnya Doyoung membuka pintu rumah mereka.

Saat berbalik, netranya menangkap eksistensi seorang pemuda tampan nan tinggi yang sedang berdiri tepat di hadapannya.

Doyoung terkejut, tentu saja. Namun dengan cepat ia merubah ekspresi wajahnya menjadi sedatar yang ia bisa.

"Bby" panggil pemuda itu, Haruto.

Doyoung memutuskan untuk mengabaikan Haruto. Terus berjalan meninggalkan Haruto sendirian di depan pintu rumahnya.

Belum genap sepuluh langkah, pergelangan tangannya sudah dicekal oleh Haruto.

"Bby please, please. Maafin gua" lirih Haruto.

Doyoung menghela napas berat, kemudian membalikkan badannya.

"Bukannya gue selalu maafin kesalahan lo ya? Bahkan untuk kesalahan terbesar lo, dalam hubungan kita. Ngebiarin lo jadian sama orang lain, lo kira itu mudah Haruto?"

Haruto terdiam mendengar ucapan Doyoung. Kedua tangan pemuda Watanabe itu mengepal.

Doyoung tahu betul, kekasih tampannya itu sedang berusaha menahan emosinya yang dapat meledak sewaktu-waktu.

"We go together. And go home together, okay?" ucap Haruto akhirnya.

Tapi Doyoung masih diam.

"Please Bby. I promise"

"Don't promise easily, if you keep breaking it"

Doyoung lebih dulu memasuki mobil Haruto yang terparkir tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Haruto terdiam.

"Ayo. Atau gerbang keburu ditutup" ucap Doyoung dari dalam mobil Haruto.

Haruto segera menyusul Doyoung memasuki mobilnya.

Di sepanjang perjalanan menuju sekolah, hanya ada keheningan di antara mereka berdua.

"Makasih" ucap Doyoung begitu dingin.

Ia keluar dari mobil Haruto. Sama sekali tak berbalik terlebih dahulu.

Haruto hanya mampu menghela napasnya. Mengikuti si pemuda manis memasuki area sekolah.































Breakup • HaruBby-HaruYoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang