Sikap yang berbeda

2.3K 215 66
                                    

Seorang pemuda berjaket biru membuka pintu rumahnya dan mulai melangkah masuk. Ia mendapati seorang remaja yang merupakan bawahan sekaligus saudaranya tidur di atas sofa. Pemuda itu segera mengambil segelas air dan menyiramkan nya pada remaja yang tidur itu.

"APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI, PRAJURIT PANG!"

"Ma- maaf, Kapten. Aku baru saja pulang dari misi dan aku—" Fang langsung berdiri dengan sedikit menggigil mengelap wajah dan lehernya.

"Apa kau gagal lagi?!!" tanya sang Kapten. Tapi Fang hanya diam dan menundukkan kepalanya. Dan itu membuat sang kapten semakin naik pitam.

"KAU GAGAL LAGI! DASAR LEMAH!" bentak Kaizo yang langsung melayangkan pukulan di pipi mulus Fang, dan Fang pun tersungkur saking kuatnya.

"KENAPA KAU TIDAK BISA MENYELESAIKAN MISI SEMUDAH ITU HA! KEMARI KAU!" Kaizo menyeret Fang ke gudang yang bersebelahan dengan dapur.

******************
Di suatu tempat yang masih satu wilayah dengan Pulau Rintis, ada sekelompok orang yang sedang bersiap untuk menjalankan 'misi' baru mereka, yaitu menghancurkan musuh lama mereka.

"Ingat, kita hanya perlu melenyapkan salah satu dari mereka agar yang lainnya pun hancur karenanya." ujar si ketua kelompok.

"Tapi Kapten, bagaimana kalau Boboiboy dan teman-temannya melindungi mereka berdua?" tanya salah seorang dari mereka.

"Jangan khawatirkan tentang hal itu, aku sudah memperkirakan semua yang akan terjadi nanti. Kalian hanya perlu fokus pada kakak beradik yang sudah mulai renggang hubungan nya itu." jawab sang Kapten.

*******************

Fang kini tengah mencoba bangun dari posisi terbaring nya di lantai. Sakit. Hanya itu yang ia rasakan setelah puas dihajar habis-habisan oleh kakaknya sendiri. Luka pukulan dan luka gores sudah memenuhi sekujur tubuhnya.

Tapi itu semua tidaklah sesakit luka hati yang telah diciptakan kakaknya. Terlebih lagi ketika kakaknya dengan tegas menyatakan isi hatinya saat itu.

FLASH BACK ON

Fang sudah mulai kesulitan untuk berdiri, sementara kakaknya masih bernafsu untuk mencederakan nya lebih dari itu.

Dengan sedikit kesadarannya yang masih tersisa, Fang pun bertanya dengan nada bergetar, "Apa kakak.. lebih menyayangi Boboiboy?"

"YA!"

"Karena dia tidak lemah seperti dirimu!" Fang sangat terkejut dengan pernyataan kakaknya itu.

"Pangkatnya masih Kadet, tapi kekuatannya mungkin melebihi ku. Aku heran, bagaimana dulu kau bisa diangkat menjadi Lans Koperal sementara kekuatan mu tidak pernah sebanding dengan Boboiboy."

"Kau tau, Boboiboy itu lebih cocok dijadikan Jenderal—yang pangkatnya diatas Laksamana—dan menjadi adikku."

Ergh, kenapa? Kenapa? Kalimat terakhir itu benar-benar menyayat hati Fang. 'Menjadi adikku'? Serius?

"Berarti.. selama ini.. kakak menganggap ku apa?" isak Fang, kemudian menggigit bibir bawahnya.

"Prajurit yang lemah."

"Aku bahkan sekarang merasa bodoh karena dulu aku tidak pergi menyelamatkan ayah dan ibu, aku malah memilih menyelamatkan bocah tidak berguna seperti mu. Sungguh memalukan! Aku menyesal menyelamatkan mu waktu itu! Lebih baik jika aku meninggalkan mu dan membantu mereka saja."

Fang merasakan lengannya semakin lemah untuk menopang setengah tubuhnya yang kini dalam posisi terduduk di lantai, air matanya bahkan sudah kering dan hampir habis. Tenaganya terkuras hanya untuk menangis.

"Huh, Kau menangis? Memang dasar LEMAH!!" Kaizo menggenggam pedangnya dan melanjutkan hukuman untuk Fang, tanpa belas kasihan.

FLASH BACK OFF

"Hiks.. Ka.. kak mem.. benci ku, tapi.. aku tidak akan bisa membencinya." Fang menyeka air matanya dan berusaha untuk berdiri meskipun kakinya terasa sangat lemah.

Fang hendak menuju kamarnya, ia berusaha menaiki anak tangga satu persatu, ia mencengkram pegangan tangga, tapi sayangnya ia lengah dan pada pijakan kelima kakinya terpeleset hingga menyebabkan dirinya jatuh. Kepalanya membentur lantai dan darah segar mulai mengucur perlahan di kepala sebelah kirinya.

"Aakkhh.. s- sakit.." Fang hanya bisa terisak dan meringis. Ia sudah terlalu lemah, bahkan untuk mengeluarkan kekuatan bayangannya pun ia tak sanggup.

Kakaknya sedang tidak berada di rumah, kemana dia? Apa dia memang sengaja ingin Fang seperti ini? Atau mungkin sedang pergi mengobrol ria bersama Boboiboy?

Fang mencoba bangun, tapi..






Boboiboy sedang membereskan alat tulisnya dan memasukkannya ke dalam tas sekolahnya. Tiba-tiba Kapten Kaizo datang dan menyapanya.

"Eh? Kapten Kaizo? Ada apa datang ke sini lagi?" tanya Boboiboy.

"Eeuumm.. aku hanya ingin membeli minuman cokelat yang kalian jual, sepertinya enak." jawab Kaizo yang sebenarnya hanya mencari alasan.

"Oh, kalau begitu biar saya saja yang membuatkan nya untuk Kapten." ujar Boboiboy.

"Baiklah, tapi jangan terlalu manis. Dan satu hal lagi, ingatlah nama panggilan mu padaku ketika tidak menjalankan misi."

"Baik, Kap- Kakak." Boboiboy masih agak gelagapan memanggil saudaranya Fang dengan panggilan kakak, dan apakah ini masih disebut batas wajar (?)

Lima menit kemudian, Boboiboy membawa segelas hot spesial cokelat dan menyajikannya pada Kapten Kaizo, ergh.. bukan! Kakak. Eh! Bukan bukan, Kapten Kaizo, aaaahh!! Entahlah! Bingung harus menyebut Kaizo itu kapten nya Boboiboy atau kakaknya.

"Boboiboy." panggil Kaizo ketika melihat Boboiboy hendak kembali ke meja kaunter.

"Duduklah di sini."

"Eeuumm.. tapi.."

"Ada yang ingin ku bicarakan padamu." potong Kaizo.

Akhirnya Boboiboy pun mau duduk di kursi yang berhadapan dengan Kaizo. Boboiboy masih merasa canggung ketika berbicara dengan Kapten tegas nan keras yang ia panggil kakak ini.

"Ada apa, kak?" tanya Boboiboy yang agak ragu pada kata terakhir yang ia ucapkan.

"Apa kau berteman baik dengan Pang?"

"Ya, tentu saja. Kenapa kakak bertanya?"

"Aku ingin kau menjauhi nya."

Mata Boboiboy terbelalak sempurna kala mendengar pernyataan tersebut, "Me- menjauhi nya? Tapi kenapa? Apa kakak akan membawa Fang pergi ke luar angkasa lagi?" tanya Boboiboy cemas.

"Bukan karena itu. Aku hanya tidak ingin remaja tangguh dan berpotensi seperti mu menjadi lemah karena berteman dengan si payah itu. Lagipula kau sudah punya banyak teman, untuk apa kau mempertahankan si lemah tidak berguna itu." ujar Kaizo yang bahkan enggan menyebut nama adiknya sendiri.

"Saya tidak memandang Fang dari kekuatannya, tapi dari ketulusan hatinya. Walau dia terlihat dingin dan cuek, dia sebenarnya penyayang dan perhatian, dia selalu peduli pada teman-temannya. Saya tidak mungkin memutuskan persahabatan kami yang telah terjalin sejak lama." sanggah Boboiboy.

"Kau memang manusia yang baik dan hebat, Boboiboy. Inilah sebabnya aku menginginkan mu.. menjadi adikku, seutuhnya." batin Kaizo.

Lalu bagaimana dengan adik kandungnya sendiri, Fang? Ah! Persetan dengan itu semua. Kaizo hanya menginginkan Boboiboy, si remaja penguasa tujuh elemental.

BERSAMBUNG...

Hanya Butiran Debu [KaiFang Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang