Chapter 6

273 72 1
                                    

Time skip 1 tahun (dikarenakan author males nulisnya)

Tak terasa setahun penuh telah terlewati dan tidak ada kejadian yang istimewa sejak ray bertemu dengan seseorang yang bernama paul verlaine itu.

Kesehariannya sangatlah monoton. Semenjak dirinya terluka karena serangan itu aniki nya semakin protektif terhadapnya, terdapat batasan waktu dimana ia boleh keluar dan harus berada di 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩. Dia juga harus menghindari pandangan khalayak ramai apalagi disaat port mafia sedang gencar-gencarnya mencari pelaku kebakaran di pinggiran kota suribachi itu, dia sendiri juga tidak mengerti gunanya mencarinya.

Dan berkat perilaku baik dari ray merekapun berhasil menutup kasus dan pencarian tersebut. Dokumen dan data tentang dirinya juga telah berhasil dibuat tanpa kecurigaan dari berbagai pihak, itu adalah hari-hari yang sulit jika memikirkan keluhan aniki nya yang mengatakan betapa menyebalkannya menerobos keamanan pemerintah.

Besok adalah hari ulangnya yang ke-13. Dia memikirkan kembali tentang kejadian pada waktu ulang tahunnya yang ke-12, padahal saat itu dia berpikir bahwa hal yang dirinya lakukan itu benar.

Baginya itulah satu-satunya cara untuk menebus dosa-dosanya karena membiarkan anak-anak yang tak berdosa itu mati dilahap para iblis itu. Hal itu juga bertambah parah dikarenakan dirinya lah yang menjadi sumber informasi untuk mama tentang anak-anak tersebut.

Ray mengerutkan kening, sampai saat ini dia masih berdoa kepada tuhan berharap agar keluarganya baik-baik saja.

Sayang sekali dia tidak bisa melihat pertumbuhan dan perkembangan saudara-saudaranya. Emma, don, gilda, anna, dan yang lainnya pasti telah berubah dikarenakan masa puber.

William Minerva, dia berharap mereka segera menemukan orang yang akan menjadi kunci kebebasan mereka.

Ini adalah hari ulang tahun ray yang ke-13.

Chuuya sudah mempersiapkan pesta kecil-kecilan untuknya, dia tahu adiknya tidak begitu menyukai keramaian terutama hal-hal yang mencolok. Maka dari itu dia dengan sengaja pergi ke toko kue untuk mencari kue yang sederhana namun tetap terlihat mewah.

Pencariannya tidaklah begitu sulit apalagi dengan dirinya yang berada di pusat kota.

Sebelum menyempatkan diri untuk berbelanja lagi-lagi dazai mencari masalah dan dialah yang harus menyelesaikannya. Dia bersyukur bahwa rekannya memiliki urusannya sendiri sehingga tidak membuntutinya terus menerus karena penasaran.

Dia masuk ke toko kue yang berada tak jauh dari pusat perbelanjaan. Tempatnya agak terpencil tapi itulah yang menjadi daya tariknya.

"Irasshaimase" Ucap sang penjual kue.

Chuuya menganggukkan kepalanya, dia berjalan mengitari rak-rak kue dan melirik kearah kulkas yang berisi kue ulang tahun.

Penjual yang melihat kesusahannya dalam memilih pun menawarkan bantuannya.

"Anu.. Apa ada yang bisa saya bantu?"

Chuuya menoleh, "Yah, aku perlu kue ulang tahun yang sederhana tapi tetap terkesan mewah"

"Ah, kalau begitu biarkan saya menuntun anda menuju lemari es yang menyediakan kue sesuai dengan keinginan anda"

Chuuya mengangguk kemudian mengikuti penjual tersebut.

"Apa ini untuk keluarga anda?"

"Untuk adikku lebih tepatnya"

Wanita penjual itu mengangguk dan tersenyum.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang