CHAPTER [6]

17 1 0
                                    

Assalamualaikum Hii!!

-hppy reading-

Aznila menatap sendu langit berwarna biru tua itu, yang di hiasi bintang-bintang yang berkelap-kelip menambah keindahan langit malam.

Hembusan angin malam yang sejuk menambah kenyamanan untuk Aznila, ia tengah duduk di balik jendela asrama nya, Aznila duduk di kursi meja belajar nya.

Ia sangat bosan karena tidak bisa melakukan apapun, ia tidak bisa melakukan apa yang santri lain lakukan, dari tadi Aznila hanya murojaah saja. Tentu itu membuat Fadhila bertanya-tanya, Namun sebisa mungkin Aznila menyembunyikan apa yang terjadi pada Fadhila.

“Nil, kamu itu dari tadi di kamar mulu, Ayuk keluar.. cari udara segar yuk?”

“Boleh jalan-jalan keluar pesantren gak si?”

Fadhila melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 07:45 yang mana artinya santri boleh keluar namun hanya di beri waktu lima belas menit saja.

“Boleh, paling di kasih waktu lima belas menit Nil”

“Serius?! Yauda ayuk, nanti aku yang pinjem motor punya Gus Rayan”

“Emang nya boleh?”

“Gaktau sih Fa, semoga aja boleh”

“Yaudah yuk coba dulu”

Aznila dan Fadhila beranjak pergi menuju ndalem, meminta izin untuk berkeliling sebentar mencari udara segar di malam hari.

Mereka berpegang tangan hingga sampai di depan pintu ndalem, Fadhila mengetuk nya lalu mengucapkan salam.

Keluarlah Gus Rayan dengan balutan baju Koko serta sarung, Fadhila menunduk tapi tidak dengan Aznila.

Ia tidak menatap Rayan dan juga tidak menunduk, ia hanya mengalihkan pandangannya ke lain arah.

“Waalaikumsalam, ada apa Dhila?”

“Afwan Gus ganggu, ana sama Aznila mau izin keluar sebentar boleh? Kami mau cari udara segar di luar”

Rayan melihat jam tangan nya, “Lima belas menit waktunya..”

“Syukron Gus”

“Maaf Gus, ana boleh pinjem motor gak? Kita mau sekalian beli sesuatu, memang agak jauh dan harus pakai kendaraan”

“Saya ada motor ninja, anti bisa?”

“Insya Allah Gus bisa, saya bisa motor ninja”

Fadhila terkejut, ia menatap penuh kearah Aznila.

“Anti yakin?”

Aznila mengangguk, “Iya Gus, jadi boleh atau tidak?”

“Nih kunci nya, hati-hati.. sedikit berat”

“Terimakasih Gus, kami permisi dulu ya?”

“Assalamualaikum” Timpal Fadhila.

“Waalaikumsalam” Jawab Rayan.

Aznila mengendarai motor Rayan yang terparkir di pekarangan ndalem.

RapuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang