" Aku merindukan mu, sudah sekian kali "
•MAINTAIN•
21 DESEMBER 2017
Mungkin dia benar benar tidak tahu kalau di belakang nya tengah di ikuti oleh seseorang. Entah sejak kapan diri mu mau bersimpati kepada orang karena biasanya memang masa bodoh dengan semua orang. Tetapi ini lain, berbeda cerita jika lelaki itu. Yang kemarin di bully di kantin, dia tidak bisa melihat apa pun, hanya bisa mendengar apa yang berada di sekitar nya tapi dia begitu kuat bisa bertahan sampai sekarang.
Di sisi lain, Junkyu melihat mu tepat berada di belakang siswa yang ia tau tidak bisa melihat. Apa yang kamu lakukan? Tau jelas jika Junkyu tau apa alasan nya, di tambah ia tau tragedi kemarin membuat nya tersenyum.
Ia pikir kamu masih sama seperti dulu, meskipun memang terkesan tidak perduli dengan lingkungan di sekitar kenyataan nya tidak begitu. Kamu menolong orang orang yang sekira nya memang butuh bantuan, jelas yang benar benar butuh saja. Junkyu memperhatikan dari jarak jauh, bahkan ia juga mengikuti setiap langkah mu. Tidak menyadari? Tentu saja kamu tidak merasa di ikuti seseorang.
Sedangkan yang di depan mulai berhenti, membuat kedua orang berada di posisi berbeda ikut berhenti juga.
" Siapa? "
" Ku kira kau juga tuli "
Kamu melangkah ke depan dan memberikan sesuatu membuat lelaki itu kebingungan. Dimana di sisi lain ia juga takut, takut di bully lagi seperti kemarin. Ia kenal suara ini, tetapi tidak tau nama siapa yang menyelamatkan nya karena benar benar tidak sempat mengetahui, ia hanya berterima kasih saja setelah itu dia pergi meninggalkan nya begitu saja di ruang kesehatan.
Melihat nya hanya terdiam, kamu menarik tangan nya dan memberikan sebungkus roti yang kamu beli. Yakin jika dia masih takut masuk ke kantin karena kemarin, tetapi jangan biarkan perut kosong begitu saja.
" Apa ini? "
" Roti, aku tau kau takut ke kantin karena kemarin.. "
" Terima kasih " Jeongin tidak menyadari jika yang ia ucapkan, sudah pergi meninggalkan nya. Sedangkan Junkyu masih memperhatikan, ia hanya memperhatikan dari jarak jauh.
Sampai Junkyu mengikuti mu kembali, kemanapun dirimu pergi ia akan mengikuti. Ia hanya mau berada di dekat mu meskipun rasanya memang mustahil ia lakukan karena di posisi kamu tidak ingat akan Junkyu. Bagaimana? Menyerah? Tentu saja tidak akan, Junkyu tidak akan menyerah begitu saja.
Bagaimana pun ia harus berhasil, karena hanya dirimu yang menolong nya di masa lalu di saat ia tidak punya siapa siapa dan benar benar terpojok oleh keadaan. Ia bisa jelas melihat wajah mungil itu banyak luka lebam, membuat nya miris. Meskipun dulu saat bertemu dengan mu, kaki nya memang sempat patah tulang terpaksa harus berjalan dengan tongkat.
Keadaan mu bahkan sudah seperti orang berkelahi, tetapi tidak wajar jika anak seumur itu berkelahi sampai seperti itu. Kata kata yang masih sangat Junkyu ingat saat itu, dimana kamu mengucapkan sesuatu membuat nya terdiam seribu bahasa.
" Aku mau pulang, lagi pula aku malas di pukuli "
Junkyu ingin mencari tau, itu adalah satu satu nya cara bukan? Lagi luka Junkyu tidak ada niat lain selain begitu.
Lelaki itu berjalan melangkah lebih berdampingan, mampu ia bisa melihat wajah itu meksipun dalam jarak tertentu. Bukan nya tidak berani atau semacam nya, Junkyu hanya kurang siap.
•••
Kamu pulang sekolah tidak langsung pulang, seperti biasa kamu akan berangkat bekerja untuk memenuhi kebutuhan tentu saja. Sebenarnya tidak memberi tau, kalau saja kamu bilang kepada pria sialan itu mungkin saja dia akan terus minta uang kepada mu.
Ayolah, bukan bermaksud durhaka atau bagaimana. Di posisi kamu sekolah, banyak biaya yang di keluarkan tentu saja tetapi dia yang menjadi seorang kepala keluarga tidak melakukan apa apa malah judi dan berfoya foya. Pantaskah? Tentu saja tidak. Ingin marah hanya saja dimana hak? Hanya seorang anak yang lahir tidak di harapkan.
Mengetahui segala kebenaran memang berat, tetapi bagus jika sudah tau semua nya dari sebuah akibat dari masa lalu.
Melanjutkan langkah mu masuk ke dalam sebuah pabrik, menjadi buruh di sana. Karena bantuan seseorang yang begitu baik menawarkan mu pekerjaan yang masih layak di kerjakan oleh anak sekolah seperti mu, padahal bisa saja kamu mengerjakan hal yang berat lagi pula tidak akan menolak. Agar terlihat adil saja dengan pegawai lain nya, sama sama butuh uang juga.
" Kau sudah datang? Tumben agak telat " Kamu hanya tersenyum tipis, menyapa penjaga gerbang satpam di depan.
" Iya, telat sedikit. Ada pelajaran tambahan tadi paman "
" Begitu ya, baiklah. Bicara baik baik dengan bos, jangan kelelahan kau ini perempuan "
Kamu hanya tertawa ketika mendengarkan apa yang pria itu katakan. Memang perempuan, tapi kenapa? Tidak masalah jika harus kelelahan lagi pula bekerja untuk diri sendiri sekaligus membantu Ibu mu yang juga sama sama bekerja membanting tulang.
Bersama sama membangun kehidupan yang lebih baik, membuktikan jika kamu bisa lebih dari yang di harapkan.
" Memang kenapa kalau perempuan, paman? Aku juga mau punya uang, sama seperti paman bukan? Tidak masalah untuk ku "
Pria itu tersenyum, entah andaikan saja anak nya seperti itu ia pasti akan sangat bersyukur sekaligus bangga. Tetapi ternyata takdir tidak berpihak, memang benar jika takdir tidak ada yang begitu adil. Kita sebagai makhluk hidup memang harus menerima saja tidak perlu protes, masih bagus ada orang baik di sekitar.
Kamu berpamitan untuk segera masuk ke dalam bangunan tersebut. Segera menjalankan pekerjaan mu yang sempat tertunda beberapa menit, telat sedikit tidak masalah lagi pula masih sekolah. Padahal sebelum nya tidak pernah telat, mungkin karena tidak ada bus tadi membuat mu harus berlari sendiri ke arah tempat kerja memang memakan waktu lama.
Seperti biasa menata banyak barang di gudang, membersihkan gudang sekaligus barang barang yang berdebu. Sesekali membantu pegawai lain yang merasa butuh bantuan, seperti itu lah pekerjaan mu setiap hari. Terkadang menggantikan pegawai yang ijin tidak masuk kerja, seperti hari ini.
Dia bekerja pengangkat barang, karena kamu perempuan. Memang apa masalah nya? Selagi kuat tidak masalah, ada beberapa yang melarang tetapi kamu keras kepala dan mengangkat barang barang berat itu di punggung mu.
" Kau yakin? Ini berat sekali " Ucap nya dengan nada khawatir, melihat mu agak kelelahan sudah tiga kali bolak balik mengangkat barang berat.
" Kenapa? Tidak apa, aku hanya membantu. Jangan pikirkan aku " Ucap mu dengan keras, kemudian berjalan dengan di atas punggung mu mengangkat satu karung berukuran sedang. Wajar nya memang hanya laki laki tetapi ini berbeda gender.
Beberapa pegawai yang melihat khawatir sekaligus kagum. Anak sekolah wajar nya tidur di jam seperti ini, istirahat atau bermain dengan teman teman tetapi berbeda sekarang. Kamu malah bekerja berat seperti ini hanya untuk memenuhi kehidupan.
" Dia sangat kuat "
" Yah, faktor ekonomi dan keluarga yang miris "
KAMU SEDANG MEMBACA
Maintain | Kim Junkyu × You
FanfictionTidak semua nya bisa di harapkan dan di pertahankan, karena memang pada dasar nya semua akan menghilang secara perlahan kemudian pergi tanpa jejak apa pun, hanya air mata yang di tinggalkan bersama kenangan yang menyakitkan. Kembali ke pencipta, cep...