Kau sungguh misterius, ingin rasanya aku mengenalmu lagi.
================================
Siapapun tolong aku_batin Fanny memohon.
Plek!!
Tiba-tiba saja sebuah benda cair sedikit kental berwarna putih kecoklatan terjatuh mengenai kepala Amanda.
"I-itu d-di kepala Lo nda....." Ucap Rere agak terkejut.
Amanda memberhentikan aksinya, saat merasakan benda itu berada di kepalanya.
Ia meraba kepalanya, lalu mencium apa yang ada di kepalanya ini.
"Nda..." Ucap Rere khawatir.
"Anjing!!." Umpat Amanda saat mengetahui apa yang ada di kepalanya ini.
Ia berdiri membuang puntung rokoknya asal.
Lalu menatap ke atas mencari makhluk yang dengan beraninya membuang kotorannya di kepalanya.Kilat amarah Amanda langsung menjadi saat melihat seekor burung merpati putih yang bertengger dengan santainya di kayu atap.
"Berani-beraninya Lo buang tai Lo di kepala gue ha, gue bunuh Lo." Amanda mengambil kayu
sangat- sangat tinggi untuk meraih burung itu.Dengan brutal gadis itu berusaha memukul burung tersebut namun selalu gagal karena kalah cepat dengan burung merpati itu.
Fanny yang melihatnya menatap terima kasih dengan burung merpati itu karena sudah menyelamatkannya.
"Bangke Lo ya!!." Umpat Amanda karena merasa dipermainkan dengan seekor burung.
"Siapa disana?." Tiba-tiba saja semuanya dikejutkan dengan suara misterius entah datangnya dari mana.
Amanda, Rere, dan Shyla tampak saling pandang ."Eh ada orang. Cabut!." Ucap Amanda lalu membuang kayu yang ia bawa di sembarang tempat.
Fanny berusaha untuk melepaskan ikat tali di pergelangan tangannya. Ia benar-benar takut dan ingin segera pergi dari sini.
"Apa kau butuh bantuan?."
Usaha Fanny terhenti saat mendengar suara berat itu lagi. Dengan gusar gadis itu menoleh Melihat seorang laki-laki tampan memakai kemeja putih tampak besar di badannya tengah berjalan mendekat kearahnya.
Fanny dibuat takut ia menyeret dirinya sendiri yang terkapar untuk memundurkan badannya."Hey, kau jangan takut padaku. Apakah aku terlihat menyeramkan bagimu?." Ucap Laki-laki itu semakin mendekat.
Setelah badan Fanny membentur tembok, ia tak bisa apa-apa ia memejamkan matanya terus berdoa saat laki-laki itu semakin dekat dengannya.
"Jangan..."
Setelah lama Fanny menutup matanya ,ia kembali membukanya perlahan saat tidak merasakan pergerakan laki-laki itu.
Ia menatap sekelilingnya, ia bernafas lega saat tak ada siapapun disini.
Apakah semua baik-baik saja?
"Tentu saja."
Jantung Fanny ingin copot saat itu juga saat laki-laki itu tiba-tiba saja ada di depannya dengan tersenyum manisnya.
Fanny dapat mengakui senyumannya memang sangat manis. Tapi, jika dia orang jahat bagaimana?."K-kau.." ucap Fanny gemetaran .
"Kenapa kau takut seperti itu?. Aku bukanlah orang jahat. Kita pernah bertemu sebelumnya." Laki-laki itu berdiri dan duduk di kursi yang di duduki oleh Amanda tadi.
Fanny terdiam, ia tak bisa langsung mempercayai laki-laki ini. Bahkan ia baru saja menemuinya.
"Apa buktinya kalau kau baik." Tanya Fanny meyakinkan."Lihatlah, ikatan di tanganmu terlepas."
Fanny baru menyadari memang, ikatan tali di tangannya lepas. Bagaimana bisa? Apakah pria ini yang melepaskannya?.
" Yaa... Bisa dibilang begitu. " Ucap Laki-laki itu secara tiba-tiba membuat Fanny dibuat terkejut.
Padahal daritadi laki-laki itu tak menyentuhnya sedikitpun bagaimana bisa dia melepaskan tali ini?.
Apakah laki-laki laki ini seorang penyihir?."Tidak, aku tidaklah seorang penyihir. Percayalah."
Sungguh!. Fanny dibuat gila saat itu.
Dia benar-benar penyihir!.AAAAAAAAAA!!!!
Ia menjerit ketakutan. Lalu berlari terbirit-birit keluar dan sempat terbentur pohon yang ada di depan gedung tua itu.
🕊️🕊️🕊️
Allo guys...
Kembali lagi di Ugly Girl.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya💜.
Fanyncia Putri Andara
Exiel Anuraga Hitto
Elister Braze
Amanda Guista
Shyla Ananta beby
Renita Leonita (Rere)
Ghina Andara
Arya Andara
Fano putra Andara
Junalga Andara
Diandra Jenny Andara
Alena syaquella
Milan FebrianOh ya, ini ada tokoh-tokoh baru juga ya.
Oh ya, aku juga meminta koreksi dari kalian jika ada penggunaan kata, bahasa, ataupun typo disini.
Karena koreksi dari kalian sangat penting sekali untuk aku.
Salam, author
Hanik Sukma ayu