BAB 4

3.8K 236 3
                                    

Dua minggu sudah beralalu, kini tiba saatnya hari pernikahan Reza dan Demian. Demian sedang berdiri di depan cermin, memandangi dirinya yang mengenakan jas putih guding. Terlihat pantulan wajah Sudiro dan Nadia. Reza menoleh dan memeluk keduanya.

Nadia kemudian berbicara. "Kamu tampan sekali nak, oh... Ayo turun kebawah Demian dan keluarganya sudah menunggu."

Reza mengangguk, mereka bertiga turun kebawah. Acara pernikahan sederhana itu pun berlangsung, kedua mempelai saling mengucapkan sumpah dan janji setia. Acara itu selesai, Demian langsung membawa pergi Reza untuk tinggal bersamanya di Appartement. Roy sang juru pengintaipun ikut pergi dan pindah dari rumah itu. Roy juga tinggal bersebelahan dengan Apprtement Demian. Sementara itu, Alex sedang pergi tugas keluar negeri, jadi ia tidak ikut mengintai Reza.

Demian dan Reza sampai di Appartement itu, sesampainya di Appartement Demian berbicara. "Kamarmu disebelah sana, jangan harap aku mau menidurimu."

"Tapi kan..." sahut Reza.

"Gak ada tapi-tapian... Kau pikir aku suka denganmu? Jangan harap," sahut Demian.

"Tapi, waktu dulu kau pernah..." sahut Reza.

"Apa? Itu hanya omongan anak kecil, aku hanya kasihan padamu." sahut Demian.

Reza hanya menghela napasnya, ia duduk di sofa. Lalu Demian berbicara lagi. "Masakan aku sesuatu, aku lapar."

Reza menuruti apa kata Demian, Reza pergi kedapur dan melihat isi kulkas memang sudah lengkap. Appartement itu sebenarnya di belikan oleh ayah Reza. Reza selesai masak, lalu memanggil Demian. "Sudah selesai, makanlah."

"Hmmm, jangan harap kau makan satu meja denganku. Buat selera makanku hilang saja," sahut Demian.

Reza kemudian mengambil makanan untuknya sendiri dan duduk di sofa, dan ia makan disana. Dari Appartement sebelah, Roy tengah memperhatikan cctv yang baru saja di pasangnya. Ia hanya menggelengkan kepalanya saat melihat perlakuan Demian kepada Reza. Lanjut ke Demian dan Reza lagi, setelah selesai makan Demian pergi meninggalkan Appartemen dan Reza sendirian disana.

"Kau mau kemana?" seru Reza.

"Bukan urusanmu, aku muak disini denganmu." sahut Demian.

Belum sempat bicara, Demian sudah pergi keluar. Reza kemudian pergi kedapur untuk membersihkan semuanya, ia membereskan meja dan mencuci semua peralatan makan. Setelah itu ia juga membersihkan kamar Demian dan merapihkannya. Selanjutnya ia pergi mandi dan berganti pakaian. Ia duduk dekat jendela dan memperhatikan bayangannya di cermin.

Terlihat matanya berkaca-kaca, ia melihat cincin yang melingkar di jari manisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terlihat matanya berkaca-kaca, ia melihat cincin yang melingkar di jari manisnya. Ia hanya tersenyum miris saat melihat cincin itu. Reza kemudian ke balkon dan menikmati semilir angin sepoi-sepoi, lalu ia mendengar ada suara.

"Pppsssst.... Hei..." sapa Roy dari balkon sebelah.

Reza memperhatikan kesana kemari, lalu menoleh ke kanannya, ia melihat seseorang meringis dan melambaikan tangan kearahnya. "Haaaaai..."

BL- BILA NANTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang