CHAPTER [4]

9 1 0
                                    

Assalamu'alaikum hii!!

-hppy reading-

-Rapuh-

~By Anisa Rizki~

Seminggu berlalu, Aznila semakin betah tinggal di pesantren Ar-Rahman.

Dimana, ia bisa bahagia tanpa harus mengalami penderitaan seperti dulu, hanya saja, disini ia harus banyak menghafal ayat-ayat Al-Qur'an. Sungguh, itu jauh lebih baik daripada ia harus menerima perlakuan buruk Aiza kepada nya.

Fadhila yang menjadi teman satu-satu nya di pesantren ini, Ia semakin dekat dengan Fadhila, dan semakin akrab, sifat Aznila yang memang sudah menghilang sejak kepergian orang tua nya kini kembali lagi saat bersama dengan Fadhila.

“Nil, Ajarin aku itu dong main basket, kamu kan jago banget woyy... Kemarin kan kamu sempet main basket dan rata-rata pada kalah sama kamu Nil”

“Iya deh, Ayuk sekarang nih?”

“Yuk! Oke”

Mereka berjalan bersama menuju lapangan yang berada di depan asrama mereka, lapangan tersebut sangat unik menurut Aznila.

Karena lapangan nya berbentuk [+], sangat unik sekali. Itu di sebabkan oleh dua ekstrakurikuler yang memang sangat di gemari, yaitu basket dan juga sepak bola.

Kenapa berbentuk [+]? Karena lebih simpel, jadi tidak perlu membuat lapangan lain untuk salah satu eskul tersebut, karena ini bisa menghemat tanah.

Untuk selatan ke Utara untuk lapangan sepak bola, dan dari timur ke barat untuk lapangan basket.

Ada lagi lapangan mini yang memang khusus untuk eskul panah, lapangan ini berada di belakang asrama putri.

“Eh, bola nya Nil?”

“Ya pinjem dulu lah Fa”

“Yauda, ke itu dulu berarti. Mana dah? Itu, ruang koprasi buat minjem bola nya”

“Iya, gitu aja ribet banget sih Fa” Fadhila terkekeh pelan.

Mereka berjalan menuju koprasi yang berada di lantai satu asrama mereka.

Saat sudah berada di depan pintu koprasi tersebut, Aznila mengetuk tiga kali pintu ruangan.

“Assalamual'aikum”

“Waalaikumsalam”

“Afwan kak, ana mau minjam bola basket, karena mau main sebentar boleh” bukan Aznila yang berbicara, melainkan Fadhila.

“Tagadhdholy Fadhila, ana ambilkan dulu ya?”

“Na'am kak”

Pengurus koperasi tersebut masuk untuk mengambil bola basket yang akan mereka gunakan.

“Ini”

“Jazakillah Khaira kak”

“Afwan”

“Ana permisi kak, Assalamualaikum”

RapuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang