BAB 1

11.9K 455 22
                                    

Halo semuanya apa kabar? Sebelum aku menuliskan cerita ini, sekali lagi ini hanya sebuah cerita untuk menghibur kalian di kala senggang, semua karakter yang ada di cerita ini hanyalah fiktif belaka... Jika ada ke samaan nama, tokoh, dan sebagainya mohon di maafkan...

Jangan lupa biasakan tinggalkan jejak Vote dan Komennya ya.... Makasih.... Happy Reading... ❤️❤️

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Hari itu, suasana perusahaan Demian Group sedang dalam keadaan kacau balau. Semua karyawan sedang melakukan aksi demo meminta hak mereka segera di bayarkan. Demian Group adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Property. Namun sayang setelah sepuluh tahun perusahaan itu kini mulai bangkrut setelah mengalami penurunan saham.

"Pa, ini kita harus bagaimana?" Seru salah seorang pria yang juga anak dari pemilik perusahaan.

Seorang pria yang lebih dewasa darinya sedikit bergumam. "Hmmmm, Demian... Mau tidak mau kau harus mengikuti apa kata papa dan mama."

Yah perusahaan itu di beri nama anaknya sendiri. Lalu Demian berbicara. "Apa itu pa? Apakah masalah perjodohan itu? Dengan anak teman papa dan mama itu?"

"Ya, anaknya pak Sudiro... Hanya dia satu-satunya orang yang bisa membantu kita." Sahut Pak Anggoro.

"Tapi pa, anaknya laki-laki... Bagaimana mungkin aku segila itu menikahi laki-laki juga?." sahut Demian.

"Tapi anaknya menyukaimu sejak masih kecil, hanya itu kesempatan kita buat bangkit lagi. Papa mohon Demian, hanya kau harapan papa satu-satunya." sahut Anggoro.

"Oke oke... Aku turuti semua kemauan papa..." sahut Demian.

Anggoro sedikit lega, Anggoro pun mengatur pertemuan antara Demian dan Anaknya pak Sudiro. Akhirnya pertemuan itu pun terjadi, Anak pak Anggoro yang bernama Reza pun sudah terlihat menunggu di sebuah Cafe yang di janjikan. Demian datang dan menghampiri. Reza berdiri dan tersenyum kearah Demian, tapi tak di hiraukan oleh Demian. Reza kemudian diam dan tak berbicara, pertemuan sangat absurd dan membosankan itu sangat tidak nyaman untuk Reza. Demian berbicara. "Dengar, aku hanya memenuhi permintaan ayahku saja untuk bertemu denganmu. Lebih baik kau segera pergi, karena pacarku akan datang."

Reza hanya tersenyum lalu pergi meninggalkan cafe itu. Demian hanya tercengang melihat tindakan Reza saat itu. "Ternyata penurut juga,"

Tidak lama kemudian pacar Demian datang, seorang wanita? Tidak tapi laki-laki juga, nyatanya Demian juga seorang lengan di potong. Memang terlihat jelas kalau Pacar Demian lebih modis di banding Reza. Reza hanya menunduk dan segera pergi dari sana, tapi tanpa sengaja ia menabrak seseorang.

Bruuuuk

"Aaaah, maaf... Sa-saya tidak melihat anda..." seru Reza meminta maaf berkali-kali dan membungkuk.

Pria yang di tabrak Reza tersenyum lalu berbicara. "Tidak apa-apa,"

Reza membungkuk lagi lalu pergi dari sana, orang yang di tabrak Reza hanya tersenyum manis saat melihat tingkah Reza. Lalu ia berbiara kepasa asistennya. "Cari tau siapa dia..."

"Baik tuan..." sahut asistentnya.

Asisten orang itu mengikuti kemana arah Reza pergi, ia terus mengikuti Reza hingga sampai kesebuah rumah yang sangat mewah dan megah. Sesampainya disana, asisten orang itu tadi mengirim lokasi. Pesan itu masuk ke ponsel pria yang terlihat sangat kaya dan sepertinya adalah seorang yang sangat berpengaruh. Tanpa sengaja Pria bernama Alexander itu mendengar percakapan Demian dan pacarnya.

"Bukankah kamu ada janji bertemu dengan anak cupu itu?" seru Joe.

"Ya, baru saja aku suruh pergi karena kamu mau datang. Melihat mukanya saja aku malas, kalau bukan karena ayahku menjodohkan aku dengannya, aku tidak akan mau." sahut Demian.

"Demi perusahaanmu, maka turuti saja apa kata ayahmu. Toh setelah kamu menikah dengannya, kita masih bisa bertemu." sahut Joe.

Demian mengangguk, entah kenapa Alex merasa sangat marah saat tau kalau orang yang tanpa sengaja menabraknya adalah calon milik orang lain. Karena mendengar ucapan mereka tadi, Alex langung pergi meninggalkan tempat itu, ia menelpon asistennya. "Roy, kembali kerumah dan dengarkan tugas dari ku."

"Baik tuan..." sahut Roy.

Orang bernama Roy itu pun segera datang menemui tuannya. Sesampainya di rumah, Roy menerima tugas dari Alex. "Pastikan dia tidak kenapa-kenapa..."

"Tapi tuan, bukankah dia akan menikah dengan orang lain?" sahut Roy.

"Feelingku tidak enak, keluarga Sudiro itu dulu pernah membantuku, paling tidak aku bisa menjaga anaknya. Selama aku bertuas, aku serahkan semua tentangnya padamu. Kau paham?" sahut Alex.

"Saya paham tuan..." sahut Roy.

Roy pun pergi meninggalkan rumah Alex menuju ketempat yang di bicarakan, ia tinggal di rumah yang hanya bersebrangan dengan rumah Sudiro, atau rumah Reza agar Roy dapat memantau apa aja yang terjadi disana. Malam hari pun tiba, Roy menyelinap dan memasang kamera pengintai di sekitar rumah Reza, lalu sampai di balkon kamar Reza. Pintunya tidak tertutup, Roy masuk dan memasang kamera pengintai di dalamnya, tapi Roy melepas kembali lalu pergi dari sana. Reza keluar dari kamar mandi, ia berdiri di balkonnya sambil menatap bintang di langit. Roy melihat ketulusan wajah anak yang polos itu. Merasa ada yang mengawasinya, Reza melihat kekiri dan ke kanan. Merasa tidak enak hati, akhirnya Reza pun masuk kedalam kamar dan tidur.

Roy kembali kerumahnya untuk melihat-lihat kamera yang baru saja ia pasang. "Anak sepolos ini akan di jodohkan dengan bajingan itu. Awas saja kalau kau melukainya,"

Pagi haripun tiba, keluarga Anggoro datang melamar Reza. Terlihat wajah Demian yang tidak senang dan terpaksa untuk tersenyum. Reza sangat senan, karena sejatinya Reza menyukai Demian sejak kecil. Bagaimana tidak, Demian pula yang mengatakan kalau Reza berhasil melukis wajahnya, maka ketika dewasa Demian akan mencintainya. Kata-kata itu yang selalu di ingat oleh Reza, kembali ke masa itu. Saat usia Reza masih 10 tahun, dan ibunya meninggal karena kecelakaan. Reza terlihat sedih dan murung, karena Anggoro adalah sahabat baik tuan Sudiro, ia pun menyuruh Demian untuk menghibur Reza saat itu.

Demian mengangguk dan masuk kedalam kamar Reza. Ia menghapus air mata Reza, dan mengajari Reza menggambar. Hampir setiap hari Demian datang kerumah Reza, saat itu Reza sedang melukis di kanvas. Demian berbicara. "Kalau kamu berhasil melukis wajahku, maka suatu saat nanti aku akan datang dan mencintaimu."

Reza yang mendengar ucapan itu langsung timbul rasa semangat dalam hatinya. Bertahun-tahun telah berlalu, Demian pun pergi meneruskan pendidikannya di London. Sementara Reza pergi ke Amerika dan kuliah di Harvard University mengambil jurusan bisnis, agar ia bisa meneruskan bisnis keluarganya. Namun saat ini ketika Reza kembali dari Amerika, sebenarnya ia tak sengaja bertemu dengan Demian di bandara. Tapi ia juga melihat Demian sedang bergandengan tangan dengan orang lain.

Tapi saat ini keluarganya tengah menjodohkannya dengan Demian, merasa menang karena berhasil memiliki Demian, tapi dalam hatinya meragukan kebahagiaan dalam rumah tangganya.








Bersambung....

Warning typo bertebaran....


Jangan lupa Vote dan Komen ya....








BL- BILA NANTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang