Reza masih di rawat di rumah sakit dan datanya semua di rahasiakan. Sementara itu dirumah Sudiro, semua sedang berkabung. Para pembantu yang merawat Reza dahulunya sangat sedih, terutama kepala pembantu yang sudah di anggap paman oleh Reza.
Nadia sang ibu tiri merasa gagal menjaga anaknya, ia bahkan sempat pingsan berkali-kali karena tau anaknya meninggal. "Mama gak sanggup kehilangan Reza pa,"
"Ssssttt... Mama tenangkan dirimu, ini sudah takdir yang maha kuasa." sahut Sudiro.
Sudiro berusaha sesedih mungkin dan pasrah, padahal dia tau kalau anaknya masih hidup. Sementara itu Demian juga pura-pura sedih, disana juga Ada Joe si jalang itu. Niat Demian ingin menguasai perusahaan milik Sudiro sebentar lagi akan terpenuhi, selanjutnya akan bagaimana? Entahlah, kemungkinan Demian akan menghabisi seluruh keluarga Reza.
Pemakaman itu berjalan sesuai rencana, sementara di rumah sakit Roy baru saja tiba. "Tuan, Pemakaman berjalan lancar,"
Reza mengangguk, lalu Alex berbicara. "Semuanya sudah di siap?"
"Semua data baru tuan Reza udah siap, tinggal berangkat." sahut Roy.
"Baiklah... Za... Besok pagi kita berangkat, kamu siap?" ujar Alex lembut.
"Aku selalu siap, terlebih kalau bersama tuan Alex." sahut Reza.
"Oke... Bila perlu pergi sekarang," sahut Alex.
"Dasar..." sahut Roy.
Alex kesal. "Apa?"
"Tidak ada..." sahut Roy sambil meringis.
Reza hanya tertawa kecil melihat kelakuan Reza dan Roy. Setelah mempersiapkan segalanya, merekapun akhirnya pulang kerumah Alex yang sangat besar dan megah. "Kamu istirhat dulu di kamarku ya, kita sekamar... Aku antar kamu."
"Mesti gitu satu kamar?" sahut Reza sedikit malu-malu.
"Biar aku bisa mantau kamu, jagain kamu, kalau kamu ada apa-apa." sahut Alex.. Modus koe pak pak.
Roy hanya cengengesan mendengar itu, Adam yang melihat langsung berbicara. "Ngapain kamu cengengesan begitu?"
"Modus tuan Alex itu gak nahan..." sahut Roy.
"Kamu juga satu kamar sama saya, biar saya bisa jagain kamu, kalau kamu kumat gilanya." sahut Adam.
"Apa? Heh, siapa yang gila?" seru Roy sambil berlarian mengejar Adam.
Reza dan Alex hanya tertawa melihat tingkah mereka. Reza kemudian terdiam dan melamun, ia melihat photo papa dan mamanya. Lalu Alex berbicara. "Ada apa?"
"Tuan, Bila Nanti aku berubah menjadi bukan diriku, apakah tuan akan tetap mencintaiku?" ujar Reza.
"Siapapun kamu, kamu tetaplah Reza yang aku kenal. Aku tetap mencintaimu apa adanya. Berubahlah meski menjadi orang lain, tapi hatimu jangan sesekali berubah. Tetaplah menjadi Reza yang baik," sahut Alex.
Reza tersenyum, lalu ia menatap kearah luar jendela. Alex mempersiapkan segalanya untuk keperluan Reza di kemudian hari. Kebetulan Alex mendapatkan tugas kerja keluar negeri, jadi ia membawa Reza sekalian pergi bersamanya...
Beberapa tahun kemudian...
Hiruk pikuk kota New York sangat terlihat jelas kesibukannya. Jajaran butik-butik ternama disana terlihat, bahkan berhadapan dan berjajar di samping kanan kiri, mereka tidak perduli persaingan atau apapun. Karena mereka percaya rejeki masing-masing. Lalu di sebuah studio photo dan sebuah majalah ternama seorang model papan atas sekaligus penyanyi terkenal sedang melakukan pemotretan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BL- BILA NANTI
Short StoryTENTANG PERJODOHAN, RUMAH TANGGA, PERSELINGKUHAN, DAN MASIH BANYAK LAGI.... MY NEW STORY BILA NANTI DONT COPY MY STORY IMAN SAPUTRA