" Mungkin sedikit rumit, kau tetap sulit di dekati. "
•MAINTAIN•
Junkyu berpikir akan melakukan sesuatu untukmu, hanya saja ia masih memikirkan hal yang. Bukan masalah resiko yang akan ia tanggung nantinya, melainkan sesuatu yang harus ia pikirkan yang mungkin saja akan menimpamu di masa yang akan datang, karena Junkyu tidak mau hal itu terjadi. Lelaki itu berusaha berpikir lagi, lagi dan lagi. Apakah ia harus tinggal di rumahnya dahulu? Tapi kemungkinan kecil jika kamu masih ada di sana bukan? Junkyu berpikir itu jauh lebih bagus, ia bisa terus mengawasi dan terus melihat keseharianmu setiap saat. Apakah itu sebuah kesalahan baginya?
"Apakah rumah yang dulu aku tinggali masih ada? Di sekitar perumahan lama mungkin?" Junkyu tidak terlalu tau perkembangan negara itu, karena sebelumnya ia besar seperti ini tidak tinggal di sana lagi.
"Mungkin masih ada, karena beberapa rumah di sana di kabarkan banyak yang akan di jual. Tuan muda ngin membeli salah satu rumah di sana? Di sana juga masih banyak penghuninya tuan muda, anda tidak perlu khawatir tentang itu."
Junkyu terdiam, sebenarnya ia masih berpikir akan keputusannya sekarang. Lelaki itu mulai beranjak dari tempat duduknya, melangkah ke satu ara di mana ia menyimpan sebuah barang di sana. Laci yang ia buka, memperlihatkan satu buah anting dan entah itu dari sebelah mana yang hilang itu. Junkyu mengambil anting itu, itu sudah lama ia simpan dan selalu ia bawa ke mana-mana, Junkyu terlalu sering ikut kedua orang tuanya dulu mka dari itu ia juga sering berpindah negara dari satu negara ke negara yang lain.
"Tolong bantu aku mengemasi barang-barang ku, aku mau kembali ke rumah yang dulu... "
"Apa anda yakin, tuan muda?"
"Iya, aku sangat yakin dengan keputusan ku ini. Aku akan tinggal di sana untuk sementara waktu."
•••
Malam mulai larut, tepat pukul 11 malam kamu menyelesaikan pekerjaanmu dengan upah yang mungkin cukup untuk dirimu saja. Upah yang selayaknya kamu pegang, karena kamu juga tidak akan mendapatkan uang saku untuk besok atau bahkan kebutuhan mu yang lain, kedua orang tuamu saja seolah enggan mengeluarkan uang sekedar koin untukmu itu sudah sangat berat bai mereka. Mau tidak mau, kamu juga tidak mau merepotkan siapa pun atau orang tuamu yang sebenarnya sudah menjadi kewajiban mereka untuk menafkahi seorang anak yang belum lepas dari ikatan, dalam arti belum menikah.
Isi kepala yang penuh dengan banyaknya pertanyaan, apa yang akan kamu lakukan di masa depa jika sudah lulus? Bagaimana nasib mu kalau kedua orang tua mu berpisah? Begitu ada banyak hal yang kamu pikirkan sekarang, tidak da waktu untuk sekedar bermain dengan teman, hidupmu saja sudah sulit di hadapi. Seandainya saja kelahiran tu tidak pernah ada, mungkin kamu akan lebih tenang di sebuah tempat di mana tidak akan pernah merasakan semua ini.
Tepat di depan rumah, begitu enggan membuka pintu karena mendengar keributan. Kamu membuka pintu ketika suara ribut itu mereda, tapi kamu bahkan tidak tahu dengan apa yang terjadi di dalam sana. Sebuah benda keras berbaankan kramik melayang ke arah mu, tepat di sana benda itu menghantam keras kepalamu tidak ada yag bergerak di sana. Bahkan reaksi kedua orang tua mu sendiri hanya diam, benda itu menghantam kepala mu dan darah yang menetes itu membuat pandanganmu seketika kabur, badanmu yang melemas dan kemudian ambruk di sana, tanpa tahu akan apa yang terjadi nantinya.
Junkyu berada di dalam mobil, ia sudah sampai di rumahnya yang sebelumnya ia tinggali dahulu. Tidak ada yang berubah di sana, ia turun dari mobil untuk memeriksa keadaan rumah. Namun, suara hantaman benda yan menghantam sesuatu di sana terdengar, bukan hanya dirinya saja, beberapa orang bawahan ayahny juga mendengar sampai reflek menoleh ke arah suara itu berasal. Junkyu mendapati gadis yang berdiri di amban pintu rumah yang terletak di depan kediamannya. Gadis itu ambruk di sana dengan pecahan keramik di lantai itu, Junkyu berlari ke arah sana bersama yang lain juga dan beberapa tetangganya yang tidak sengaja melihat juga.
"Siapa itu... Tidak mungkin... "
"Bawa gadis itu ke rumah sakit sekarang!" Junkyu berlari menghampiri sosok gadis yang sepertinya ia kenal, dan benar saja. Dan itu membuatnya seketika merasa kaku.
"yn?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Maintain | Kim Junkyu × You
FanfictionTidak semua nya bisa di harapkan dan di pertahankan, karena memang pada dasar nya semua akan menghilang secara perlahan kemudian pergi tanpa jejak apa pun, hanya air mata yang di tinggalkan bersama kenangan yang menyakitkan. Kembali ke pencipta, cep...