Di sekolah Bastian tak tenang. Setelah bertemu Thalita, Bastian terus memikirkan gadisnya itu. Eh, ralat. Ia bahkan tak ada hak menyebut Thalita sebagai miliknya. Emangnya Bastian siapa.
"Gue gak bisa pokus gini sih. Kenapa di kepala gue cuma cewek itu "
Bastian berdiri melangkahkan kaki jenjangnya menuju toilet dan membasuh wajahnya di wastafel.
Lain halnya di kantin.
Setelah mengurus perpindahannya ke sekolah Alexan ketiga teman Bastian sudah berada di kantin menyantap makanan yang sudah di suguhkan penjual kantin
Jay mendorong dua orang cowok bertubuh gempal dan satunya bertubuh kurus agar pindah dari tempat duduk."Jay jangan gitu ah kasihan. Lo sadar diri dikit napa. Mereka lebih duluan menduduki tempat ini."
"Bodo amat sekarang ini jadi tempat kita."
"Eh Bastian kemana sih. Gue udah laper banget."
"Bodo amat." Sinis si kembar.
"Lo anak baru disini? Kok tega banget dorong-dorong mereka." Seorang perempuan berdiri sambil berkacak pinggang.
"Iya gue anak baru disini karena berhubung sahabat kita pindah kesini jadi kita juga ikut."
"Jadi mentang-mentang murid baru lo bisa seenaknya bertingkah kayak tadi, hah!"
"Lo ngapain ikut campur. Mending sono gih."
"Awas yah lo. Pake dorong-dorong gue lagi. Nanti kalau suka sama gue jangan harap gue mau nerima lo."
"Eh siapa juga yang naksir sama lo. Lo kepedean banget jadi cewek. Masih banyak kali cewek lain yang mau sama gue. Tapi, tunggu deh. Lo emang berharap banget yah gue naksir sama lo?"
"Apaansih gue cuma- ah lupain aja."
"Eh udah kita ke sini mau samperin Bastian." Selah Sekta.
"Bastian bakal kaget gak sih kalau tahu kita ikut pindah pasti dia meluk kita terus bilang kalian emang sahabt gue." Meluk diri sendiri
Sekta menoyor kepala Jay.
"Bastian gak sealay itu."
"Kata bokapnya gue sama sekta sekelas sama Bastian. Tapi dikelas tadi gak ada bastian.""Terakhir dia aktif kayaknya sejam yang lalu."
Tiba-tiba Bastian (Basuki) duduk di dekat mereka.
"Aduh kenapa bisa ada mereka disini. Mereka beneran pindah?!"
Perutnya tengah berbunyi. Kenapa perutnya gak bisa di ajak diskusi.
"Eh bro lo sendirian aja. Ayo dong duduk di sini."Ketiganya mengangguk menyetujui. "E ... nggak usah.
"Udah jangan sungkan, ayo! Ayo."
"Sial." Umpatnya.
"Mereka gak sadar kan. Bisa-bisa kalau mereka tahu penyamaran gue berantakan."
"Eh kok lu nunduk terus?" Jay.
"Lo temen kelas kita kan. Lo tahu bastian dimana?"
Oon itu bastian yang lu temani bicara
"N ngak.""Telepon aja."
"Saya pergi dulu."
Si kembar menarik Basuki duduk kembali.
"Gak usah kemana-mana."
"Nama lo siapa?"
Ck menyebalkan sekali tanya mulu.
"Basuki."
Sekta menelpon bastian. Hendphone bastian berdering. "Aduh mampus gua lupa bawa hp cadangan."
"Suaranya dari saku lo?"
"Oh ini nenek saya yang nelpon. Saya angkat dulu."
"Aneh tuh cupu."
"Tapi dia mirip seseorang."
"Siapa?"
"Yah mana saya tahu. Saya kan Kagak tahu," kembar.
Mengedikkan bahu acuh.
Setelah berhasil pergi dari tempat dimana ada kawan-kawannya. Bastian menelusuri koridor dan menuju perpustakaan. Kini Bastian tengah memilih beberapa buku tebal. Ia mengeluarkan hpnya mengecek notifikasi yang adaRatusan pesan dan panggilan tak terjawab dari teman-temannya.
Cogan bangke
Titisan dedemit : halo disini si Jay makhluk ciptaan Tuhan yang paling aduhay.
Es lilin: 😘
Titisan dedemit: emotnya masyaallah Sek. Lo kelamaan jomblo ya makanya begitu. Tapi gue masih waras Sek.
Es lilin: salah emot
Ammar Tv: apaansih woy
Kembarannya Atta halilintar: tahu btw gimana sekolah barunya? Kalau banyak cecan gue juga mau pindah
Pikiran kotor: kayak di SMA jaya gak ada cecan aja.
Kembarannya Atta Halilintar: Adasih tapi udah punya pawangnya.
Titisan setan: eh Bastian dimana sih?"
Ammar tv: bukannya lo satu sekolah sama dia. Kenapa tanya sama kita?
Pikiran kotor: 2
Kembaranya atta halilintar: 3
Titisan setan: @Bastian
@ Bastian
@Bastian
@BastianAnda: hm?
Titisan setan: lo dimana anj gua udah pindah.
Anda: gua gak nyuruh
Titisan setan: setidaknya sambut kita dong. Secara gue anak paling ganz paling oke pindah ke sekolah lo yang gua tahu belum ada cogan yang kayak gue.
Es lilin: iya lo kmn bas?
Anda: ada urusan
Titisan setan: bangke
AnehTaman
"Hai gue boleh duduk disini gak?""Eh Na kayak gak ada tempat lain aja. Ngapain sama nih si cupu."
"Mulut lo diam. Udah duduk disini buru. "
"Lo sehat kan Na? Atau, gak, lo depresot gegara udah lama gak dapat mangsa?"
"Gue tahu selera lo udah berubah jadi rendahan? Tapi Na mendingan Tio juga kali. Dikit."
"Hust gak baik ngomong kayak gitu. Gue tahu dia murid baru seangkatan kita lagi. Jadi kita harus bantuin dia cari teman. Misalnya, berteman sama kita ."
"Shttt. Kita? Gak salah denger kan gue?"
"Tumben lo."
"Udah diam napa, ih. Turutin apa yang gue bilang." Bisik-bisik.
"Hai nama lo siapa? Kita boleh kenalan kan? Nama gue Nia?"
"Basuki."
"Haha namanya kampungan banget untuk seusia dia gak cocok mpttt"
"Bisa gak kalian diam?!" Gertaknya
"Kenapa gak mau jabat tangan gue? Tangan gue bau ya?""Bukan gitu. Tangan kamu kan mulus gak cocok bersentuhan sama tangan aku yang kotor."
"Gak papa. Ayo salaman."
Mereka bersalaman.
"Mendingan Tio ataupun Odi juga kali." Bisik- bisik
Tapi keduanya masih bisa dengar."Gua sama Vallen duluan ya. Gua mual disini terus."
"Maafin temen gue ya. Mereka cuma bercanda kok."
_m"Huff andaikan dia bukan anak orang kaya terus orangnya ganteng gue juga gak mau bersikap manis kayak gini. Bukan gue banget."
__________________________________
Typo dimana-mana.
Tandain ya.
Maaf baru nongol lagi. Mafkan juga gak nyambung🤧
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilusi Gadis pemimpi
Teen FictionThalita Aurelia meidina, gadis manis nan cantik. Namun ia harus menanggung semua biaya hidupnya sendiri. Ia juga terpaksa tidak melanjutkan sekolahnya. Di usianya yang masih 17 tahun harus bejerja karena ia hidup sebatang kara. Masa-masa muda yang s...