4. operasi gabungan

2 0 0
                                    

Kejadian kemarin membuat Nagendra tak bisa fokus pada pelajaran hari ini. Ia sedari tadi sibuk dengan pikirannya sendiri, mengabaikan orang-orang di sekelilingnya. Para guru tentu saja sadar dengan tingkah laku Nagendra tetapi memilih tak mempermasalahkannya karena begitulah Nagendra, tak pernah bisa fokus duduk dan mendengarkan guru. Kehadiran Nagendra di dalam kelas itu saja sudah sangat tak biasa dan sudah cukup membuat para guru bersyukur.

Keanehan itu terus terjadi bahkan Nagendra terlihat menghabiskan jam istirahatnya di perpustakaan sekolah. Tempat yang sangat tidak mungkin dikunjungi oleh Nagendra bahkan jika itu hanyalah mimpi para guru. Tumpukan buku yang mustahil diambil pemuda itu berada di depan pemuda itu dan membuat wajahnya tenggelam dalam tumpukan buku.

Buku-buku itu berisi tentang kisah-kisah lama seperti mitos yang beredar di penjuru dunia seperti kisah Medusa yang menyedihkan atau Ikarus yang berakhir tragis. Tumpukan buku kedua berisi kisah-kisah makhluk mitologi seperti troll dan orc yang sempat ia lihat. Mengejutkannya kehadiran mereka di buku-buku itu hanya seperti dongeng belaka dan tidak ada yang menyebutkan mengenai manusia yang bisa mengeluarkan es.

“Oi Nagendra! Ada yang mencarimu,” seorang berandal berteriak pada Nagendra dari luar perpustakaan. Semua hanya bisa memendam kekesalan karena terkejut akan suara besar itu.

Nagendra berdecih kemudian berjalan keluar dan memiting leher si berandal dengan lengannya. “Bajingan, apa kau tidak tau bahwa dilarang berteriak di perpustakaan,” ucap Nagendra.

“Tapi aku bukan di dalam perpustakaan tetapi hanya berdiri di luar, secara teknis bukan hal yang salah kan?”

Nagendra bersiap memiting leher si berandal lagi sebelum akhirnya si bocah lelaki itu menghindar dan melapor tentang sosok yang mencari Nagendra.

“Yang satu penuh dengan tato sementara yang satu anak kaya entah dari mana,” ucap si berandal. “Kau tau mereka dari mana?”

“Jalan,” jawab Nagendra singkat.

Si berandal sudah heboh. “Apa ini semacam operasi gabungan untuk mengambil alih wilayah?” tanya si berandal.

“Berhenti berpikiran bodoh,” ucap Nagendra. “Kau kembali-lah, aku akan menemui mereka.”

Si berandal hanya mengangguk sembari tersenyum semangat seperti orang bodoh sementara Nagendra berjalan menuju dua sosok yang menimbulkan kesalahpahaman. Taksa datang dengan setelan hitam yang hampir sama dengan kemarin hanya saja kali ini ia hanya memakai sepatu sandal sementara Levin berganti pakaian menjadi lebih santai.

“Ada apa?” tanya Nagendra yang sudah mendekat.

“Kalau ku tawarkan operasi gabungan, bagaimana menurutmu?” Taksa membuka mulut untuk pertama kalinya.

Tiga pemuda yang menarik perhatian itu kini duduk di salah satu kursi cafe dekat sekolah Nagendra. Anak-anak sekolah terutama yang satu seragam dengan Nagendra sedikit penasaran rencana apalagi yang pemuda itu akan lakukan. Apakah perang perebutan wilayah akan benar-benar terwujud? Melihat dua sosok yang duduk bersama Nagendra tampak bukan seperti anak sekolah biasa.

“Jadi maksudmu manusia biasa ada kaitannya dengan hal ini?” tanya Nagendra.

Levin mengangguk. “Jika mereka beroperasi di dekat manusia spesial, kami akan dengan mudah mendeteksi dan menghancurkannya sejak awal tetapi ini semua baru diketahui kami dua tahun belakangan dan baru terbongkar sekarang,” ucap Levin. “Sudah pasti manusia biasa ikut andil.”

Nagendra menatap dua remaja lelaki seumuran dihadapannya yang berwajah serius. “Oke oke, lagipula aku ragu kalian bisa menyelesaikan ini,” ucapnya.

The Chosen : Benang Takdir 3 SaudariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang