Ada kalanya aku membenci mendung. Karena mendung bisa menumpahkan hujan kapanpun dan dimanapun.
Seperti perasaan, disaat perasaan itu kelam, tetesan air mata bisa turun tanpa diminta.========================
🕊️🕊️🕊️
"APA-APAAN INI HAAH!!!." Suara lantang dan mengejutkan terdengar dari arah pintu kelas. Seketika semua siswa terdiam dan menoleh ke sumber suara.
"Gawat!!." Pekik Amanda kepada kedua temannya.
Bu Alvi berjalan masuk dengan menampakan wajah galaknya dan tangannya ia lipat di dadanya.
"APA YANG KALIAN SEMUA LAKUKAN HAH!!. APA -APAAN INI!!!." Teriak Bu Alvi menatap tajam ke semua murid.
"SIAPA YANG MULAI SEMUA INI?!!.,"
"JAWAB!!!."
Semua murid disana diam seketika saat Bu Alvi ada di sini.
Bu Alvi merupakan salah satu guru killer dan guru yang bertugas di bidang bimbingan konseling di SMA Cakrawala .
Kacamata, alisnya yang tebal, tahi lalat yang besar di bawah hidungnya dan sorot matanya yang tajam berhasil menundukan berbagai jenis murid disana.Semua murid tak ada menjawab. Semuanya seketika terdiam tak berani mengangkat suara begitu juga Amanda.
Bu Alvi lalu menatap ke arah Fanny
"Fanny jawab pertanyaan saya. Siapa yang memulai semua ini?."Fanny hanya bisa menunduk dan diam setelah ia mendapat pelototan dari Amanda yang mempertandakan bahwa mereka mengancamnya.
Bu Alvi sesekali menurunkan sedikit kacamatanya. Mengamati gerak gerik Fanny yang selalu menunduk, tangannya semakin bergetar dan sesekali gadis itu melirik Amanda dengan ketakutan.
Bu Alvi membenarkan kacamatanya kembali menatap seisi kelas
"Saya ulangi sekali lagi. Siapa yang memulai semuanya?!!."Sekali lagi tak ada yang menjawabnya.
"Dia yang mulai duluan Bu!!, nih cewek mencuri uang kas kelas kita!!." Dengan lantang Amanda mengangkat suara.
"Iya Bu ,Lagian dia tadi pagi tidak mau piket. Kita sudah menyuruhnya untuk piket karena hari ini jadwalnya. Inilah hukumannya bagi orang yang tidak tanggung jawab." tambah Rere.
"Dia juga hari ini yang duluan melempar sepatu di badan Amanda." tambah Shyla.
Ketiganya lalu saling pandang dan tersenyum miring.
Bu Alvi lalu menatap Fanny
"Apakah itu benar Fanny?."Fanny tetap terdiam reaksinya masih saja sama. Seolah mereka tak salah apapun, seolah mereka adalah korbannya
Bu Alvi lalu melirik Amanda
"Am__"Ucapan Bu Alvi terpotong saat tiba-tiba salah seorang murid mengangkat tangannya dengan menampakan wajah gelisah.
"Iya Lily?."
"Emmm.... Emm... S-saya mau ke toilet buk." ucap Lily dengan terbata-bata seolah ada yang di sembunyikan dari gadis itu.
"Silahkan."
Lily lalu dengan tergesa- gesa berjalan hendak keluar dari kelas.
Bu Alvi kembali menatap ke arah Amanda
"Amanda kamu___"Lily tiba-tiba saja memberhentikan langkahnya di ambang pintu, hal itu membuat ucapan Bu Alvi kembali terpotong.
Semua mata kembali mengarah ke arah Lily. Entah mengapa suasana bertambah tegang, Setegang silet.