Bel istirahat kedua telah berbunyi.
"Hooamss..." menguap dengan sangat lebar, cukup untuk menyedot semua properti kelas. "akhirnya istirahat juga, jiwaku merasakan terbebaskan walau hanya lima belas menit. Hah– kenapa istirahat pendek sekali?"
"eee – aahhh tubuhku terasa kaku semua. Kau benar pendek banget."
"Tiba-tiba aku terpikir jadi presiden, visiku adalah memanjangkan waktu istirahat, haha."
"Ada-ada saja halusinasi si bodoh haha."
Sebuah kubu kecil dikelas bagian belakang tertawa hangat atas tindakan konyol pemeragaan pemimpin negara.
Dia bertindak seolah sedang dalam kampanye menentukan visi dan misi.
"Jangan ragu memilih saya, sekolah gratis! Listrik gratis! Makan gratis! Kesehatan gratis! Apa-pun itu GEERATISS! Sehingga negara akan maju dan makmur. Ingat coblos nomer 69. Terima kasih, terima kasih."
"Haha si bodat jadi presiden gila, gak logis banget, memangnya kas negara unlimited? "
"Visi misi bodoh, makmur dan maju? Pff perutku mau meledak"
"Heh jangan gitu, aku yakin kok itu bakal terwujud kalau... Pesawat Sukoi uda bisa lewat jalan raya depan itu..."
"Mana mungkin anjer, mana muat hahaha."
"Nah itu, MUSTAHIL! iya ga Zi?"
"Mungkin kok..." jawab santai Gazi.
Secara perlahan suara tawa anak-anak semakin mereda, dan digantikan suara sombong. Si Bodoh.
"Dengar gak tuh, sebenarnya kalian saja yang tidak bisa membaca pikiranku. Kamu! Kamu! Kamu! kamu! Omong gede tapi engga ada otak hahaha." Sambil menunjuk satu persatu kawannya, lalu menepuk pundak kanan Gazi "Jelaskan Zi biar mereka paham."
Gazi menjawab "Gak ah, emang kau sendiri tau?"
"Engga.."
Mereka semua tertawa kembali, kemudian beberapa mulai menabok Sibodoh karena sedikit songong tadi.
"eh Zi aku jadi agak penasaran, emang visi misi bodoh tadi seriusan bisa? Gimana coba pendapatmu."
"Ngapain kalian berpikir sulit, mudahlah semua gratis! kerja juga gratis! Haha– cuman yang jadi masalah... manusia itu punya keinginan, punya rasa, ego makanya mungkin bisa terwujud. Gitu. Paham?"
"Uda Zon ga usah dipikir kamu ginian mana paham."
"Bangke Lu Zi."
Semua mengangguk dan tertawa.
"Ehh gawat istirahat tinggal lima menit nih. Ayok keluar istirahat yok."
Ayok, ayok.
Gazi: " Cari Ahmet... cari Ahmet.. biar istirahatnya agak panjangan."
Bersambung ke cerpen Istirahat dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Small Story.
Historia CortaMenceritakan kejadian haru yang dialami oleh remaja sekolah.