WAS ° Chapter 03

154 27 0
                                    

Pagi hari, Hilaria sedang menyisir rambutnya sambil berkaca setelah dia selesai mandi dan memakai seragam sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Pagi hari, Hilaria sedang menyisir rambutnya sambil berkaca setelah dia selesai mandi dan memakai seragam sekolah. Hilaria kemudian memakai bedak dan segera mencari liptint

'Eh iya anjir, liptint gue masih disita.' Batin Hilaria.

Hilaria mengerang kesal karena sudah sehari liptint nya disita. Hilaria masih kesal sama surat dari Javier yang mengatakan liptint Hilaria tidak akan dikembalikan. Seandainya Hilaria tidak membawa liptint ke sekolah, liptint-nya pasti aman. Tapi sekarang sudah terlambat.

Hilaria masih belum menemukan cara untuk mengembalikan liptint-nya. Sean sudah mengatakan kalau Hilaria bisa meminta bantuan kepada wakil ketua OSIS mereka, Grace. Tapi Hilaria merasa tidak enak, sehingga dia harus memikirkan cara lain.

"Arghh, Kak Javier sialan!" Hilaria menghembuskan nafasnya kemudian segera keluar dari kamarnya sambil membawa tas sekolahnya.

Hilaria turun ke bawah dan berjalan menuju ke dapur, di sana sudah ada orang tuanya. Mamanya Hilaria sedang menyiapkan sarapan untuk mereka, sedangkan papanya Hilaria sedang membaca koran sambil meminum kopi.

"Pagi Ma! Pagi Pa!" Sapa Hilaria.

"Pagi Hilaria." Mereka menyapa kembali.

Mamanya langsung memberikan sepiring makanan untuk anaknya, Hilaria berterimakasih pada mamanya dan langsung makan.

"Hilaria mau berangkat sama papa, gak?" Tanya papanya melipat korannya.

Hilaria menelan makanannya terlebih dahulu sebelum menjawab. "Aku berangkatnya sama teman aku, pa." Ucapnya.

"Ohh sama teman. Teman kamu namanya siapa?" Tanya papanya penasaran.

"Sean."

"Cowok?" Papanya menaikkan salah satu alisnya.

"Iyalah Pa, masa cewek sih." Ucap Hilaria dengan gemas.

Papanya hanya diam.

Mamanya yang melihat ekspresi suaminya hanya terkekeh. "Udahlah Pa, gak usah protektif gitu sama Hilaria. Kan terserah Hilaria mau deket sama siapa."

"Ya tapi kan baru dua hari Hilaria masuk sekolah, udah ada aja cowok-cowok ngedeketin dia." Papanya menghela nafas.

Hilaria menggelengkan kepalanya karena papanya protektif banget. Daripada Hilaria ikut membalas, mending dia lanjut makan.

Ting Tong!

"Siapa ya kira-kira yang datang jam segini?" Tanya mamanya dengan heran.

'Jangan-jangan itu Sean.' Batin Hilaria.

"Biar Hilaria aja yang buka pintu." Setelah selesai makan, Hilaria berlari kecil ke pintu depan untuk membukanya dan muncullah Sean yang sudah datang.

"Pagi Hila." Sean tersenyum.

°What A Mess° [REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang