Jujur, dari lubuk hati Haruto yang paling dalam, ia menyesali sikapnya selama ia dan Doyoung masih berpacaran. Haruto yang terlalu acuh kepada Doyoung. Selalu memberi luka kepada si manis. Namun sosok pemuda berhati malaikat itu terus saja peduli padanya.
Jauh di lubuk hati Haruto yang terdalam juga, ia masih mencintai Doyoung. Cinta pertamanya saat memasuki masa sekolah menengah atas.
Bagaimana pemuda manis itu memberikan kata-kata penenang saat Haruto sedang tidak baik-baik saja. Saat Haruto sakit, Doyoung akan sangat telaten mengobati Haruto. Haruto rindu semua itu. Semua yang Doyoung lakukan, sebagai bentuk kasih sayangnya kepada Haruto. Haruto rindu sosok itu.
Sekarang Haruto sedang sakit. Biasanya saat masih berpacaran dengan Doyoung, pemuda manis itu akan sangat cerewet namun tetap mengobati Haruto dengan telaten. Menjaga Haruto yang sedang sakit sampai sembuh.
Sekarang sosok itu sudah hilang. Ah tidak, memilih mengakhiri hubungan mereka yang sempat terjalin dan pergi. Itu semua salah dirinya. Haruto mengakui itu. Ia dengan brengseknya meminta untuk memiliki kekasih baru, tepat di hari satu tahun hubungan mereka berjalan.
Haruto meringis, memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Bahkan Jeongwoo yang berada di samping kursinya saja tak peduli. Pemuda Park itu tampak asyik berbincang dengan temannya, Jang Yubin. Ya benar, Haruto dan Jeongwoo sekelas.
Guru yang mengajar hari ini belum datang.
"Haruto lu kenapa?" tanya Dohyon yang menyadari pemuda Watanabe itu terus memegangi kepalanya.
Haruto tak menjawab pertanyaan Dohyon, ia terus memegangi kepalanya yang semakin berdenyut nyeri.
"Woo, pacar lu tuh obatin gih ke UKS" ucap Doyoung kepada Jeongwoo yang nampak tak terganggu mengobrol bersama Yubin.
"Oh yaudah, ke UKS sana Haru. Aku bukan anak PMR, pasti di sana ada anak PMR yang jaga" jawab Jeongwoo namun matanya masih menghadap ke arah Yubin yang duduk di depan bangkunya bersama Haruto.
Haruto hanya mampu menghela napas lelah. Selalu saja seperti ini. Ini bukan kali pertama Haruto sakit. Namun entahlah, saat ia sakit di rumah pun, tak pernah sekalipun Jeongwoo datang menjenguknya.
"Tapi Jeong—————"
"Udah" potong Haruto cepat.
Pemuda Watanabe itu berdiri dari duduknya, berusaha dengan susah payah agar tidak hilang kesadaran dan berakhir pingsan.
Dohyon membantu Haruto untuk berjalan. Pemuda Nam itu mengantar Haruto menuju UKS yang berada lumayan jauh dari kelas mereka.
"Thanks ya Do" ucap Haruto tulus.
Dohyon menganggukkan kepalanya.
"Chill, semoga cepet sembuh lu. Oh ya, gua cuma bisa anter sampe depan pintu, harus buru-buru balik. Hehe biasalah, belum nyalin pr di Doha" cengir Dohyon.
"Iya, thank you ya Do"
"Iya elah, tapi kasian juga ya lu. Sakit begini, gak diurus atau diobatin sama ayang" gurau Dohyon.
Menyadari raut tak suka Haruto akan guraunya, Dohyon buru-buru pamit tak lupa menepuk pelan bahu Haruto.
Haruto menghela napasnya. Entah kenapa tiap kali ia ke UKS, memori tentang Doyoung kembali terputar di otaknya. Bagaimana saat sakit, Doyoung yang merupakan anak PMR dengan sepenuh hati merawat Haruto di UKS ini.
Membuka pelan pintu UKS, mata Haruto menyapu ke seluruh ruangan dalam UKS.
"Permisi?"
"Iya? Siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakup • HaruBby-HaruYoung
Fanfiction"Let's breakup" -KDY. "Putus? Lu gila Bby?!" -WHR. "Gue capek To" -KDY. "Mungkin kalo lo mau belajar buat mencintai satu orang seumur hidup lo, gue bakal tetap sama lo kalo orang itu adalah gue" Haruto playboy, dan Doyoung yang terlalu mencintai Har...