Setahun kemudian.......
Doyoung menghela napas gugup. Telapak tangannya dingin, dan dahinya berkeringat.
"Relax sayang" ucap sang ibu berusaha menenangkan sang putra yang sedang gugup.
"Tapi bun, Dobby gugup" cicit Doyoung pelan.
Jinhwan memeluk sebentar sang anak. Menitikkan air matanya saat sadar, bayinya yang mungil dahulu tumbuh menjadi anak yang sehat dan sekarang akan bertunangan dengan anak dari sahabat mendiang suaminya.
"Bunda masih gak nyangka, kamu cepet banget tumbuhnya hiks. Perasaan baru kemarin bunda hamil, ngelahirin kamu dan ngerawat kamu. Tapi sekarang, hiks, kamu bakal tunangan hari ini. Hiks, bunda masih gak nyangka" ucap Jinhwan. Menangis terharu sembari memeluk Doyoung yang dibalas tidak kalah erat oleh sang putra.
"Bunda udah dong nangisnya ya? Hiks, Dobby sedih liat bunda nangis"
Jinhwan melepas pelukannya.
"Ini namanya tangisan haru sayang, hiks"
Dan sesi pelukan mereka berlanjut. Sampai akhirnya Winwin datang menghampiri mereka di ruang rias Doyoung.
"Jin, Dobby nya udah siap?" tanya Winwin.
Jinhwan menghapus sisa air matanya dibantu oleh sang putra tercinta. Doyoung mengelus pipi ibunya sayang. Mengecup, dan menggumamkan kata-kata penenang agar ibunya tak menangis lagi.
Winwin memeluk Jinhwan. Setelah Doyoung melepas pelukannya pada sang ibu.
"Gak nyangka ya? Anak-anak kita udah besar" ucap Winwin penuh haru.
Jinhwan kembali menangis. Winwin tak berhenti mengelus punggung Jinhwan.
"Udah ya nangisnya? Maafin anak aku yang ninggalin anak kamu dulu. Aku sebagai ibunya ngerasa bersalah. Mungkin aku dan mas Yuta kurang tegas ngedidik Haruto. Makanya dia manja dan bersikap seenaknya. Sekali lagi, aku bener-bener minta maaf" lirih Winwin.
"Hei hei, udah Win kamu gak perlu minta maaf kayak gitu. Yang udah berlalu, biarin aja gak usah diingat lagi. Lagipula, hari ini anak kita mau tunangan"
Lalu keduanya kembali berpelukan. Doyoung tersenyum tipis melihat ibunya dan ibunya Haruto berpelukan.
Omong-omong, Doyoung sekarang sudah menginjak tahun pertama semester dua di bangku perkuliahan. Dan Haruto, pemuda Watanabe itu beberapa minggu lagi akan lulus dari sekolah menengah atas.
Orang tua mereka setuju untuk menggelar acara pertunangan Haruto dan Doyoung sebelum hari kelulusan Haruto. Untuk menikah sendiri, bisa dipikirkan lain kali ketika anak-anak mereka sudah merasa siap.
Doyoung merasa gugup. Jujur saja, semenjak memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Haruto kurang lebih satu tahun yang lalu, entah kenapa Doyoung selalu merasa canggung dengan pemuda itu.
Haruto yang sejak hari tetap berlanjutnya perjodohan mereka, menjadi lebih lembut dan perhatian kepadanya. Tentu saja Doyoung merasa canggung dan gugup diperlakukan seperti itu. Terlebih, sudah lama sekali Haruto tak bersikap manis kepada Doyoung. Terakhir saat hubungan mereka baru berjalan beberapa bulan, lalu perlakuan Haruto kepadanya berubah.
"Dobby, kamu udah siap sayang?" tanya Winwin lembut.
Doyoung mengangguk mendengar pertanyaan Winwin.
"Ayo" Winwin menarik pelan tangan Jinhwan di tangan kirinya, dan Doyoung di tangan kanannya.
Mereka berjalan menuju aula utama di hotel ini. Acara pertunangan Haruto dan Doyoung diselenggarakan di sebuah hotel bintang lima. Tak banyak tamu yang datang. Hanya relasi dan rekan kerja ayah Haruto dan mendiang ayah Doyoung, teman-teman ibu mereka, serta beberapa teman-teman Haruto dan Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakup • HaruBby-HaruYoung
Fanfiction"Let's breakup" -KDY. "Putus? Lu gila Bby?!" -WHR. "Gue capek To" -KDY. "Mungkin kalo lo mau belajar buat mencintai satu orang seumur hidup lo, gue bakal tetap sama lo kalo orang itu adalah gue" Haruto playboy, dan Doyoung yang terlalu mencintai Har...