Part 14

884 83 4
                                    

Happy reading 😘😘😀








Di kediaman keluarga Kim




.
Gemericik air keran terdengar memenuhi area dapur . Dua pasang tangan sibuk membersihkan cucian piring dan alat makan sisa makan malam bersama tadi.

Kedua pasang tangan itu milik ibunya mingyu dengan sang menantu yang tidak lain istri Kim mingyu , Kim seungcheol.

Suasana antara keduanya tidaklah canggung seperti kebanyakan menantu dan mertua pada umumnya. Melainkan mereka sangat akrab seperti ibu dan anak .

“Apa Mingyu memperlakukan mu dengan baik, dek?” Adek panggilan kesayangan mama Mingyu untuk seungcheol.

“Iya , mah.” Hanya kata iya dan senyum diwajahnya yang dapat seungcheol lakukan untuk menjaga nama baik suaminya.

“syukurlah kalau begitu, mama sangat khawatir kalau Mingyu menyakiti mu.” Mama Mingyu menggenggam tangan menantunya yang masih menggunakan sarung tangan karet.



Di ruang tamu

Ayah Kim menyesap sedikit teh hangat yang dibuatkan menantu manisnya itu. Ia menaruh kembali cangkir yang dipegangnya ke atas meja .

Ayah Kim menatap putra semata wayangnya dengan raut wajah penasaran.

“gyu , kau tidak lupakan.kalau ayah menginginkan cucu segera.”

“iya. Aku tidak lupa.” Mulai lagi si ayah mengingat kan perjanjian yang mereka buat.

“Terus , kapan ayah mendengar kabar bahagia itu ?”

“yah . Aku dan seungcheol baru saja menikah mana bisa dia langsung hamil begitu saja.”

“3 bulan itu sudah cukup lama ,Gyu. Ibumu saja bisa hamil kau saat 1 bulan pernikahan kami.” Mingyu menghela nafas pelan.

“Tapi ...yah . Masing-masing orang pasti tidak sama. Ayah tidak bisa memaksa , hamil juga perlu proses.”

“ayah tidak mau tau. Seungcheol harus segera hamil atau kau ayah coret dari calon pewaris perusahaan ayah.”

“atau kau yang tidak pernah menyentuh istrimu makanya seungcheol tak kunjung hamil.” Tebakan ayah tepat sasaran.

Mingyu tak kunjung bersuara membuat ayah membenarkan persepsi nya sendiri.

“kenapa diam? Ayah benar kan? Ya Tuhan Gyu?! Seungcheol itu istrimu kenapa kau...huh?!” ayah lelah menasehati anak keras kepalanya itu. Ayah beranjak pergi meninggalkan sang anak seorang diri.

Mamanya Mingyu duduk disebelah kanan putranya , disusul seungcheol duduk di sofa single di samping kiri suaminya.

“ayah mana?” tanya sang ibu

“Ke kamar ,mungkin.”

“ada apa dengan wajahmu? Ada yang tidak beres?"

“Tidak ada , hanya sedikit lelah” Alasannya.

“mama ingin bertanya dengan Cheoli , mungkin ini tentang privasi kalian. Apa tak apa dek?.”

“boleh, mama ingin bertanya apa emang nya?” perasaan seungcheol mulai tidak nyaman.

“apa adek akhir-akhir ini tidak merasakan gak enak badan seperti muntah , sakit kepala ,gitu?” seungcheol yang langsung paham pertanyaan ini mengarah kemana , ia langsung melihat ke arah Mingyu yang menatap nya tajam.

“maksud mama morning sick ?” seungcheol berusaha tenang , ia benar takut melihat Mingyu.

“Yap , cheoli pintar . Jadi gimana apa adek merasa ada tanda-tanda kehamilan?”

“maaf, mah. Cheoli belum hamil , sekarang saja cheoli masih datang bulan.” Seungcheol bisa melihat kesedihan dimata mertuanya itu.

“Mah jangan sedih dong, Mingyu dan seungcheol akan berusaha ngasih mama dan ayah cucu kok, yakan sayang?”

“huh? Ah iya mas.” Sadar Cheol suami mu itu akting – seungcheol mengingatkan dirinya sendiri.

“tuh mah dengarkan , apa yang Cheol bilang . Kami sedang berusaha jadi mama jangan khawatir dan doakan saja semoga istri ku yang manis ini segera hamil.” Dengan lancangnya tangan Mingyu mengusap perut datar seungcheol. Seungcheol hanya dapat tersenyum kikuk.



Dikediaman Kim mingyu


Selepas pulang dari kediaman orangtuanya Mingyu. Seungcheol dan Mingyu kembali pulang ke rumah mereka.

Seungcheol kembali dari dapur sambil membawa segelas kopi yang suaminya pesan dibuatkan.
Ia menaruh gelas tersebut diatas meja di ruang tamu. Mingyu sedang menonton acara tv entah apa judul nya ia tidak tau. Ia menyalakan tv agar suasana rumah mereka tidak sunyi.

“Di minum kopinya , mas.” Seungcheol mendorong pelan gelas itu mendekati Mingyu.

Setelah memenuhi permintaan sang suami seungcheol berniat pergi meninggalkan suaminya yang sedang sibuk dengan acara tvnya itu.

“duduk sebentar Cheol, ada yang perlu kita bicarakan.” Seungcheol mendapatkan perintah Mingyu segera duduk disofa tidak jauh dari sang suami.

“mau bicara apa ?”

“Aku tidak akan berbasa basi, aku ingin kita punya anak .”

“huh?”

“Mas , bilang apa? Anak?”

“Iya , a.n.a.k. seorang bayi. aku ingin kau mengandung anakku.cheol.”

“a-aku... aku tidak bisa.maaf.” seungcheol beranjak pergi keluar rumah entah kemana tujuannya.

“Kau mau pergi kemana? Ini sudah malam Cheol.” Mingyu menarik seungcheol kedalam rumah kembali.

“aku perlu mencari angin , sebentar saja . Lepaskan tanganku mas.”

“angin malam tidak baik untuk tubuhmu, cheol.”

“kau tidak perlu mengkhawatirkan ku. Aku tau kesehatan tubuhku sendiri.”

“dan juga mas , sebaiknya kau tarik kembali kata-kata mu yang menginginkan anak dari ku.” ‘karena aku takut mengandung dan aku takut kau hanya memanfaatkan tubuhku’ lanjutnya dalam hati.

“Aku tidak akan menarik kata-kataku , akan ku beri kau waktu untuk menyiapkan diri untuk melakukan nya denganku.”

"terserah , sampai kapan pun aku tidak mau hamil .titik." seungcheol langsung keluar rumah tanpa peduli teriakan Mingyu memanggil namanya.

" Ya! Seungcheol! Kim seungcheol ! Kau mau melawan perintah suami mu?!"

"Argh!! Awas aja kau Cheol saat pulang nanti akan kuberikan hukuman." Mingyu tersenyum licik membayangkan hukuman yang pantas di terima istri manisnya itu.

Mingyu keras kepala yang menginginkan segala yang dia ingin harus terpenuhi.

Sedangkan seungcheol orang yang penurut yang teguh pendirian berusaha keras membuat pertahanan agar tidak goyah dengan keinginan suaminya.




TBC

see you guys


✨ Serendipity✨|| Gyucheol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang