02

1.8K 163 7
                                    

Warn! Hanya cerita karanganku aja.



Happy Reading👋










Doyoung melangkahkan kakinya memasuki area sekolahnya.

"Makasih, pak. Nanti kalau udah mau pulang saya kasih tahu"

"Iya, den. Semangat belajar! "

"Makasih, pak siwon! Semangat kerja juga! "
Doyoung tersenyum. memberikan semangat pada sopir yang sudah ia anggap pamannya. Atau mungkin, ayah ke-2 untuknya.

Siwon tersenyum. Dalam hati mengagumi anak majikannya yang sangat kuat.

"Yasudah. Bapak permisi"

Doyoung mengangguk, lalu melambaikan tangannya kala mobil itu melaju dengan kecepatan sedang.

Doyoung berjalan, meninggalkan area parkir, menuju ruang kelasnya.

Namun, saat sampai di lorong, banyak sekali siswa yang berkumpul di sana. Sepertinya sedang melihat mading.

Dan hal itu tentu akan membuatnya susah untuk melewati kerumunan itu, kan?
Daripada berdesakan, Doyoung memilih untuk menunggu sampai kerumunan itu agak surut.

"Hei"

Doyoung menoleh kebelakang.
Menemukan pria yang sedang berdiri di belakangnya sambil memegang pundak miliknya.

"Kak Sunghoon? "

"Ngapain disini? "

"Ada problem, biasa"Jawab Doyoung dengan senyuman tipisnya.

Sunghoon yang paham langsung menggandeng tangan Doyoung.

"Eh eh eh! Ngapain? Jangan aneh-aneh"omel Doyoung. Namun sepertinya, Sunghoon tak memperdulikannya.

"Woy! Minggir bisa? Jangan blokir jalan se-enaknya. Ini jalan umum, ya, bukan pasar. Kasihan kalau ada yang mau lewat"

'Sret'

Semua kepala tertoleh kepadanya. Sunghoon hanya memasang tampang datar.

Dan ajaibnya, mereka langsung memberikan jalan, sebagian ada yang langsung pergi. Mungkin lelah mengantre untuk melihat sesuatu di mading?

"Ayo"Sunghoon menarik tangan Doyoung. Membawa lelaki manis itu berjalan, mengantarnya sampai ke depan kelas.

"Makasih, kak"

"Udah biasa kali gwe belah lautan manusia buat elo"

"Eh? Iya juga. Hehe. Maaf, ngerepotin ya? "

"Enggak juga. Siapa bilang? Kalau lo mikirnya gwe ngerasa di repotin, tapi gwe nggak pernah mikir gitu. Sans"

"Makasih sekali lagi"

"Makasih aja sampai tahun depan. Makasih terus perasaan"

"Ya gimana? Kan kak Hoon udah nolongin aku. Masa aku nggak makasih? Kan nggak sopan"

"Iyadeh iya. Anak bunda Je emang kalau sopan nggak perlu di tanyain lagi"

"Secara nggak langsung manusia es ini muji aku. Makasih, loh"

"Kalau gwe manusia es, nggak bakal gwe peduli sama elo, doy"

"Ya iyasih. Tapi kakak itu tampangnya cool. Mana ekspresinya sering datar"

"Emang kalau sama elo juga sering datar? "

"Nggak sih. Kadang. Kan Dobby happy virus buat kak Hoon. Ya gak? "Tanya Doyoung menggoda. Menaik turunkan alisnya.

"Nyebelin banget muka lo. Udah sana, masuk kelas. Biar pinter"

"Masuk kelas doang bisa bikin pinter? Tapi nilai fisika kak Hoon kok.... "

"Nggak gitu konsepnya. Nggak usah bawa-bawa nilai juga, deh. Capek gwe, serius"

"Hahaha. Iya-iya. Aku kedalem, ya, kak. Have fun sama fisika. Semoga nggak frustasi"
Doyoung melambaikan tangannya lalu masuk ke kelasnya. Meninggalkan Sunghoon yang berdiri di depan kelas sambil menggelengkan kepalanya.

"Kalau gwe nggak punya hati nurani kaya bang Yeonjun dan kawan-kawan udah gwe julid-in habis-habisan tuh bocah"Gumam Sunghoon yang langsung pergi dari depan kelas Doyoung.




To Be Continue🐰

INTROVERT-BbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang