"Fang!" panggilan Boboiboy menghentikan langkah Fang.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau mengacaukan acaranya? Dan lagu itu—"
"Itu persis seperti yang kurasakan saat ini." Fang memotong ucapan Ying.
"Apakah bersikap jujur itu salah? Atau aku harus menjadi munafik seperti kalian?" sindir Fang dengan nada dinginnya.
"Fang, ada apa dengan mu? Apa kau tau ucapanmu itu menyakiti perasaan mereka!" ujar Boboiboy.
"Tepat sekali. Itulah yang kuinginkan." mereka terkejut dengan jawaban Fang yang serasa mengiris hati mereka.
"Tapi itu belum seberapa dibandingkan dengan ku yang dulu kalian siksa. Apalagi si kapten sialan itu!" umpat Fang sambil melirik ke kiri. Dan tentu saja mereka pun ikut menoleh dan melihat kapten Kaizo berdiri tak jauh dari mereka.
"Apa kau sudah hilang akal ha?! Ini bukan dirimu! Fang yang kami kenal tidak akan menyakiti perasaan siapapun terutama kakakmu, dan kami tidak menyangka kau akan merendahkan kakakmu sendiri dengan sebutan seperti itu!" geram Ying.
"Lalu.. pantaskah aku memanggilnya dengan sebutan kakak?" tanya Fang.
"Ah, bukan. Tapi, pantaskah dia memanggilku adik?" Fang memperbaiki ucapannya.
Mereka benar-benar tidak menyangka, Fang akan berubah menjadi pemuda kasar seperti ini. Mereka lebih menyukai Fang yang dingin dan cuek tapi sebenarnya perhatian. Kemana Fang yang dulu? Kemana si landak ungu yang selalu menyombongkan dirinya sendiri? Kemana Fang yang selalu berebut popularitas dengan Boboiboy? Kemana sahabat mereka yang berhati tulus itu?
"Satu hal lagi, aku bukan sahabat kalian. Aku bukan lagi adik dari seorang kapten berpedang tenaga itu. Aku bukan Fang yang dulu. Camkan itu!" Fang membalikkan badannya dan pergi meninggalkan mereka begitu saja tanpa memperdulikan luka dihati mereka.
"Apa kita benar-benar akan kehilangan Fang?" tanya Yaya.
-------------------
Fang kini sedang berjalan menuju tempat yang ia sebut rumah. Meskipun ia pulang dengan hati panas tapi setidaknya ia merasa puas karena sahabat— ah, bukan, musuhnya telah berhasil ia lukai batinnya. Dan setelah ini ia dan kakak nya akan melukai fisik mereka.
"Lihat saja, besok kalian pasti sudah jadi abu." gumam Fang.
"Apa yang akan kau lakukan pada mereka?" Fang menghentikan langkahnya ketika mendengar suara yang tak asing dari belakang.
"Kenapa? Kau juga ingin bernasib seperti mereka? Jangan khawatir, kakak ku juga akan segera menghancurkan mu." Fang menoleh ke belakang dan mendapati Kaizo berdiri di hadapannya.
"Kau hanya belum mengetahuinya, Fang. Orang yang kau sebut 'kakak' itu tidak sebaik yang kau kira. Siapa dia?" tanya Kaizo yg telah mengetahui motif penjahat dibalik perubahan Fang, ia hanya belum tau siapa orang itu.
"Tutup mulutmu! Jangan berani menghina kakak ku seperti itu. Kaulah yang tidak tau apa-apa!"
"Benarkah? Kalau begitu katakan padaku, apa yang tidak ku ketahui?" tanya Kaizo.
"Kau.." Fang mengepalkan tangannya karena ia tau Kaizo mencoba menyudutkannya.
"Kau kakak yang buruk." ucap Fang dengan nada bergetar. Sementara Kaizo tersentak dengan ucapan Fang.
"Kau dulu selalu bersikap kejam padaku. Kau melatih ku untuk menjadi kuat, dan kau berhasil. Fisik ku sangat kuat sekarang, tapi mental dan psikologis ku tidak sekuat yang kau pikirkan." ucap Fang kembali ke nada dinginnya.
"Kau.. tidak pantas menjadi kakakku."
DUUAARRR!! Suara ledakan terdengar dari arah.. kedai Tok Aba.
"Lihat. Sudah kukatakan kami akan balas dendam." sinis Fang.
"Apa yang kalian lakukan?!"
"Menghabisi kalian satu persatu tentunya." Fang menyeringai pada Kaizo, dan kemudian menggunakan kekuatan bayangannya untuk berlari secepat mungkin menuju kedai Tok Aba.
"Dia.. mendapatkan jam kekuatan nya kembali?" batin Kaizo sebelum menyusul Fang.
------------------
"Aaaaa!! Lariii! Selamatkan diri!" tamu undangan yang berada di sana berhamburan menyelamatkan diri masing-masing, hingga akhirnya hanya tersisa Boboiboy, Yaya, Ying, Gopal, dan si penjahat. Ochobot? Boboiboy memintanya pergi bersama Tok Aba.
"Siapa kau?! Kenapa kau datang dan mengacaukan tempat ini?!" tanya Boboiboy.
Tapi setelah debu sisa ledakan tadi menghilang, mereka dapat melihat dengan jelas sosok penjahat tersebut.
"BORA RA?!!" mereka terkejut.
"Kau.. kemana kau membawa Fang selama ini? Kenapa kau merampasnya dari kami?!" bentak Boboiboy, ia sudah cukup geram dengan alien itu.
"Hei hei, sabarlah. Kita baru bertemu setelah tujuh tahun lamanya. Bagaimana kalau kita mengobrol dulu."
"Cukup! Aku tidak akan memberimu kesempatan lagi kali ini! Boboiboy Solar! Tembakan solar gerhana!" Boboiboy tidak membuang waktu lagi, ia langsung saja melancarkan serangan terbesarnya, tanpa banyak adu cekcok.
"Pelindung bayangan!" sebuah bayangan dengan ketebalan lima kali lipat dari biasanya terbentuk setengah bola untuk melindungi Bora Ra dan dirinya.
"F- Fang.. kenapa.. kenapa kau melindunginya?" Boboiboy kembali ke mode normalnya.
Fang hanya diam dengan wajah dinginnya, ia berdiri di samping Bora Ra, "Tentu saja, itu karena aku adalah kakaknya." jawab Bora Ra, tersenyum smirk.
"PEMBOHONG!" bentak Kaizo yang baru tiba. Dan semua mata pun tertuju padanya.
"Jadi kau yang memperalat adikku dan membuatnya membenci kami! Kurang ajar!" rutuk Kaizo.
"Aku tidak melakukan apapun, kau tau. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Bukan begitu, Kaizo?" balas Bora Ra.
"Kau.. KAU HARUS DIBERI PELAJARAN!!" Kaizo mengeluarkan pedangnya dan tanpa aba-aba langsung menyerang Bora Ra.
Tapi Fang dengan sigap berdiri di depan Bora Ra untuk melindunginya, "Tusukan bayangan!"
Kaizo sempat menghindar, tapi sayangnya pedangnya terlempar. Fang terus mengeluarkan serangan bayangan (bukan dalam bentuk hewan). Kaizo berusaha mengambil pedangnya kembali namun itu cukup jauh dan Fang tidak memberikannya kesempatan. Jadi Kaizo hanya bisa mengelak serangan nya.
---
"Bora Ra!" panggil Boboiboy, "Apa yang kau lakukan pada sahabatku?!" tanya nya."Sudah kukatakan bukan? Aku hanya memberitahu yang sebenarnya pada nya. Tapi, yah.. dengan beberapa perubahan." Bora Ra menyeringai.
"Beraninya kau..! Boboiboy Halilintar! Hujan tombak halilintar!"
"Sedutan lubang hitam!" Bora Ra mengaktifkan senjatanya dan menghisap semua tombak halilintar ke dalam nya.
"Sebaiknya kalian serahkan semua jam kekuatan dan Ochobot kalian itu."
"Tidak akan!" bentak Ying.
"Huh, keras kepala. Baiklah, sepertinya kami harus melenyapkan pemakai nya dulu. Fang! Bersiaplah untuk serangan akhir!" perintah Bora Ra.
"Baik, kak!" sahut Fang yang masih berhadapan dengan Kaizo.
Fang mengeluarkan sesuatu dari dalam saku hoodie nya, sebuah gagang pisau. Tapi saat Fang menekan sebuah tombol, benda itu menumbuhkan bilah pedang yang bercahaya ungu-hitam.
Fang menodongkan pedangnya pada Kaizo dan menatapnya dingin, "Akan ku buat kau menyesal telah mempermainkan ku dulu."
BERSAMBUNG...
Pertanyaan author:
Setuju gak kalau seandainya salah satu dari Kaizo atau Fang gugur akibat pertarungan kakak beradik ini? —Karena kecil kemungkinan Fang mau berbaik hati pada orang yang dia benci. Serius nanya😶
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Butiran Debu [KaiFang Fanfiction]
Short StoryDebu. Apalah arti debu bagi manusia. Hanya sebuah materi yang menyusahkan dan tak berguna. Dan aku mulai merasa.. aku diketepikan, seperti debu. ----✧✧✧---- "Huh, Kau menangis? Memang dasar LEMAH!!" Apakah kuasa dapat mengukur kasih sayang seseorang...