1. Ezra Pradipta
Cucu pertama Eyang dari Bapak. Ezra yang sering dipanggil adik-adiknya dengan "Bang Ez!" ini memiliki cita-cita sebagai pilot. Sekarang ia kelas 17 tahun yang artinya kelas 2 SMA. Diumurnya yang masih muda, ia harus bisa mengurus keenam adiknya yang sifatnya seperti sapi qurban. Ia harus membantu sang Bapak yang sudah berumur yang harus dibantu untuk melakukan apapun.
Bunda? Bunda udah meninggal 12 tahun silam. Dimana Ezra masih menginjak umur 9 tahun. Dikarenakan sang Ibu memiliki penyakit jantung yang parahnya sudah distadium terakhir, membuatnya tak bisa tinggal di muka bumi lagi.
Walau harus rutin mengawasi Bapak, Ezra masih sempat untuk mengajak adik-adiknya bermain. Setidaknya agar tidak bosan. Rumahnya yang berada didekat pantai membuatnya lebih mudah mengajak mereka bersenang-senang.
Ezra juga sesosok penengah jika ada yng bertengkar dirumah. Dirinya selalu menengahi perdebatan.
"Cakra! Astaghfirullah itu adeknya jangan dicemplungin di laut!"
"Biarin bang! Gak kelelep juga."
"Huweeee! Abang tolong!!!"
2. Rendi Pratama
Mas Cabe, sebutannya. Lebih tepatnya sebutan yang diberikan Cakra. Cucu kedua Eyang ini kerab dipanggil Cabe karena mulutnya yang gampang nylengseh alian licin dan sering marah-marah. Ngegas istilahnya. Paling sering dibuat naik darah oleh Cakra dan Zio. Katakan Rendi adalah semacam "Partner in Crime" dengan Cakra. Kadang akur, ya kadang gelud.
Walau sering terlihat marah-marah, jauh dilubuk hatinya terdapat sifat lembut yang kuat. Apalagi jika sudah menyangkut masalah saudaranya. Pernah saat itu Nathan tak sengaja memecahkan vas bunga kesayangan milik Bunda. Well, Rendi menasehatinya dengan lembut. Namun nasehat tersebut berselang selama 7 hari 7 malam.
"Makanya, kalau jalan tuh hati-hati. Jadi kesandung mainannya Jievan kan. Jangan sampai kayak dulu lagi. Vas Bunda pecah gara-gara lo."
"Iya atuh mas. Masalah udah lama itu udah 12 tahun lalu."