When I see U (2)

1 0 0
                                    

Pukul 20.00 WIB

Di kamarnya, Rio tengah termenung memandangi sapu tangan milik gadis sore tadi yg kini telah dicuci bersih olehnya.

Entah kenapa.. setelah bertemu dengan gadis itu, hati Rio menjadi tidak tenang. Raut wajah manis dan suaranya yg lembut tak hentinya terus terngiang-ngiang dalam pikirannya.

Apa ini, yg namanya love at first sight, ya?

"Coba.. tadi gw lagi nggak buru-buru pergi, mungkin aja masih bisa ngejar gadis itu."

"Gw yakin, kita pasti akan ketemu lagi.." gumam Rio sembari mencium sapu tangan yg begiti erat digenggamannya.

***

Keesokan harinya, sepulang sekolah. Ririn nampak begitu lelah hingga akhirnya tertidur pulas. Nampaknya ia melupakan sesuatu, bahwa dihari itu ada jadwal les matematika pada jam 3 sore.

Mengingat bahwa waktu telah menunjukan pukul 14.55 PM, Bundanya Ririn segera membangunkan anak gadisnya itu.

"duhh bunda.. Ririn masih ngantuk nihh.." gumam Ririn dengan suara parau dan mata yg masih tertutup.

"Sayang.. bukannya kamu ada jadwal les? Tuh Lintarnya udah datang." ujar sang bunda sembari membangunkan anak gadisnya yg mendadak jadi malas seperti itu.

Ririn membuka mata perlahan, setelah beberapa saat dan nyawanya sudah terkumpul, kemudian ia berseru panik.

"Ya ampun! Bunda. Ririn bisa telat masuk nih!"

Ririn beranjak cepat dari tempat tidurnya lalu berlari menuju kamar mandi.

"ck..ck.. anak gadis bunda ini.." gumam sang bunda sambil geleng-geleng kepala.

Sementara di ruang tamu, Lintar terlihat resah menunggu Ririn. Ia terus saja melirik jam tangannya.

***

"Ayo dong lin, cepetan! Kita udah telat nih!" seru Ririn sembari turun dari motornya Lintar. Karena tak sabar, Ririn mendahului Lintar menuju kelas. Namun kemudian, ia kembali lagi ke tempat parkir.

Lintar yg tengah mengunci ganda motornya bertanya heran.

"Kok balik lagi?"

"Nih helmnya, hehe masa aku harus pake ini ke kelas sihh.." ujar Ririn sembari memberikan helmnya pada Lintar.

Sedangkan Lintar hanya geleng kepala dan tertawa dengan kelakuan sahabatnya itu.

"Ayoo Lin, jangan ketawa terus ah. Kita udah telat tau!"

Mereka berdua berlari menuju ruang les gedung itu. Yg pertama masuk adalah Lintar, ia mengetuk pintu ruang les sembari mengucap salam dan menyapa gurunya.

"Siang menjelas sore Bu Vina.. maafkan saya datang terlambat."

Bu Vina melirik jam dan menghela nafas sesaat lalu bertanya. "Mana satu lagi?"

Kemudian Ririn muncul dengan nafas terengah-engah dan memberi salam pula.

Sekali itu, terlihat Bu Vina mengelus dada. Bukan karena apa, Ririn dan Lintar ini sering sekali telat masuk.

Namun meskipun sering terlambat, keduanya adalah murid terpandai sekaligus anak-anak yg sangat dibanggakan Bu Vina karena prestasinya.

Karena Ririn dan Lintar selalu "jam karet" Maka hari itu mereka berdua diberi hukuman mengerjakan soal yg sudah Bu Vina tulis di papan.

"Siapa yg selesai duluan dan cara pengerjaannya benar, boleh duduk duluan." ucap Bu Vina pada Ririn dan Lintar yg sudah siap dengan spidol ditangannya masing-masing.

Sementara menunggu dua muridnya yg masih mengerjakan soal, Bu Vina beralih pada peserta-peserta les yg lain dan mulai menjelaskan mengenai rumus baru.

"Rin, kita taruhan yuk?! Siapa yg selesai duluan dan jawabannya benar, harus ditraktir sama yg kalah. Berani gak?" tantang Lintar dengan suara berbisik.

"Ayo. Siapa takut.." kata Ririn dengan berbisik pula.

Dan mulailah keduanya sibuk mengisi soal.

***

Rio memandangi dua anak cewek dan cowok yg terlambat datang tersebut. Melihat si cewek, Rio sedikit terkejut dan langsung teringat pada gadis yg tempo hari menabraknya di taman.

Rio tak menyangka bisa bertemu kembali dengan gadis yg sudah mengusik pikirannya itu. Ia begitu senang dan mengucap banyak-banyak terimakasih pada Tuhan karena sudah mengabulkan doanya.

Mungkinkah ini kebetulan? Atau memang takdir?

Si gadis selesai terlebih dahulu dalam mengerjakan soal. Lalu Bu Vina, mempersilahkan dia untuk duduk.

Rio melihat gadis itu duduk disudut bangku barisan depan. Jauh dari tempat dimana Rio duduk. Tetapi ia masih bisa memperhatikan gerak gerik gadis itu yg dengan cerdas dan cakapnya menjawab pertanyaan-pertanyaan yg diberikan Bu Vina.

"She's so perfect!" gumam Rio kagum ketika mengetahui gadis yg disukainya tersebut tenyata murid yg pandai.

***

annyeong yeorobun👋

Senengnya author, finally bisa up 2 chapter😢 huhuhu..

curi-curi waktu soalnya sambil bantuin mamah buat persiapan lebaran geeyyss..

Ohh iya, gimana puasanya?

Lancar, jaya kan?😉

Disela-sela kesibukan menyambut lebaran, author pastiin bisa up beberapa chapt lagi:")

Mau tau kelanjutan kisah Rio setelah bertemu Ririn?
Baca terus dan jangan bosen nungguin yha!

Salam author

R. Purnama❤

First Love at First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang